Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama dan konsep hidup way of life yang sempurna tentunya dapat menjawab berbagai problematika diatas sebagaimana firman Allah SWT Surat al-Maidah ayat 3: مْﻮ ْا ْ ْآأ ْ ﻜ ْ ﻜ د ْ ْأو ْ ﻜْ ْ ﺿرو ﻜ مﺎ ْﺳﺈْا ﺎ د ﺮﻄْﺿا ﺔﺼ ْ ﺮْﻏ ﺎﺠ ْﺛﺈ نﺈ ﻪ ا رﻮ ﻏ ﺣر “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Q.S. Al- Maidah ayat 3 Saat ini Islam telah menempuh perjalanan panjang sejak diturunkannya Al-Qur’an, maka dari itu sebagai konsep yang sempurna, tentunya dapat menjawab berbagai konsep yang sempurna, tentunya dapat menjawab berbagai problematika kehidupan saat ini, sehingga ajaran island tidak hanya berkutat pada amalan teologis normative saja, untuk itu dibutuhkan pemahaman yang menggunakan pendekatan operasional konseptual sehingga ajaran islam dapat memberikan solusi terhadap masalah yang timbul dan aktual saat ini. 1 1 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2001 cet ke-6, h. 25 Bila Islam di pandang sebagai agama maka di butuhkan sikap penghambaan dan pencerahan diri sesungguhnya kepada tuhan, karena dengan sikap ini akan membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi manusia dan disisi lain sebagai konsep hidup. Islam memendang bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah sebagiaan kecil dari perjalanan kehidupan manusia karena setelah kehidupan di dunia masih ada kehidupan yang kekal dan abadi yaitu akhirat. Sejalan dengan pemikiran diatas, maka manifestasi keunikan ajaran islam tercermin pada karaktreristik ajarannya, yaitu sempurna, elastis, universal, dinamis, sistematis dan bersifat ta’abbudi dan ta’aqquli. 2 Di antara lima pilar rukun Islam, menunaikan ibadah haji merupakan ibadah yang menempati posisi paling sulit dalam tingkat keikhlasan, karena dalam pelaksanaannya tidak sekadar meminta pengorbanan tenaga, melainkan juga biaya. Oleh karenanya, tidak semua orang Islam yang diseru untuk menunaikannya, kecuali bagi mereka yang mampu dan sanggup menunaikannya baik secara materi maupun bekal kemantapan hati sebagaimana tersurat dalam Q.S. Ali Imran: 97: ﻪ تﺎ اء تﺎ مﺎﻘ هاﺮْإ ْ و ﻪ د نﺎآ ﺎ اء ﻪ و ﻰ سﺎ ا ﺞﺣ ْ ْا عﺎﻄ ْﺳا ﻪْ إ ﺎ ﺳ ْ و ﺮ آ نﺈ ﻪ ا ﱞ ﻏ ﺎ ْا “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, di antaranya maqam Ibrahim tempatnya berdiri membangun Kabah. Barangsiapa memasukinya 2 Djamil, Fathuraman Filsafat Hukum Islam Jakarta PT lagos wacana ilmu 1999 cet ke I h.46 Baitullah itu menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu bagi orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah .orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam”.Q.S Ali Imran ayat 97 Sanggup mengadakan perjalanan berarti menyangkut kesanggupan fisik, materi, maupun rohani. Ketiganya merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim yang hendak melaksanakan ibadah haji. Bila syarat tersebut belum terpenuhi, maka gugurlah kewajiban untuk menunaikannya. Ibadah haji merupakan salah satu bagian dan rukun islam ke lima bukan hanya bertujuan meningkatkan ketakwaan dan nilai spiritual pelakunya, namun di dalam operasional dan pengelolaannya juga menyimpan potensi ekonomi yang sangat dahsyat. Potensi tersebut terlihat dimana didalam hal pengelolaan haji itu melibatkan belasan sector industri, manufaktur, perdagangan dan jasa. Logikanya indonesia merupakan penyumbang jamaah haji terbesar di dunia. Indonesia merupakan Negara berpenduduk muslim terbesar didunia hampir 85 yang tersebar dari sabang sampai merauke, oleh karena itu merupakan salah satu modal utama kenapa banyak bank-bank konvensional membuka unit usaha syariah ataupun membuka bank syariah yang terlepas dari induk usahanya. Selain itu bank-bank syariah berlomba-lomba membuat berbagai macam produk pembiayaan di antaranya produk pembiayaan talangan haji. Produk pembiayaan ini menggunakan prinsip Qardh wal Ijarah. Qardh wal Ijarah adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.dalam arti kata, pihak bank menjaga jaminan yang diberikan oleh nasabah. 