Kondisi Tepi Menurut Teori Lentur

D q y w y x w x w = ∂ ∂ + ∂ ∂ ∂ + ∂ ∂ 4 4 2 2 4 4 4 2 2.52 Persamaan ini merupakan persamaan differensial parsial takhomogen,berorde-empat yang termasuk jenis eliptis dengan koefesien konstan, yang sering kali disebut persamaan biharmonis takhalogen szilard, 1989:31.Persamaan 2.52 bersifat linear karena turunan dari w tidak memiliki eksponen yang lebih besar dari satu. Selanjutnya, merumuskan gaya geser transversal dalam lendutan lateral. Persamaan 2.48 dan, 2.49, dan 2.51 disubstitusi ke persamaan 2.27 dan 2.28 menghasilkan     ∂ ∂ + ∂ ∂ ∂ ∂ − = ∂ ∂ + ∂ ∂ = 2 2 2 2 y w x w x D y M x M Q yx x x 2.53     ∂ ∂ + ∂ ∂ ∂ ∂ − = ∂ ∂ + ∂ ∂ = 2 2 2 2 y w x w y D x M y M Q xy y y 2.54

2.4 Kondisi Tepi Menurut Teori Lentur

Penyelesaian eksak untuk persamaan pelat persamaan 2.52 harus juga memenuhi persamaan differensial tersebut dalam kondisi tepi syarat batas masalah pelat tertentu.karena persamaan 2.52 merupakan persamaan differensial berorde – empat, dua kondisi tepi, baik untuk perpindahan ataupun untuk gaya-gaya dalam, diperlukan setiap tepi. Dalam teori lentur pelat, ada tiga komponen gaya dalam yang harus ditinjau: momen lentur, momen puntir dan gaya geser transversal. Demikian pula, komponen perpindahan yang harus dipakai dalam perumusan kondisi tepi adalah lendutan lateral dan kemiringan putaran sudut . Kondisi tepi pelat yang mengalami lentur umumnya dapat digolongkan sebagai salah satu dari kondisi Universitas Sumatera Utara tersebut. Adapun kondisi tepi yang digunakan dalam pembahasan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Kondisi tepi geometris jepit . Kondisi geometris tertentu yang diperoleh berdasarkan besarnya perpindahan translasi dan rotasi dapat digunakan untuk merumuskan kondisi tepi dalan bentuk matematis.Misalnya, lendutan dan kemiringan permukaan pelat yang melendut di tepi jepit gambar 2.15a sama dengan nol, jadi, dapat dituliskan , = x w =       ∂ ∂ x x w = x atau a x = Dan 2.55 , = y w =     ∂ ∂ y y w = y atau b y = Kondisi tepi seperti ini disebut kondisi tepi geometris b. Kondisi tepi statis tepi bebas . Untuk kondisi tepi statis, gaya-gaya tepi memberikan persamaan matematis yang diperlukan. Misalnya, di tepi bebas suatu pelat yang tidak dibebani gambar 2.15b , kita dapat katakan bahwa momen dan gaya geser transversal V di tepi tersebut sama dengan nol; jadi, Sumber : Teori dan Analisis Pelat Szilard, 1989:33 Gambar 2.15. Berbagai kondisi tepi Universitas Sumatera Utara = = x x x x V M di , , 0 a x = Atau 2.56 = = y y y y V M di , , 0 b x = Gaya geser di tepi pelat terdiri dari dua suku,yaitu gaya geser transversal dan pengaruh momen puntir. Dengan memperhatikan tepi-tepi pelat yang memiliki garis normal dalam arah X dan Y , gaya tepi per satuan panjang diperoleh sebagai       ∂ ∂ ∂ − + ∂ ∂ − = ∂ ∂ = 2 3 3 3 2 y x w v x w D y M Q V xy x x 2.57       ∂ ∂ ∂ − + ∂ ∂ − = ∂ ∂ = y x w v y w D y M Q V yx y y 2 3 3 3 2 Dimana x Q dan y Q adalah gaya geser lateral persamaan 2.53 dan 2.54 .Suku kedua y m xy ∂ ∂ dan y m yx ∂ ∂ dalam persamaan 2.57 menyatakan gaya geser tambahan di tepi tersebut yang diakibatkan oleh momen puntir yx xy M M = .Dengan mengganti momen puntir dengan kopel ekivalen secara statis dy dy M xy dan dx dx M yx gambar 2.16 ,gaya-gaya ini saling menghapus di elemen elemen yang bersebelahan,kecuali bagian pertambahannya: dy y M xy ∂ ∂ dan dx x M yx ∂ ∂ Dengan membagi persamaan ini masing-masing dengan dy dan dx ,kita peroleh gaya geser tambahan persatuan panjang : y M Q xy x ∂ ∂ = dan x M Q yx y ∂ ∂ = Gaya ini disebut gaya tambahan Kirchhoff Kirchhoff Ersatzkrafte Universitas Sumatera Utara Sumber : Teori dan Analisis Pelat Szilard, 1989:34 Gambar 2.16. Pengaruh tepi dari momen puntir Dengan mengganti momen puntir dengan gaya geser ekivalen ini, Kirchhoff mengurangi jumlah gaya dalam yang harus ditinjau,yakni dari tiga menjadi dua.Dengan demikian,dari persamaan 2.48 ,dan 2.49 , dan 2.56 , dan 2.57 Kondisi tepi bebas adalah : 2 2 2 2 =     ∂ ∂ + ∂ ∂ x y w v x w , 2 2 3 3 3 =       ∂ ∂ ∂ − + ∂ ∂ x y x w v x w 2.58 Dan , 2 2 2 2 =     ∂ ∂ + ∂ ∂ y x w v y w 2 2 3 3 3 =       ∂ ∂ ∂ − + ∂ ∂ y y x w v y w 2.59 c. Kondisi tepi sederhana.Tepi yang bertumpuan sederhana gambar 2.15c Menghasilkan kondisi tepi campuran. Karena lendutan dan momen lentur di sepanjang tepi ini melibatkan persamaan yang berkaitan dengan perpindahan dan gaya. Jadi, , = x w 2 2 2 2 =     ∂ ∂ + ∂ ∂ = x x x y w v x w M Universitas Sumatera Utara Dan 2.60 , = y w 2 2 2 2 =     ∂ ∂ + ∂ ∂ = y y y x w v y w M

2.5 Deret Fourier dalam Penyelesaian Persamaan Differensial Pelat

Dokumen yang terkait

Perhitungan Panjang Antrian Akibat Hambatan Samping Dengan Metode Gelombang Kejut (Studi Kasus : Ruas Jalan A.H Nasution)

12 112 137

Analisa Dan Pengujian Balok Beton Bertulang Berlubang Penampang Persegi

10 60 135

Eksperimen Torsi Pada Dinding Tipis Persegi Panjang Berlubang

0 39 105

ANALISA PENGEROLAN PELAT DENGAN KETEBALAN 2 CM DAN PANJANG 1 M

0 3 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Keaktifan Dalam Pembelajaran Matematika Materi Keliling Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Problem Based Learning (PBL) Pada Sisw

0 2 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 0 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 1 14

Penyelesaian numerik persamaan laplace dan persamaan poisson dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram dengan metode beda-hingga.

4 19 163

PENGEPAKAN LINGKARAN DALAM PERSEGI PANJANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA

0 1 7

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN LAPLACE DAN PERSAMAAN POISSON DALAM PELAT PERSEGI PANJANG DAN PELAT CAKRAM DENGAN METODE BEDA-HINGGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika

0 0 161