Hak-Hak Yang Terdapat Pada Hak Cipta

Dengan adanya hak eksklusif maka menurut Undang-Undang Hak Cipta pasal 3 ayat 2 maka hak cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab- sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. John Locke, seorang filsuf Inggris terkemuka abad ke-18, dalam kaitan antara hak cipta dengan hukum alam, mengemukakan bahwa: hukum hak cipta memberikan hak milik eksklusif kepada karya cipta seseorang pencipta, hukum alam meminta individu untuk mengawasi karya-karyanya dan secara adil dikompensasikan untuk kontribusi kepada masyarakat. 10 b. Hak Ekonomi Hak ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan pemanfaatan secara komersial suatu ciptaan dan behubungan dengan perlindungan kebutuhan ekonomi pencipta misalnya hak untuk mendapatkan pembayaran royalti atas penggunaan pengumuman dan perbanyakan karya cipta yang dilindungi. Suatu ciptaan merupakan hasil karya intelektual yang diperoleh melalui pengorbanan waktu, tenaga, dan dana. Dilihat dari aspek ekonomi pengorbanan tersebut merupakan suatu investasi yang perlu dikelola secara komersial untuk 10 Otto Hasibuan, Hak Cipta di Indonesia Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring Rights, dan Collecting Society, Bandung: PT. Alumni, 2008, h.52. mendapatkan pengembalian modal dan memperoleh keuntungan. Semakin bermutu suatu ciptaan semakin tinggi pula potensi nilai komersialnya. 11 Menurut penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hak ekonomi secara tidak langsung mempunyai arti hak keuntungan yang akan didapatkan si pencipta atas karya ciptaanya. Ini merupakan suatu bentuk penghargaan dan keuntungan atas karya ciptaan si pencipta agar si pencipta dapat termotivasi untuk membuat suatu ciptaan baru yang bernilai tinggi dan bermutu. Djumhana mengklasifikasikan hak ekonomi itu lebih terinci lagi meliputi dibawah ini: 12 - Hak reproduksi atau penggandaan reproduction right yaitu hak untuk menggandakan ciptaan - Hak adaptasi adaption right hak untuk menggandakan adaptasi terhadap hak cipta yang sudah ada, misalnya penerjemahan dari satu bahasa kebahasa lain, isi novel diubah menjadi skenario film. - Hak distribusi distribution right yaitu hak untuk menyebarkan kepada masyarakat setiap hasil ciptaan dalam bentuk penjualan atau penyewaan. - Hak pertunjukkan public performance right yaitu hak untuk mengungkapkan karya seni dalam bentuk pertunjukkan atau penampilan oleh pemilik, dramawan, seniman, peragawati. - Hak penyiaran broadcasting right yaitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui transmisi dan transmisi ulang. - Hak program kabel Cable casting right yaitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui kabel misalnya siaran televisi pelanggan yang bersifat komersial. Hak ini hampir sama dengan hak penyiaran, tetapi tidak melalui transmisi melainkan kabel - Droit de suitc yaitu hak tambahan pencipta yang bersifat kebendaan - Hak pinjaman masyarakat public lending right yaitu hak pencipta atas pembayaran ciptaan yang tersimpan di perpustakaan umum yang dipinjam oleh masyarakat. 11 Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipta, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1998 h.4-5. 12 Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Intelektual, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2001 h.20-21. c. Hak Moral Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta termasuk pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun. Antara pencipta dan ciptaannya ada sifat kemanunggalan atau dengan kata lain ada hubungan integral di antara keduanya. 13 Sesuai dengan sifat manunggal hak cipta dengan penciptanya, dari segi moral seseorang atau badan hukum tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan terhadap sesuatu hasil karya cipta, baik itu mengenai judul, isi, apalagi penciptanya. Hal demikian dapat dilakukan apabila mendapat izin dari pencipta atau ahli warisnya jika pencipta meninggal dunia. Dengan demikian, pencipta atau ahli warisnya saja yang mempunyai hak untuk mengadakan perubahan pada ciptaan-ciptaannya untuk disesuaikan dengan perkembangan. Meskipun demikian, jika pencipta tidak dapat melaksanakan sendiri penyesuaian karya ciptanya dengan perkembangan, hal itu dapat dialihkan kepada pihak lain dengan izin penciptanya untuk melaksanakan pengerjaannya. 