2. Independensi dalam verifikasi:
a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva,
dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan. b.
Mendapatkan kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit.
c. Bebas dari segala usahamanajerial yang berusaha membatasi
aktivitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti.
d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi
audit. 3.
Independensi dalam pelaporan: a.
Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan.
b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang
signifikan dalam laporan audit. c.
Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan
fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor. d.
Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit
internal.
7. Laporan Auditor Internal
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis kepada manajemen. Laporan tersebut
merupakan suatu alat dan kesempatan bagi auditor internal untuk menarik perhatian manajemen mengenai manfaat dari internal auditor
Departement IAD, apa saja yang sudah dan dapat dikerjakan IAD, hal penting apa saja yang terjadi di perusahaan dan memerlukan perhatian
dan tindakan perbaikan dari manajemen. Menurut Agoes 2004:217 untuk dapat menyusun laporan
dengan baik dan agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, maka ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam
menyampaikan laporan:
a. Objective
b. Clear jelas
c. Concise singkat tetapi padat
d. Constructive membangun
e. Timely tepat waktu.
Kriteria diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Objective
Pembaca mengharapkan penyajian hasil yang terus terang dan berdasarkan fakta. Bila auditor melindungi, mengkualifikasi atau
menutupi temuan penting akan menjengkelkan pembaca yang mencari kesimpulan dan rekomendasi.
b. Clear jelas
Setiap laporan harus menggunakan suatu strategi yang tepat untuk informasi penting yang akan disajikan, bahasa laporan harus
kreatif, kata-kata yang dipilih dan susunannya harus mencerminkan tingkat kepentingan yang berfariasi diantara item
yang disajikan. c.
Concise singkat tetapi padat Kalimat-kalimat harus dibuat secara singkat dan ringkas
mengenai ide-ide penting. Penjelasan yang terlalu panjang dan sangat rinci akan membingungkan pembaca.
d. Constructive membangun
Pembaca tidak membaca secara sederhana, sekedar untuk menemukan kesalahan, tetapi lebih jauh lagi untuk mempelajari
tindak lanjut pemecahan. e.
Timely tepat waktu Nilai laporan audit secara langsung berhubungan dengan
kecepatan informasi.
Menurut Sawyer dkk 2005:36 Kode etik dan standar praktik profesional Audit Internal dari Ikatan
Auditor Internal Institute of internal auditors-IIA memberikan mekanisme bagi auditor untuk melaporkan hasil audit, temuan, opini,
atau informasi yang diperoleh selama audit, tanpa harus melapor ke pihak-pihak di luar organisasiā. Mekanisme tersebut mencakup
pelaporan ketingkat manajemen yang berwenang, komite audit, atau dewan direksi.
Pada kebanyakan organisasi, manajemen berfungsi dan membuat keputusan berdasarkan laporan yang diterima. Oleh karena itu, laporan
haruslah tepat waktu, akurat, bermakna, dan ekonomis. Menurut Sawyer dkk 2005:81 beberapa prinsip untuk menetapkan sistem pelaporan
reporting internal yang efektif adalah sebagai berikut: a.
Laporan harus dibuat sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
b. Individu-individu atau unit-unit harus diminta melaporkan hal-hal
yang menjadi tangung jawabnya. c.
Biaya mengakumulasi data dan menyiapkan laporan harus dibandingkan dengan manfaat yang akan didapat.
d. Laporan harus sederhana mungkin, dan konsisten dengan sifat
subjek yang menjadi masalah. Laporan harus berisi informasi yang melayani kebutuhan pengguna. Klasifikasi dan terminologi
umum harus digunakan sebanyak mungkin untuk menghindari kebingungan.
e. Sedapat mungkin laporan kinerja memperhatikan perbandingan
dengan standar biaya kualitas dan kuantitas yang ditetapkan. Biaya-biaya yang bisa dikendalikan harus dipisahkan.
f. Jika kinerja tidak bisa dilaporkan secara kuantitatif, laporan yang
dirancang untuk menekankan pengecualian atau hal-hal lain yang membutuhkan perhatian manajemen.
g. Agar bisa bermanfaat maksimal, laporan haruslah tepat waktu.
Laporan yang tepat waktu yang sebagian didasarkan pada estimasi bisa jadi lebih berguna dibandingkan laporan yang lebih
tepat tetapi terlambat.
h. Penerimaan laporan harus ditanyakan secara periodik untuk
mengetahui apakah mereka masih membutuhkan laporan yang diterima atau apakah ada yang bisa diperbaiki dari laporan
tersebut.
Jika dalam pelaksanaan audit, auditor internal menemukan hal-hal penting yang perlu segera dilaporkan kepada manajemen, agar bisa
segera dilakukan tindakan perbaikan oleh manajemen, maka hal tersebut akan disampaikan dalam bentuk informal report.
Informal reports bisa disampaikan secara lisan, melalui telepon atau dalam rapatpertemuan khusus atau secara tertulis. Walaupun
disampaikan secara lisan, sebaiknya didukung oleh data atau bukti tertulis atau catatan ringkas.
Menurut Tugiman 1997:191 laporan pemeriksaan baik apabila memenuhi empat kriteria mendasar, yaitu:
1. Objektivitas
Suatu laporan pemeriksaan yang objektif membicarakan pokok persoalan dalam pemeriksaan, bukan perincian prosedural atau
hal-hal lain yang diperlukan dalam proses pemeriksaan.
2. Kewibawaan
Laporan pemeriksaan harus dapat dipercaya dan mendorong para pembacanya menyetujui substansi yang terdapat di dalam laporan
tersebut. Dipandang dari hal tesebut, kewibawaan merupakan inti pemeriksaan dan penulisan laporan pemeriksaan yang efektif.
3. Keseimbangan
Laporan pemeriksaan yang seimbang adalah laporan yang memberikan gambaran tentang organisasi atau aktivitas yang
ditinjau secara wajar dan realistik. Keseimbangan memperlakukan auditee sebagaimana pegawas internal ingin
diperlakukannya seandainya mereka bertukar peran.
4. Penulisan yang profesional
Selain harus objektif, berwibawa, dan seimbang, laporan pemeriksaan harus ditulis secara profesional agar penulisan
tersebut efektif. Menurut Tugiman 1997:202 Laporan pemeriksaan yang ditulis
secara profesional memperhatikan beberapa unsur, yaitu a.
Struktur Kualitas suatu laporan pemeriksaan akan sangat tergantung pada
struktur laporan tersebut. Apabila suatu laporan pemeriksaan memiliki struktur salah, tidak akan ada hal lain yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan mutu laporan sebelum persoalan tersebut diatasi.
b. Kejelasan
Sebuah laporan pemeriksaan akan dianggap mempunyai kejelasan apabila dapat dipahami secara mudah. Auditor Internal harus
terlebih dahulu memahami hal yang menjadi pokok bahasan sebelum dapat menuliskannya secara jelas dalam laporan
pemeriksaan.
c. Keringkasan
Laporan pemeriksaan yang ringkas adalah laporan pemeriksaan yang lengkap namun tidak bertele-tele. Laporan tersebut langsung
dan tetap membicarakan pokok bahasan tersebut.
d. Nada Laporan
Dalam laporannya, pengawas internal sebaiknya tidak memberikan perintah meminta, memberikan instruksi, menolak,
menyetujui, menyangkal, membela, mendesak, mendorong, membesarkan atau mengecilkan hati, mengkritik, ataupun memuji
e. Pengeditan
Pengeditan yang sempurna sangatlah penting karena menunjukkan bahwa pengawas internal sangat memperhatikan
hasil perkerjaannya
8. Standar Audit Internal