3. Peran domestik
Peran domestik adalah kegiatan yang tidak terbatas pada kegiatan rumah tangga dan mencari uang, akan tetapi menyangkut kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan masyarakat misalnya : berorganisasi dengan kelompok tani maupun kelompok wanita, kelompok gereja, pengajian, maupun kegiatan wirid yasin
Listiani, dkk, 2002 : 21. Peran wanita dalam aspek sosial disederhanakan dalam dua peran yaitu
peran wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat. Peran adalah bagian yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku
untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Peran wanita artinya bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan wanita. Ada berbagai peran wanita yang
dimilikinya sejak lahir sampai pada usia-usia selanjutnya. Peran itu merupakan bagian dari hidupnya Sugihastuti, 2000 : 121.
Faktor-faktor yang biasanya menjadi sumber persoalan bagi para ibu yang bekerja dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah persoalan yang timbul dalam diri pribadi sang ibu tersebut. Ada di antara para ibu yang lebih senang jika
dirinya benar-benar hanya menjadi ibu rumah tangga, yang sehari-hari berkutat di rumah dan mengatur rumah tangga. Namun, keadaan “menuntut” nya untuk
bekerja, untuk menyokong keuangan keluarga. Kondisi tersebut mudah menimbulkan stress karena bekerja bukanlah timbul dari keinginan diri namun
seakan tidak punya pilihan lain demi membantu ekonomi rumah tangga. Biasanya, para ibu yang mengalami masalah demikian, cenderung merasa sangat lelah
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
terutama secara psikis, karena seharian “memaksakan diri” untuk bertahan di tempat kerja.
1. Faktor Eksternal
• Dukungan suami
• Kehadiran anak
• Masalah pekerjaan
Manfaat Bekerja Bagi Wanita •
Mendukung ekonomi rumah tangga •
Meningkatnya harga diri dan pemantapan identitas •
Relasi yang sehat dan positif dengan keluarga •
Pemenuhan kebutuhan sosial •
Peningkatan skill dan kompetensi Rini Jacinta, 2002 :1-3. Beberapa faktor sosial dan faktor ekonomi yang dimiliki petani adalah :
1. Faktor Sosial, diantaranya adalah: Ü
Umur Setiap masyarakat mempunyai suatu sistem tentang harapan-harapan
sosial yang menuntut setiap anggotanya untuk berperilaku sesuai dengan usianya. Pertambahan usia akan diikuti perubahan perilaku. Oleh sebab itu dengan
bertambahnya umur seseorang maka pengetahuannya untuk memahami pengertian-pengertian yang rumit akan meningkat, termasuk dalam mengelola
pendapatannya Suardiman, 2001:74.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Ü Tingkat Pendidikan
Pendidikan akan memberikan kemampuan seseorang untuk berfikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah. Pendidikan juga merupakan
unsur modernisasi yang menuju kepada terciptanya suatu cara berfikir rasional dan gaya hidup yang mendorong diaplikasikannya teknologi modern
Suardiman, 2001: 76. Ü
Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani akan membantu para petani dalam mengambil
keputusan berusahatani. Semakin lama pengalaman yang dimiliki petani maka petani tersebut akan cenderung memiliki tingkat keterampilan yang tinggi.
Pengalaman berusahatani yang dimiliki oleh petani juga akan mendukung keberhasilan dalam berusahatani Sumantri, dkk, 2004: 35.
