Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Perubahan Variabel Struktur Modal yang terdiri
dari Debt to Asset Ratio, Long Term Debt to Asset Ratio, dan Equity to Asset Ratio berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada sektor industri manufaktur di
Bursa Efek Indonesia?”
C. Kerangka Konseptual
Perusahaan manufaktur mempunyai penataan struktur modal yang kompleks. Hal ini yang menuntut manajer keuangan perlu berperan lebih aktif lagi dalam
menentukan struktur modal yang optimal terutama bagi perusahaan manufaktur. Dalam penelitian ini struktur modal diwakili oleh Debt to Asset Ratio, Long Term
Debt to Asset Ratio, dan Equity to Asset Ratio.
Struktur modal perusahaan merupakan pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang. Pemilihan struktur modal merupakan masalah yang menyangkut pendanaan
yang digunakan perusahaan, yang pada akhirnya penentuan berapa banyak utang financial laverage yang akan digunakan perusahaan untuk mendanai aktivanya.
Universitas Sumatera Utara
Laverage keuangan merupakan tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap utang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal perusahaan
Brigham dan Houston, 2006: 17. Apabila hasil pengembalian atas aktiva lebih besar daripada biaya utang, laverage tersebut menguntungkan dan hasil pengembalian atas
modal dengan menggunakan laverage ini juga akan meningkat. Bila hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil dari pada biaya hutang, maka laverage akan
mengurangi hasil pengembalian atas modal. Pendapat di atas dapat dipahami bahwa laverage dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham. Nilai saham biasa suatu perusahaan tergantung kepada tingkat kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan yang selanjutnya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Hal ini menggambarkan berapa besar kemampuan perusahaan
membagikan laba yang diperolehnya kepada pemegang saham. Tingkat keuntungan tersebut dapat menggambarkan nilai dividen yang akan dibagikan dan hal ini dapat
meminimumkan biaya modal, karena tingkat dividen yang dibagikan selalu lebih rendah dari bunga Bank.
Debt to Asset Ratio DAR menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi DAR maka semakin rendah kemampuan
perusahaan untuk membayarkan semua kewajibannya dan semakin rendah pula pembayaran dividen akibat pembayaran bunga yang tinggi. Perusahaan yang
memiliki DAR yang tinggi cenderung menaikkan risiko keuangan yang tinggi bagi para pemegang saham biasa.
Universitas Sumatera Utara
Long Term Debt to Asset Ratio LDAR menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang jangka panjang. Equity to Asset Ratio EAR
menunjukkan persentase aktiva yang pendanaannya berasal dari pemegang saham. Harga saham menunjukkan gambaran dari kekayaan pemegang saham yang
mencerminkan nilai perusahaan. Brealy dan Myres, 2006: 166. Gambar 1.1 merupakan kerangka konseptual yang menegaskan bahwa
semakin tinggi proporsi penggunaan hutang dalam struktur modal, yang ditunjukkan oleh besarnya Debt to Asset Ratio DAR, Long Term Debt to Asset Ratio LDAR,
maka semakin meningkat pula harga saham perusahaan. Semakin tinggi penggunaan modal sendiri equity dalam struktur modal, maka semakin menurun pula harga
saham perusahaan. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka model kerangka konseptual dapat digambarkan pada gambar 1.1.
Sumber: Brigham dan Houston 2006, Sartono 2003
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis