Pengertian Auditor Internal Fungsi Auditor Internal

4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya. 5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. 6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

2. Pengertian Auditor Internal

Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Menurut Mulyadi 2002:29, menyatakan bahwa : Internal Auditor adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan perusahan negara maupun perusahaan swasta yang tugasnya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Seorang Auditor Internal, agar dapat bekerja secara efektif harus berada dalam posisi yang independen terhadap lini fungsi dalam suatu organisasi, tetapi ia tidak independen terhadap organisasi sepanjang masih terdapat hubungan antara pemberi kerja dan pekerja. Auditor Internal menyediakan informasi yang amat bernilai bagi pihak manajemen dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan efektivitas operasi perusahaan. Mayoritas auditor internal memperoleh sertifikat sebagai seorang auditor internal bersertifikat Certified internal auditor CIA, serta beberapa auditor intern lainnya memperoleh sertifikat akuntan publik atau sertifikat auditor intern.

3. Fungsi Auditor Internal

Secara umum fungsi auditor internal dalam perusahaan adalah sebagai alat bantu manajemen untuk menilai efisiensi dan keefektivan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan. Agar auditor internal dapat melaksanakan fungsinya dengan baik ada berbagai syarat yang harus dimiliki . Menurut Tunggal 1995:51 fungsi Auditor Internal dalam melaksanakan pemeriksaan intern perusahaan pada umumnya bertujuan untuk membantu pimpinan perusahaan mencapai administrasi yang paling efisien mengenai berbagai operasi tindakan dalam organisasi. Tujuan tersebut meliputi 2 tahap: 1. Melindungi kepentingan organisasi termasuk menujukkan kelemahan yang ada dalam organisasi sebagai dasar untuk diambil tindakan perbaikan. 2. Meningkatkan pengamanan kepentingan organisasi, termasuk usul-usul tentang perubahan untuk memperbaiki berbagai tahap dari aktifitas dalam perusahaan. Menurut Muljono 1999:6, “tujuan audit yang pokok adalah untuk memberikan jasa kepada management yang bersifat protektif dan konstruktif”. Adapun menurutnya sifat protektif dari kegiatan audit dapat berupa : 1. Pengamanan atas harta kekayaan bank, dalam pengertian di sini tentu termasuk pula pengamanan atas assets aktiva harta bank itu sendiri, atas pendapatan bank dalam segala bentuk yang seharusnya diterima dalam jumlah dan waktu yang semestinya. 2. Penjagaan harta kekayaan lebih bersifat aktif oleh karena itu lebih cocok dikatakan sebagai upaya penjagaan harta kekayaan dalam bentuk represif. 3. Dipatuhinya kebijakan policies management yang telah ditetapkan untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan, baik dilakukan oleh pihak intern maupun extern. 4. Bentuk lain dari sifat protektif ini yaitu menjaga kebenaran dan ketepatan data administrasi management information system. 5. Dan tujuan pemeriksaan yang tidak kalah pentingnya yaitu untuk menilai apakah internal control yang diterapkan dalam bank yang bersangkutan telah memadai atau tidak. Selanjutnya Muljono 1999:7 mengemukakan sifat dari tujuan audit yang lain yaitu jasa konstruktif bagi manajemen, antara lain berupa 1. Penyampaian umpan balik untuk corective action atas penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan selama pelaksanaan audit tersebut. 2. Mendorong dicapainya target yang telah ditetapkan. 3. Dari hasil auditnya juga akan diketahui strenghtness, opportunities, weakness dan threat titik-titik kekuatan, kesempatan-kesempatan usaha, titik kelemahan, dan titik kerawanan yang ada. 4. Dari berbagai saran tersebut tentunya akan memberikan dampak positif yaitu untuk meningkatkan profitability dan efektivitas efisiensi usaha bank yang bersangkutan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor internal harus memiliki ciri yang menurut Tjitrosidojo 2000:189 menyebutkan tujuh ciri yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal yaitu : 1. Ia harus mempunyai pandangan yang luas untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan. Ia harus berpikir sebagai seorang pimpinan organisasi yang tidak terkekang oleh program pemeriksaan atau tradisi. 2. Pandangan yang luas tersebut harus didasarkan pada pertimbangan yang sehat. Dalam mengambil suatu keputusan yang mantap ia harus memperoleh semua fakta yang diperlukan. 3. Pemeriksaan yang modern haruslah percaya pada diri sendiri dan kepada pekerjaannya. Kepercayaan dibuktikan dengan adanya keberanian untuk memasuki bidang pekerjaan baru. 4. Imajinasi merupakan jiwa penggerak kemajuan. 5. Inisiatif adalah kekuatan yang melengkapi gagasan. 6. Sikap Harus memelihara hubungan baik dengan pihak yang diperiksanya. 7. Kepemimpinan Pemeriksaan harus mempunyai sifat kepemimpinan yang diperlukan untuk melancarkan kepercayaan dan untuk meransang tindakan. Berdasarkan uraian diatas, maka syarat minimal yang harus dimiliki seorang auditor internal setidak – tidaknya meliputi : 1 Pengetahuan yang baik dibidang akuntansi dan auditing. 2 Sikap yang objektif dan independent. 3 Sifat jujur, bijaksana dan mampu bekerja sama. 4 Disamping itu perlu juga pemahamannya tentang rencana organisasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaanaudit tidaklah semata-mata ditujukan untuk mencari kesalahan seseorangmanagement saja tetapi audit merupakan suatu kegiatan yang diperlukan secara terus menerus walaupun dalam bank tersebut tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan. Tetapi audit tetap diperlukan untuk penyampaian jasa-jasa konstruktif dan protektif kepada management bank.

4. Pengendalian Internal