Kerangka Pemikiran Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
10
masih diperlukan lagi ijtihad para fuqaha terhadap beberapa masalah yang perlu pemecahan untuk memperoleh ketentuan hukum, misalnya:
“bagi orang yang sudah ingin kawin dan takut akan berbuat zina kalau tidak kawin, maka
wajib ia mendahulukan kawin daripada menunaikan ibadah haji. Tetapi kalau ia tidak takut akan melakukan zina, maka ia wajib mendahulukan haji
daripada kawin. Juga dalam wajib kifayah yang lain, seperti menuntut ilmu dan jihad, wajib di tunaikan lebih dahulu daripada kawin. Sekiranya tidak
ada kekhawatiran akan terjatuh dalam lembah perzinaan.”
13
Masih banyak lagi masalah-masalah yang tidak disinggung dalam Al- Quran dan hadist sehingga memerlukan ijtihad para fuqaha, karena hal yang
demikian inilah maka dasar-dasar hukum pernikahan menurut Islam itu meliputi Al-Quran, hadist dan ijtihad para fuqaha.
Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia pernikahan. Dalam undang-undang perkawinan BAB II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa
perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 tahun.
14
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini tentunya melalui proses dan berbagai pertimbangan. Hal ini
dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental.
Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog,
13
Moh. Thalib, Fiqh Sunnah Terjemah, Bandung: PT Al- Ma‟arif, 1981, h. 22
14
Undang-Undang Perkawinan, lihat di www.depag.go.id
, diakses pada tanggal 28 Desember 2012.
11
ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda
dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya,
pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita.
Dari ayat diatas jelaslah bahwa hukum pernikahan terhadap pernikahan usia dini tidak dianjurkan baik itu ditinjau dari segi hukum positif maupun
hukum Islam, dan adapun aspek-aspek yang penting dalam pernikahan usia dini ialah:
1. Mengarahkan kepada masyarakat agar tidak melakukan atau
menganjurkan kepada anak agar melakukan pernikahan usia dini. 2.
Berusaha menyelamatkan anak yang akan melakukan pernikahan dini, agar tidak melakukan pernikahan sebelum batas usia pernikahan.
3. Mencari jalan keluar akan baiknya pernikahan dilakukan.
4. Menentukan batasan-batasan usia pernikahan yang menjadi dasar syarat
pernikahan.