3 Produk pembiayaan ini merupakan produk yang prospeknya bagus karena banyak orang muslim ingin sekali menunaikan ibadah haji, akan tetapi selalu terbentur masalah biaya yang sangat mahal, oleh karena itu peranan perbankan syariah sangat besar disini. Bank bukan hanya sebagai tempat untuk mencari keuntungan ataupun berinvestasi untuk kehidupan dunia saja akan tetapi sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akan tetapi pada saat ini banyak nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji menggunakan jasa dari bank konvensional yang menggunakan sistem bunga, apakah dalam pembiayaan ini yang dijalankan oleh bank syariah sama dengan yang dijalankan oleh bank konvensional? Pembiayaan talangan haji ini pada dasarnya menggunakan akad Qard wal Ijarah, pembiayaan Qardh adalah pinjaman kebajikan lunak tanpa imbalan 4 . Apakah jenis pembiayaan ini sesuai dengan prinsip tersebut, kita tahu bank adalah salah satu lembaga profit yang senantiasa mengambil keuntungan pada setiap transaksi yang dijalankan, apakah benar begitu yang dijalankan, lantas darimana bank mendapatkan keuntungan dari pembiayaan jenis ini. 3 www.syariahmandiri.co.id 4 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007, h. 45 Benarkah menjalankan rukun Islam kelima itu demikian sulit? Dalam ajaran Islam, rukun kelima memang tak wajib diikuti bila tak mampu. Namun, wajib hukumnya bila biaya mencukupi. Menurut Muhammad Ichsan, seorang perencana keuangan, asalkan mempunyai strategi dan perencanaan keuangan yang baik, setiap orang dapat menunaikan ibadah haji sedini mungkin. Baginya, hal utama yang harus ada untuk mewujudkan niat suci tersebut adalah iman dan niat yang kuat. Menurut Ichsan, naik haji adalah sebuah perjalanan religius. Orang yang tidak siap secara mental pada akhirnya tidak akan mendapat hasil yang baik, tandasnya. Namun, karena biaya untuk menunaikan ibadah haji termasuk besar, orang kadang hanya terfokus pada bagaimana mengumpulkan uang untuk mewujudkan keinginan tersebut. Apalagi, ongkos naik haji di Indonesia hamper setiap tahun naik. Sehingga banyak orang baru bisa pergi ke Tanah Suci setelah memasuki usia senja atau malah tidak sempat mewujudkan sama sekali. Banyak faktor yang membuat ongkos haji mengalami kecenderungan terus meningkat setiap tahun, seperti naiknya harga tiket pesawat, membengkaknya biaya akomodasi, serta kenaikan jumlah setoran yang harus dibayar kepada pemerintah Arab Saudi. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ikut memperbesar biaya naik haji. Sebelum krises moneter beberapa tahun silam, ongkos naik haji ONH sudah tinggi, sekitar Rp 10 juta. Setelah krisis, biaya untuk pergi ke Tanah Suci semakin membumbung tinggi, di atas Rp 20 juta untuk setiap jamaah. Ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan memberikan kesulitan bagi seseorang untuk melakukan perkiraan biaya haji. Ongkos naik haji kita dihitung berdasarkan nilai mata uang dolar. Maka dari itu, ongkos naik haji sangat terpengaruh pada pergerakan mata uang tersebut, jelas Safir Senduk, seorang perencana keuangan. Biasanya, selain menggunakan gunakan dolar sebagai perbandingan, ongkos haji dapat dihitung dalam bentuk logam mulia emas. Menurut Safir, saat ini perkiraan ongkos naik haji berkisar antara 2.500 - 3.000 dolar AS atau sekitar 250-300 gram emas. Dari nilai itulah, ongkos naik haji dapat diperhitungkan dan direncanakan. Menyimpan uang untuk biaya ke Tanah Suci dalam bentuk emas mempunyai beberapa keuntungan. Emas mempunyai ciri-ciri akan naik nilainya bila terjadi kenaikan harga, jelas Safir. Menurutnya, semakin tinggi kenaikan harga barang, nilai emas juga semakin membumbung. Kedua, nilai emas berbanding lurus dengan pergerakan nilai mata uang dolar. Harga emas akan naik bila nilai dolar melambung. Tetapi, menurut Safir, kebanyakan orang Indonesia masih berpikir, terlalu berisiko untuk menabung dalam bentuk emas. Apalagi, bila harus menyimpan di rumah. Untuk menyiasati hal tersebut, Safir menyarankan, untuk mengumpulkan emas dalam bentuk koin. Selain lebih aman karena bentuknya kecil, satuan koin emas sudah ada yang bernilai 10 gram per koin, ujarnya. Ichsan sependapat dengan Safir. Tidak semua orang suka berinvestasi emas dalam bentuk perhiasan. Selain bentuknya yang tidak sesuai, emas dalam bentuk perhiasan mempunyai ongkos pembuatan yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya. Jadi, saran Ichsan, bila ingin berinvestasi murni pada emas, bisa disimpan dalam bentuk batangan atau koin. 5 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang membahas tentang : “Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji BPIH Pada Bank BNI Syariah Fatmawati”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah