71
4.6.3 Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel
independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel indepanden yang terpilih dan tidak dijelaskan variabel independen lainnya. nilai yang dipakai
untuk tolerance 0,1, dan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.16 Uji Mutikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF 1 Constant
2.565 1.316
1.950 .054
Tingkat_Pendidik an
.413 .076
.476 5.405 .000
.234 4.270 Sesialisasi_Keja
.408 .080
.449 5.100 .000
.234 4.270 a. Dependent Variable: Produktivitas_Kerja
Sumber : Hasil penelitian, 2015 data diolah
Berdasarka Tabel 4.16 dapat terlihat bahwa data variabel terkena multikolinieritas karena nilai VIF 5, dan nilai tolerance 0,1 sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi produktivitas kerja berdasarkan masukan dari variabel tingkat pendidikan dan spesialisasi kerja.
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Tingkat Pendidikan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja. Hal ini
72
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,413 dan nilai t
hitung
5,405 yang lebih besar dari nilai t
tabel
1,982 dengan tingkat signifikansi 0,000. Artinya jika tingkat pendidikan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka
produktivitas kerja juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,413. Penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan pada PT.Langkat Nusantara Kepong. Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa variabel tingkat
pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, sedangkan variabel spesialisasi kerja juga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. PT. Langkat Nusantara Kepong LNK telah lebih selektif dalam perekrutan
karyawannya, hal ini dapat dilihat dari penyeleksian yang dilakukan lebih slektif dengan prekrutan berdasarkan tingkat pendidikan dan di tempatkan berdasarkan
kriteria dan kemampuan karyawannya. Tingkat Pendidikan merupakan faktor-faktor pendorong karyawan dalam
melakukan tindakan produktif untuk perusahaan. Dengan pendidikan yang dimiliki karyawan baik pendidikan formal, informal, dan nonformal serta
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan dapat menerapkannya dalam perusahaan scara profesional sehingga dapat memberikan kinerja yang
optimal bagi perusahaan. Tingkat pendidikan juga mempunyai fungsi sebagai penggerak sekaligus pemacu terhadap potensi kemampuan sumber daya manusia
73
dalam meningkatkan prestasi kerjanya yang dapat dipupuk melalui program pendidikan, pengembangan dan pelatihan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti 2001:32 bahwa melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu,
mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari.
4.7.2 Pengaruh Spesialisasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja