dihasilkan dari sebuah tiruan atas karya orang lain, secara otomatis hak cipta atas lagu dan musik yang telah beredar di internet tersebut menjadi miliknya.
Pada dasarnya perlindungan hukum di media internet tidak jauh berbeda dengan perlindungan hukum terhadap hak cipta sebagaimana mestinya. Karena
prinsip dasar perlindungan hukum terhadap hak cipta atas lagu dan musik di media internet adalah perlindungan hak cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan
karena setiap karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan,
kreativitas, atau keahlian sehingga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar. Kententuan akan perlindungan hukum terhadap hak cipta atas lagu dan musik
di media internet tidak hanya diatur oleh Undang-Undang Hak Cipta saja akan teteapi didalam ketentuan umum Undang-Undang ITE pasal 25 dijelaskan bahwa Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang disusun dan didaftarkan sebagai karya intelektual, hak cipta, paten, merek, rahasia dagang, desain industri, dan sejenisnya
wajib dilindungi oleh Undang-Undang ini dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Apabila diartikan maka hak cipta khususnya hak
cipta atas lagu dan musik di media internet merupakan objek yang dilindungi oleh Undang-Undang ITE ini.
D. Analisa Putusan Mahkamah Agung Nomor 385 KPdt.Sus2009
1. Posisi Kasus Band Caramel
Pada awalnya sebuah band asal Makassar, Sulawesi Selatan, bernama Caramel dalam putusan Mahkamah Agung sebagai Tergugat gusar karena
lagu “Jauh” ciptaan mereka dinyanyikan dan diklaim milik band lain. Entah
kebetulan atau disengaja, band yang mereka tuduh pencuri lagu itu bernama Caramel juga dalam putusan Mahkamah Agung sebagai Penggugat, band tersebut berasal
dari Malang, Jawa Timur. Caramel asal Malang itu menyanyikan dan lebih dulu mempublikasikan lagu itu di bawah label yang berbeda. Caramel Malang mengganti
judul lagu tersebut menjadi “Tinggal Kenangan”.
Rifai Ilyas, gitaris Caramel asal Makassar menceritakan, lagu itu di ciptakan lima tahun silam. Masih jelas dalam ingatan, lagu itu tercipta pada malam Idul Fitri
2003. Tiga tahun kemudian, teman Rifai Ilyas, Abe meminta izin untuk membawakan lagu Jauh di sebuah acara hari jadi sanggar seni di kampusnya. Rifai Ilyas merestui,
dengan syarat tidak ada yang merekam Abe menyanyikan lagu tersebut. Sayangnya mereka kecolongan. Rekaman video Abe menyanyikan lagu
“Jauh” beredar di internet.
Perseteruan ini pun akhirnya dibawa ke Pengadilan Niaga oleh pihak band caramel asal Makasar ke Pengadilan Niaga Surabaya akan tetapi band caramel asal
Malang membawa perseteruan ini ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dan pada
akhirnya sampai kepada tingkat kasasi yang mempunyai keputusan yang tetap dan tertuang dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 385 KPdt.Sus2009.
2. Pertimbangan Dan Putusan Mahkamah Agung
Dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 385 KPdt.Sus2009 terdapat beberapan pertimbangan hakim dalam memori kasasi yang diajukan oleh pemohon
kasasi yang pada pokoknya adalah :
I. Salah Menerapkan Atau Melanggar Hukum Yang Berlaku.
4
a. Bahwa Putusan Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat telah salah menerapkan dan melaksanakan Hukum Acara Perdata yang berlaku sehingga
Pemohon Kasasi sangat beralasan untuk mengajukan Permohonan kasasi sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat 1 Undang-undang Mahkamah Agung.
b. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat telah salah menerapkan hukum yang harus diberlakukan untuk memeriksa Gugatan
PenggugatPemohon Kasasi tentang Pembatalan Ciptaan sebagaimana diatur dalam Pasal 42 Undang-undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 dengan alasan
sebagai berikut : i.
Bahwa Penggugat Pemohon Kasasi dengan adanya Putusan Pengadilan NegeriNiaga Surabaya Nomor 07HAKI Pdt 2008 PN.NiagaPN.
SBY. Tanggal 3 September 2008. yang telah mempunyai kekuatan
4
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 385 KPdt.Sus2009 h.17
hukum tetap jelas dinyatakan penggugatPemohon Kasasi adalah sebagai Pencipta Lagu dengan judul Tinggal Kenangan.
Dalam hal adanya Gugatan Rekonpensi dari Tergugat IITermohon Kasasi sehingga substansi Gugatan PenggugatPemohon Kasasi tentang
Pembatalan Nomor Pendaftaran yang dikeluarkan oleh Tergugat ITermohon Kasasi sama sekali tidak ada diperiksa oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Niaga Jakarta Pusat. Karena sebenarnya pada dasarnya stelsel Hukum yang menjadi Pemilik Hak Cipta atas lagu
Tinggal Kenangan adalah PenggugatPemohon Kasasi. ii.
Bahwa dengan demikian Keputusan Majelis Hakim Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat tersebut telah salah menerapkan Undang-
undang No. 19 Tahun 2002 Pasal 42 khusus mengenai Gugatan Pembatalan.
c. Pada halaman 40 alinea ke 4 Putusan Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat menyatakan Bahwa terhadap Bukti P-1 Majelis berpendapat pada prinsipnya
adalah merupakan alat bukti surat yang mempunyai nilai pembuktian yang sempurna bagi pihak yang bersengketa karena memang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap akan tetapi bila berkaitan dengan pihak ketiga yang juga merasa sebagai pencipta lagu tersebut putusan tersebut masih bisa diuji
kebenarannya apabila ada pihak yang berhasil membuktikan sebaliknya. Bahwa apabila Majelis Hakim Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat dengan
kata-kata yang menyebutkan Putusan tersebut diuji kebenarannya maka bukanlah menjadi Kewenangan karena Putusan yang telah dijatuhkan di
Pengadilan NegeriNiaga Surabaya telah memuat Dasar Alasan yang jelas dan rinci sesuai dengan Pasal 23 Undang-undang No.14 Tahun 1970 sebagaimana
diubah dengan Undang-undang No. 35 Tahun 1999 sekarang dalam Pasal 25 ayat 1 Undang-undang No. 4 Tahun 2007.
d. Bahwa Putusan Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat telah melanggar asas yang digariskan dalam Pasal 178 ayat 2 HIR Pasal 189 ayat 2 RBg dan Pasal
50 Rv, dimana Putusan Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat tersebut hanya memeriksa dan mengadili Gugatan Rekonpensi dan mengabaikan Gugatan
penggugat secara keseluruhan sehingga pemeriksaan yang demikian bertentangan dengan asas yang digariskan Undang-undang Putusan
Mahkamah Agung No. 109KSIP1960. e. Bahwa
Putusan Pengadilan
NegeriNiaga Jakarta
Pusat dalam
pertimbangannya mengandung kontradiksi yang pada dasarnya tidak memenuhi syarat sebagai Putusan yang jelas dan rinci sehingga cukup alasan
menyatakan Putusan yang dijatuhkan melanggar asas yang digariskan pada Pasal 178 ayat 1 HIR Pasal 189 ayat 1 RBg dan Pasa 19 Undang-undang
Nomor 4 Tahun 2004 sehingga Putusan Pengadilan NegeriNiaga Jakarta
Pusat harus dibatalkan agar tidak ada dualisme Keputusan.