14 Dua hak moral utama yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta adalah : a. Hak untuk memperoleh pengakuan 13 Otto Hasibuan, Hak Cipta di Indonesia Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring Rights, dan Collecting Society, Bandung: PT. Alumni, 2008, h.69. 14 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, Cetakan I, Bandung : PT. Alumni, 2003, h.112-113. Hak pencipta untuk memperoleh pengakuan publik sebagai pencipta suatu karya guna mencegah pihak lain mengklaim karya tersebut sebagai hasil kerja mereka, atau untuk mencegah pihak lain memberikan pengakuan pengarang karya tersebut kepada pihak lain tanpa seizin pencipta. b. Hak Integritas Hak untuk mengajukan keberatan atas perubahan yang dilakukan terhadap suatu karya tanpa sepengetahuan si Pencipta. Menurut desbois dalam bukunya Le Droit D Auteur 1966 berpendapat bahwa sebagai suatu elektrin, hak moral seorang pencipta mengadung empat makna, yaitu : 1. Droit Depublication hak untuk melakukan atau tidak melakukan pengumuman ciptaanya; 2. Droit De Repentier hak untuk melakukan perubahan-perubahan yang dianggap perlu atas ciptaannya dan hak untuk menarik dari peredaran atas ciptaan yang telah diumumkan; 3. Droit Au Respect hak untuk tidak menyetujui dilakukannya perubahan-perubahan atas ciptaannya oleh pihak lain; 4. Droit A La Patemite hak untuk mencantumkan nama pencipta, hak untuk tidak menyetujui perubahan atas nama pencipta yang akan dicantumkan dan hak untuk mengumumkan sebagai pencipta setiap waktu yang diinginkan Hak moral itu diberikan semata-mata untuk menjaga nama baik atau reputasi pencipta sebagai wujud dan pengakuan terhadap hasil karya intelektualitas seseorang. 15 Seorang pelukis, misalnya yang melukiskan suatu objek tertentu, belum tentu maksudnya untuk diperjualbelikan atau mendapat keuntungan ekonomi bagi dirinya, tetapi mugkin untuk penyaluran minat, bakat dan kemampuan dibidang seni atau untuk penyampaian isi hati atau pendapat. 15 Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipta, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1998, h.6. Kepada pelukis yang bersangkutan hukum memberikan perlindungan hak cipta, antara lain mengakui hak moralnya lazimnya penghargaan moral diberikan masyarakat kepada seseorang karena orang tersebut telah menghasilkan suatu ciptaan atau karya tertentu yang bermanfaat bagi masyarakat. Penghargaan moral ini tidak dapat dinilai dengan uang, tetapi berwujud pemberian kekuasaan atau wewenang tertentu kepadanya untuk melakukan sesuatu apabila ada orang yang melanggarnya. 16 Didalam Konvensi Berne ditentukan bahwa setiap negara peserta wajib memberikan pencipta : 1. Hak untuk menuntuk kepemilikan 2. Hak untuk melawan segala bentuk pemutarbalikkan, atau perubahan lainnya atau tindakan penghinaan dalam hubungannya dengan ciptaan yang dapat merugikan nama baik atau reputasi pencipta. Inilah yang menjadi pembeda antara hak moral dengan hak ekonomi, dari berbagai penjelasan tentang hak moral dan hak ekonomi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang sangat mendasar antara hak moral dan hak ekonomi adalah bahwa di dalam hak moral tidak ada keuntungan yang bersifat materi uang . Selain dari ketiga hak yang telah dipaparkan diatas terdapat beberapa hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta yang juga dikenal maksudnya dengan penggunaan 16 Ibid, h.8. hasil ciptaan oleh pihak lain, yang harus dilakukan dengan persetujuan pemilik hak cipta, diantara hak-hak tersebut adalah: 1. Hak untuk membawa salinan atau membuat reproduksi hasil karya, 2. Untuk mendistribusikan hasil karya hak untuk menyewa salinan hasil karya, 3. Hak untuk membuat rekaman suara atau gambar, 4. Hak untuk mempertunjukkan kepada publik, 5. Hak untuk menerjemahkan hasil karya, 6. Hak untuk menyadur, 7. Hak untuk membuat copy kedalam karya audio visual.

