21 dalam pencatatan dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Keuangan Negara.
2.1.4 Anggaran Basis Kas
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
NegaraDaerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum NegaraDaerah atau entitas
pelaporan. Dalam penyajian laporan realisasi anggaran berbasis kas
terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi: 1. Pendapatan –LRA.
2. Belanja. 3. Transfer.
4. SurplusDefisit. 5. Pembiayaan.
6. Sisa LebihKurang Pembiayaan Anggaran. Laporan realisasi anggaran berbasis kas yang selanjutnya
disebut dengan LRA merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola, serta
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan yang terdiri atas unsur pendapatan dan belanja.
Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat atau daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap
22 anggaran APBN atau APBD. APBN Anggaran Pendapatan Belanja
Negara merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPRD. Sedangkan APBD Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD. Laporan realisasi anggaran menggambarkan
perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
2.1.5 Anggaran Basis Akrual Accrual-based budgeting
Halim dalam Akhyaruddin, 2013 anggaran berbasis akrual berarti mengakui dan mencatat anggaran dan realisasi pendapatan, belanja,
dan pembiayaan pada saat kejadian, atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah atau daerah, tanpa memperhatikan pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar. Menurut OECD-PUMASBO, 2002 dalam Mulyana, 2009
penganggaran akrual, mencakup perencanaan basis akrual. Dalam hal ini penganggaran akrual menggabungkan penganggaran basis kas dengan
transaksi non-kas termasuk aset, kewajiban, dan ekuitas. Sebagai contoh, anggaran akrual akan mencakup anggaran biaya, item-item non-kas seperti
depresiasi dan pengelolaan dana pensiun. Hal ini memungkinkan anggaran akrual menyediakan informasi terkait implikasi pemanfaatan sumber daya
atas aktivitas pemerintah yang sudah ditetapkan. Peruntukan anggaran untuk pemerintahDPR juga dapat dikalkulasi dengan menggunakan basis
akrual untuk membayar biaya total full cost operasi pemerintah tidak
23 tergantung pada saat kapan pengeluarannya terjadi. Sebaliknya, hal ini
akan menimbulkan isu kompleksitas akuntansi dan manajemen kas yang harus diselesaikan sebelum basis akrual diimplementasikan Irawan, 2013
Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang- undang Nomor 1 Tahun 2004 telah mengisyaratkan penggunaan anggaran
berbasis akrual. Hal tersebut tercermin dalam pasal 3 ayat 5 dan 6. UU Nomor 17 tahun 2003 yang menyatakan, “Semua penerimaan yang
menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negaradaerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN
APBD.” Sementara itu, pasal 12 dan 13 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 2004 menyatakan “APBNAPBD dalam satu tahun anggaran meliputi: hak
pemerintah pusatdaerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, kewajiban pemerintah pusatdaerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih, penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Menurut Halim dalam Akhyaruddin, 2013, dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 juga belum diatur tentang anggaran berbasis akrual, sehingga dapat dikatakan bahwa SAP tersebut bukan
merupakan SAP Akrual penuh melainkan SAP berbasis akrual modifikasi. Di lain pihak PP 71 Tahun 2010 dalam kerangka konseptualnya
menyatakan bahwa jika suatu saat anggaran disusun dengan basis akrual, maka Laporan Realisasi Anggaran LRA juga harus disusun dengan basis
24 akrual PP 71 tahun 2010 Kerangka Konseptual paragraph 44. Namun,
menurut Halim dan Kusufi, faktanya sebagian besar praktik yang berlaku dalam penganggaran dan pelaporan pelaksanaan anggaran di Indonesia
adalah berbasis kas dalam Ardianto, 2013. Atribut utama accrual-based budgeting dan accounting adalah
penyajian informasi yang memadukan beban pada periode munculnya beban incurred, sesungguhnya dipicu oleh fenomena pengakuan
perolehan dan pencatatan aset berasal dari hutang Hoesada, 2010. Anggaran akrual memecahkan hambatan tradisi lama teknologi apropriasi
dalam cash based budgeting, yaitu persetujuan alokasi anggaran oleh DPR untuk pengeluaran kas untuk suatu periode anggaran kecuali modal lintas
tahun anggaran atau semacamnya. Apabila anggaran kas adalah input based budgeting, maka anggaran akrual adalah input-output based
budgeting pada sistem kepemerintahan berorientasi hasil result-oriented government.
Beberapa negara mengadopsi sistem anggaran akrual dan akuntansi akrual karena sistem berorientasi hasil yang lebih baik result
oriented, lebih transparan dan akuntabel, manajemen diminta berfokus pada biaya atau beban cost ketimbang hanya berfokus pada pengeluaran
ekspenditure dengan pemahaman lebih mendalam akan konsep penghasilanpendapatansurplus income, beban expenses dan posisi
keuangan neraca Hoesada, 2010.
25 Maka basis akrual anggaran dan akuntansi membawa berbagai
kebaikan publik seperti peningkatan transparansi biaya, gambaran biaya paripurna full cost picture atas suatu program, valuasi aset sektor publik,
meningkatkan akuntabilitas dimata lembaga oversight Hoesada, 2010. Jika nantinya digunakan anggaran berbasis akrual maka
implikasinya terhadap penandingannya adalah dengan pelaporan akuntansi akrual pula. Pada saat itu sesungguhnya analog dengan melaporkan
laporan operasional berbasis akrual ditandingkan dengan realisasinya yang juga berbasis akrual sehingga dihasilkan anggaran selisih
lebihkurang dari operasi. Akibatnya adalah terdapat anggaran posisi keuangan yang juga menampung anggaran selisih lebihkurang pada sisi
ekuitasnya. Pada dasarnya terdapat tarik menarik antara perlunya menyusun anggaran yang kompleks namun memberi manfaat yang
optimal atau anggaran yang sederhana namun terbatas dalam memberikan manfaat.
2.1.6 Perbedaan Anggaran Basis Kas dengan Anggaran Basis