Ü Tingkat Kosmopolitan
Tingkat Kosmopolitan dapat diartikan sebagai keterbukaan maupun hubungan petani dengan dunia luar yang nantinya diharapkan akan memberikan
inovasi baru bagi para petani dalam menjalankan usahataninya. Tingkat kosmopolitan dapat diukur dari perkembangan sumber inovasi baru, antara lain
media cetak, media elektronik dan bepergiannya petani keluar daerah tempat tinggal mereka atau keluar desa dalam rangka memasarkan hasil usahatani
mereka serta mendapatkan pendidikan dan informasi mengenai inovasi pertanian untuk mengembangkan usahatani mereka Fauzia dan Tampubolon, 1991 : 22.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
2. Faktor Ekonomi, diantaranya adalah: Ü
Luas Lahan Penduduk desa yang kegiatan utamanya bertani menggantungkan hidup
dari tanah garapannya. Dengan demikian luas tanah garapan yang dimilikinya menjadi salah satu petunjuk besarnya pendapatan yang diterimanya
Suardiman, 2001 : 78. Ü
Jumlah Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia
pertanian yang dimiliki oleh petani, terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam usahataninya. Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban
hidup bagi keluarga apabila tidak aktif bekerja Syafrudin, 2003: 78-79. Ü
Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani, di mana tenaga
kerja yang dimaksud di sini adalah petani dan para anggota keluarganya. Dalam usahatani, keluarga petani merupakan unsur penentu, namun pada saat tertentu
faktor tenaga kerja keluarga akan muncul sebagai faktor yang menentukan kelestarian dari usahatani itu Tohir, 1991 : 221.
Ü Pendapatan di Luar Usahatani
Usaha memenuhi kebutuhan keluarga petani yaitu mencari sumber mata pencaharian tambahan. Situasi yang tidak pasti dalam berusahatani disebabkan
oleh faktor alam seperti : iklim, curah hujan, hama dan penyakit tanaman, harga dan pemasaran. Dalam situasi ketidakpastian inilah petani mencari sumber-
sumber pendapatan yang lain Soekartawi, 1988 :32.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Sikap merupakan pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek, orang atau peristiwa. Sikap
mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu Robbins, 2001:138. Sikap dapat bersifat negatif atau positif. Sikap negatif memunculkan
kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positif memunculkan kecenderungan
untuk menyenangi atau mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu Adi, 1994 :178.
Telaah ilmiah mengenai sikap membutuhkan alat ukur yang dapat mengukur suatu sikap. Vander Zanden, dalam bukunya Social Psykologi
mengatakan sekurang-kurangnya sejauh ini, ada empat cara pengukuran yang banyak digunakan oleh para ilmuwan atau pun mereka yang tertarik akan study
mengenai sikap. Keempat cara pengukuran itu adalah : Ü
Pengukuran dengan Skala Thurstone Pengukuran dengan skala thurstone ini dikembangkan oleh Louis
thurstone, dan dikenal dengan nama metode Equal Appearing Intervals. Ia mengembangkan sejumlah besar pertanyaan untuk mengukur sikap seseorang
terhadap suatu hal. Ü
Pengukuran dengan Skala Likert Skala Likert adalah skala yang dikembangkan oleh Rensis Likert dan
dikenal sebagai Tehnik Summated Ratings. Pada pengukuran dengan skala Likert, responden diberikan pernyataan-pernyataan dengan kategori jawaban yang sudah
dituliskan, contoh:
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
Jawaban 5, 4, 3 ,2, 1 maupun 1, 2, 3, 4, 5 diatas mengambarkan arah atau tingkatan dari hal yang menyenangkan favourable sampai tidak menyenangkan
un favourable. Ü
Pengukuran dengan Skala Guttman Pengukuran dengan skala ini dikembangkan oleh Louis Guttman, dan
skala yang ia kembangkan disebut juga sebagai Tehnik Analisis Skalogram. Ü
Pengukuran dengan Skala Semantic – Differential Skala semantic-differential ini dikembangkan oleh Charles E Osgood dan
rekan pada tahun 1975, digunakan untuk mengukur makna konotatif dari suatu konsep Adi, 1994 : 192-194.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Kerangka Pemikiran
Melihat potensi wanita sebagai sumber daya manusia, maka upaya menyertakan wanita dalam proses pembangunan bukan hanya merupakan
perikemanusiaan belaka, tetapi merupakan tindakan efisien karena tanpa mengikut sertakan wanita dalam proses pembangunan menyebabkan pemborosan dan dapat
menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Karena adanya kesempatan, hak dan kewajiban yang sama bagi pria dan
wanita untuk berperan dalam segala kegiatan pembangunan telah mendorong wanita untuk bekerja, termasuk dalam sebuah keluarga yang menyebabkan wanita
berperan ganda yaitu pencari nafkah sebagai petani pada usahatani kopi. Wanita dalam usahatani kopi terlibat dalam berbagai kegiatan yaitu pada
tahap penanaman persiapan lahan, penanaman, penyisipan, tahap pemeliharaan pemupukan, pemberantasan hama, penyakit dan gulma, tahap panen
pemetikan, tahap pengolahan hasil penyortiran, pengupasan kulit, pengeringan. Pada usahatani kopi penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya
curahan tenaga kerja. Besarnya curahan tenaga kerja dinyatakan dalam HKP Hari Kerja Pria. Untuk tenaga kerja wanita dewasa yang bekerja efektif dalam 1 hari
setara dengan 0,8 HKP. Dari usahatani kopi ini, akan dihasilkan produksi kopi. Besarnya produksi
kopi yang diperoleh akan menambah pendapatan yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani.
Sebagai petani, wanita memiliki berbagai faktor sosial dan faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Yang termasuk pada faktor sosial diantaranya : umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, dan tingkat kosmopolitan, sedangkan yang termasuk pada
faktor ekonomi diantaranya : luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam kelurga, dan pendapatan diluar usahatani kopi.
Wanita dalam peran gandanya dalam rumah tangga yaitu sebagai petani memiliki sikap, baik positif maupun negatif. Di mana sikap positif memunculkan
kecenderungan untuk menyenangi, atau mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sedangkan sikap negatif memunculkan
kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
WANITA
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran
Keterangan: : Menyatakan Hubungan
: Menyatakan pengaruh
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
POSITIF PETANI
Faktor Sosial -Umur
-Tingkat pendidikan -Pengalaman bertani
-Tingkat kosmopolitan Faktor Ekonomi
-
Luas lahan -Jumlah tanggungan
keluarga -Ketersediaan tenaga kerja
dalam keluarga -Pendapatan diluar usaha
tani kopi USAHATANI KOPI
NEGATIF SIKAP
PERAN GANDA
Tahapan kegiatan -Penanaman
-Pemeliharaan -Panen
-Pengolahan
hasil
PRODUKSI KOPI CURAHAN TENAGA KERJA
Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan, 2009
USU Repository © 2009
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan dari penelitian maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh faktor sosial umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman
bertani, tingkat kosmopolitan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi.
2. Ada pengaruh faktor ekonomi luas lahan, jumlah tanggungan keluarga,
ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan di luar usahatani kopi terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi.
3. Sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya pada usahatani kopi
adalah positif.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
METODOLOGI PENELITIAN
Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Adapun dasar
pemilihan daerah penelitian ini adalah karena di desa tersebut pada umumnya wanita ikut terlibat dalam usahatani kopi dan desa ini memiliki luas lahan untuk
tanaman kopi yang paling luas yaitu 102 Ha dengan total luas lahan tanaman kopi di Kecamatan Lintong Nihuta 1.089 Ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.2. Luas Lahan Tanaman Kopi di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2007
No Nama Desa
Luas Lahan Ha Persentase
1 Sibuntuon Parpea
40 3,67
2 Sibuntuon Partur
50 4,59
3 Parulohan 102
9,37
4 Sigumpar 35
3,21 5 Siharjulu
26 2,39
6 Sitolu Bahal
58 5,33
7 Habeahan 65
5,97 8 Tapian
Nauli 90
8,26 9 Pargaulan
49 4,50
10 Sigompul 37
3,40 11 Siponjot
91 8,36
12 Dolok Margu
56 5,14
13 Hutasoit I
37 3,40
14 Hutasoit II
40 3,67
15 Sitio II
33 3,03
16 Lobu Tua
39 3,58
17 Bonan Dolok
50 4,59
18 Nagasaribu I
41 3,76
19 Nagasaribu II
37 3,40
20 Nagasaribu III
25 2,30
21 Nagasaribu IV
48 4,41
22 Nagasaribu V
40 3,60
Total 1.089
100,00
Sumber : Koordinator PPL Lintong Nihuta
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Metode pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan lahan dengan tanaman kopi yang berperan sebagai istri dan memiliki keluarga yang
lengkap sebanyak 235 KK di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Pengambilan sampel dilakukan secara
Stratified Random Sampling atas dasar strata luas lahan dengan jumlah petani sampel 30 KK.
Sampel dikelompokkan atas dua strata yakni lebih kecil dari 0,5 Ha dan lebih besar sama dengan 0,5 Ha. Di mana luas lahan yang dimaksud di sini adalah
luas lahan yang ditanami tanaman kopi baik itu. Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel.3. Penentuan Sampel penelitian di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan
Strata Luas Lahan
Ha Populasi Petani
Kopi KK Sampel Penelitian
KK I
0,5 157
20 II
≥ 0,5 78
10 Total
235 30
Sumber : Kepala Desa Parulohan
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani kopi
sebagai responden dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dibuat lebih dulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas terkait seperti
kantor kecamatan Lintong Nihuta, Kantor Kepala Desa, Dinas Pertanian Humbang Hasundutan, dan buku pendukung penelitian.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Metode Analisis Data
Data dari lapangan diperoleh dan dikumpulkan maka : a.
Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan Metode Deskriptif.
b. Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan Metode deskriptif, di mana
hal-hal yang perlu dijelaskan adalah curahan tenaga kerja wanita pada setiap tahapan kegiatan pada usahatani kopi.
c. Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan Analisis
Regresi Linear Berganda, dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS Statitistical Product and Service Solution
dengan rumus matematisnya sebagai berikut : = a
0 +
a
1
x
1 +
a
2
x
2
+ ………….+ a
k
x
k
Keterangan = Curahan tenaga kerja wanita HKP Tahun
a = Koefisien intercept
a
1
a
2
….a
k
= Koefisien regresi
x
1
= Umur wanita Tahun. x
2
= Tingkat pendidikan formal Tahun x
3
= Pengalaman bertani Tahun
x
4
= Tingkat Kosmopolitan Score. Secara parsial diuji dengan membandingkan T-Hitung dengan T-Tabel
1 :
− −
= =
−
k n
dk Sa
a T
i i
Hitung
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Keterangan a
i
= Koefisien Regresi yang diperoleh dari sampel Sa
i
= Standart error untuk koefisien regresi sampel Dengan Kriteria Uji :
T-Hitung T-Tabel…………………………………Hipotesis H diterima
T-Hitung ≥ T-Tabel…………………………………Hipotesis H
ditolak Untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh terhadap curahan tenaga
kerja wanita pada usahatani kopi dapat digunakan uji –F yaitu dengan rumus:
1 −
− =
k n
JK k
JK F
res reg
JK
reg
= a
1
∑x
1i
y
i
+ a
2
∑x
2i
y
i
+ ……..+ a
k
∑x
ki
y
i
JK
res
= ∑y
i
– Y
i 2
Keterangan: JK
reg
= Jumlah kuadrat-kuadrat regresi JK
res
= Jumlah kuadrat-kuadrat residu k = Derajat bebas pembilang
n = Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk serempak
F-Hitung F-Tabel……………………………….Hipotesis H diterima
F-hitung ≥ F-Tabel………………………………. Hipotesis H
ditolak Sudjana, 1992 : 347,388.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
d. Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan Analisis
Regresi Linear Berganda, dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS Statitistical Product and Service Solution
dengan rumus matematisnya sebagai berikut : = a
0 +
a
1
x
1 +
a
2
x
2
+ ………….+ a
k
x
k
Keterangan: = Curahan tenaga kerja wanita HKP Tahun
a = Koefisien intercept
a
1
a
2
….a
k
= Koefisien regresi x
1
= Luas lahan Ha.