B. Lagu Dan Musik

1. Sejarah Lagu Dan Musik

Musik diyakini sudah muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban manusia. Unsur-unsur musik sudah dipergunakan manusia sejak dahulu. Dahulu, manusia berkomunikasi melalui aspek bunyi-bunyian dan bahasa isyarat gerak. Teriakan dan auman manusia pada masa itu memiliki makna tersendiri. Salah satu ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta berdasarkan Pasal 12 UUHC adalah ciptaan lagu atau musik huruf d. Karya lagu atau musik adalah ciptaan utuh yang terdiri dari unsur lagu atau melodi, syair atau lirik dan aransemen, termasuk notasinya, dalam arti bahwa lagu atau musik tersebut merupakan suatu kesatuan karya cipta. Pencipta musik atau lagu adalah seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan musik atau lagu berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi, yang dalam istilah lain dikenal sebagai komposer. 17 Manusia mengekspresikan perasaan ritual dalam menghormati roh-roh pada saat itu dengan upacara-upacara khusus yang di dalamnya disertakan ekspresi nyanyian-nyaian. Atas dasar peristiwa inilah musik hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. 18 Penemuan alat-alat musik membawa perubahan estetika atau keindahan bermusik dari masa ke masa, mulai dari jenis musik untuk ritual agama, musik istana, musik folkflor, musik sebagai seni yang otonom, musik hiburan, maupun jenis musik yang sangat serius. Jika di urutkan berdasarkan perkembangan sejarah musik dari berbagai literatur dan bahan-bahan yang ada, maka penulis menmbagi terdapat 7 tujuh masa perkembangan musik, yaitu: a. Musik Era Yunani Seperti sejarah Yunani yang penuh dengan kejayaan dibidang penemuan dan juga peradaban rakyatnya, musik juga berkembang dengan baik. Di Yunani pada masa lampau, musik digunakan untuk hiburan, perayaan rakyat, dan juga kegiatan kegamaan. Musik sangatlah penting untuk peradaban masyarakat Yunani. Di musik era Yunani kuno, alat musik yang dimainkan oleh masyarakat 17 Hendra Tanu Atmadja, Hak Cipta Musik atau Lagu, Jakarta: Penerbit Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 2003, h.55. 18 Yuliawan Kasmahidayat, Learning More Art Culture 3, Bandung : Grafindo, 2011, h.188. Yunani sangatlah menarik untuk ukuran jaman tersebut. Salah satu alat musik yang sangat terkenal adalah aulos yang terbuat dari dua buah alang-alang. Lalu juga ada alat musik petik yang dinamakan lyre. Namun juga ada jenis khusus dan special dari lyre yang dinamakan kithara. Alat-alat musik dari era Yunani kuno, kedepannya menjadi cikal bakal dari alat musik modern. Salah satu contohnya, Lyre kedepannya menjadi cikal bakal dari kecapi. b. Musik Abad Pertengahan Musik abad pertengahan dimulai dari jatuhnya kerajaan Romawi dan berakhir di sekitar pertengahan abad ke 15. Akhir dari musik diperkirakan sekitar tahun 1400, bersamaan dengan dimulainya musik era renaissance. Namun, pada era pertengahan, mahalnya harga kertas kulit dan juga banyaknya waktu yang diperlukan untuk menulis hal tersebut, pembuatan manuskrip musik menjadi sangat mahal. Karena mahalnya biaya yang diperlukan, hanya beberapa pihak tertentu saja yang bisa menulis manuskrip, apalagi hanya untuk sebuah musik. Hanya gereja dan institusi gereja seperti monastery. Musik-musik sekuler dan musik pengorbanan juga diciptakan oleh gereja. Notasi pada awal era pertengahan tidak mempunyai rhythm yang khusus. Musik yang ada di era tersebut adalah musik-musik yang monophonic dan homorhythmic. c. Pada Masa Renaissance 1450-1600 Pada masa ini, keterikatan pengaruh gereja semakin longgar, manusia sudah mulai berpikir rasional dan mulai mengenal ilmu pengetahuan. Demikian juga di dalam musik, pengaruh ini muncul pada cara berkarya para seniman. Mereka lebih individual dan mampu mengembangkan cara-cara baru. Musik yang diciptakan bukan lagi sebagai musik pesanan, tetapi lebih merupakan gaya ekspresi individual. 19 d. Musik Era Baroque 1600-1750 Ini adalah era dimana musik klasik eropa sangat berjaya. Arti dari baroque sendiri adalah mutiara yang tidak berbentuk. Arti ini juga menggambarkan arsitektur musik pada era ini yang sangat abstrak. Dominasi dari musik klasik dalam era ini menyebabkan era baroque juga disebut sebagai era musik klasik eropa. Para composer terbaik dari dunia musik klasik eropa sangat berjaya di era ini. Diantaranya Claudio Monteverdi, Antonio Vivaldi, George Frideric Handel, Arcangelo Corelli, dan sang maestro musik klasik, Johann Sebastian Bach. e. Periode Musik Klasik 1730-1830 Era musik klasik terletak diantara era baroque dan era romantik. Banyak sekali composer-composer terhebat yang pernah ada di dunia musik hidup di era klasik. Sebut saja Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, dan Ludwig van Beethoven. Lalu masih ada Luigi Boccherini, Muzio Clementi, Carl Phillipp Emanuel Bach, Johann Ladislaus Dussek, dan Cristoph Willibald Gluck. f. Musik Zaman Romantik 1830-1910 20 19 Yuliawan Kasmahidayat, Learning More Art Culture 3, Bandung : Grafindo, 2011, h.190. 20 Ibid, h.191.

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

2 105 177

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Karya Cipta Lagu dan Musik Dalam Bentuk Ringtone Pada Telepon Seluler

13 202 108

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta Terhadap Pembajakan Hak Cipta Lagu Atau Musik

3 107 147

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA MUSIK Perlindungan Hak Cipta Atas Karya Musik (Studi Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta Lagu).

0 2 14

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA MUSIK Perlindungan Hak Cipta Atas Karya Musik (Studi Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta Lagu).

0 2 22