x
2
= Jumlah tanggungan Jiwa x
3
= Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga HKP Tahun x
4
= Pendapatan diluar usahatani kopi Rp Tahun Secara parsial diuji dengan membandingkan T-Hitung dengan T-Tabel
1 :
− −
= =
−
k n
dk Sa
a T
i i
Hitung
Keterangan a
i
= Koefisien Regresi yang diperoleh dari sampel Sa
i
= Standart error untuk koefisien regresi sampel Dengan Kriteria Uji :
T-Hitung T-Tabel…………………………………Hipotesis H diterima
T-Hitung ≥ T-Tabel…………………………………Hipotesis H
ditolak
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
Untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat digunakan uji –F yaitu dengan rumus:
1 −
− =
k n
JK k
JK F
res reg
JK
reg
= a
1
∑x
1i
y
i
+ a
2
∑x
2i
y
i
+ ……..+ a
k
∑x
ki
y
i
JK
res
= ∑y
i
– Y
i 2
Keterangan: JK
reg
= Jumlah kuadrat-kuadrat regresi JK
res
= Jumlah kuadrat-kuadrat residu k = Derajat bebas pembilang
n = Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk serempak
F-Hitung F-Tabel……………………………….Hipotesis H diterima
F-hitung ≥ F-Tabel………………………………. Hipotesis H
ditolak Sudjana, 1992:347,388.
e. Untuk identifikasi masalah 5 dianalisis dengan menggunakan Metode
Penskalaan LIKERT dengan kriteria sebagai berikut : A
= Sangat Setuju B =
Setuju C =
Ragu-ragu D
= Tidak Setuju E
= Sangat Tidak Setuju Skor standart yang digunakan adalah Skor T yaitu :
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡ −
+ =
S X
x T
10 50
Keterangan : T
= Skor standart x
= Skor responden X
= Rata-rata skor kelompok S
= Deviasi standart kelompok Dengan kriteria uji :
T 50 = Sikap positif T
≤ 50 = Sikap negatif Azwar, 1995 : 156.
f. Untuk identifikasi masalah 6 dan 7 dianalisis dengan Metode Deskriptif.
Defenisi Dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Defenisi
1. Peran adalah bagian yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan dan
cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. 2.
Rumah tangga adalah kesatuan sosial ekonomi dan anggotanya berdiam dalam satu rumah atau bagian dari rumah.
3. Tingkat kosmopolitan adalah tingkat keterbukaan petani terhadap dunia
luar, yang diukur berdasarkan banyaknya melakukan kunjungan keluar
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
desa serta penggunaan sarana informasi melalui media cetak dan frekuensi petani menggunakan media elektronik.
4. Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan mengenai objek, orang, atau peristiwa.
Batasan Operasional
1. Petani Sampel adalah istri petani yang membudidayakan tanaman kopi,
sekaligus menjadi tenaga kerja pada usahataninya. 2.
Tempat penelitian berada di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan.
3. Waktu penelitian direncanakan pada tahun 2008-Selesai.
4. Peran ganda yang dimaksud peneliti adalah peranan wanita sebagai ibu
rumah tangga dan petani pada usahatani kopi. 5.
Curahan tenaga kerja wanita adalah besarnya penggunaan tenaga kerja oleh istri yang berperan sebagai petani pada usahatani kopi.
6. Produksi adalah hasil usahatani kopi yang di hitung dalam satuan kg.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya curahan tenaga kerja wanita
pada usahatani kopi adalah ; a.
Faktor sosial umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan
b. Faktor ekonomi luas lahan, jumlah tanggungan, ketersediaan
tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan diluar usahatani kopi. 8.
Umur adalah usia petani sampel yang berumur ≥ 15 tahun dan masih
produktif.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
9. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani
oleh petani sampel misalnya : SD, SMP,SMA atau sederajat yang biasanya dinyatakan dalam tahun.
10. Pengalaman bertani adalah lamanya petani sampel mengusahakan
usahatani kopi yang dinyatakan dalam tahun. 11.
Luas lahan adalah luas lahan yang ditanami tanaman kopi yang dinyatakan dalam satuan hektar.
12. Jumlah tanggungan adalah banyaknya yang ditanggung oleh kepala
keluarga dalam sebuah rumah tangga. 13.
Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga adalah jumlah tenaga kerja yang dapat bekerja pada usahatani kopi yang berasal dari dalam keluarga.
14. Pendapatan diluar usahatani kopi adalah pendapatan yang diperolah petani
diluar usahatani kopi.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan, 2009 USU Repository © 2009
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
1. Deskripsi Daerah Penelitian