Tujuan Penelitian Paradigma Penelitian

3. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan gambaran menyeluruh kepada pihak berwenang di bidang pendidikan yang terkait, tentang bagaimana peran dan kinerja pengawas sekolah terhadap mutu sekolah binaanya. Selain itu juga akan dipaparkan pula bagaimana peran sanggar pengawas, dalam hal ini Kelompok Kerja Pengawas Sekolah, terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja pengawas sekolah. Peningkatan kemampuan dan unjuk kerja pengawas akan berujung pada peningkatan mutu sekolah dan pendidikan di daerah bersangkutan.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran dan pengaruh sebuah sanggar pengawas dalam hal meningkatkan kompetensi dan kinerja anggotanya melalui media belajar mandiri antar anggota. Di samping itu secara mendasar penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana peran pengawas sekolah baik terhadap kegiatan peningkatan mutu pembelajaran maupun pada proses penjaminan mutu di sekolah.

F. Paradigma Penelitian

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong 1989: 33, adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur bagian dan hubungan atau bagaimana bagian-bagian berfungsi perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu. Kuhn 1962: 67, dalam http:www.scribd.comdoc37913447paradigma-penelitian-kualitatif- 2 mendefinisikan „paradigma ilmiah‟ sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, contoh-contoh termasuk hukum, teori, aplikasi, dan instrumentasi secara bersama-sama yang menyediakan model yang darinya muncul tradisi yang koheren dari penelitian ilmiah. Penelitian yang pelaksanaannya didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama. Berdasarkan definisi di atas Baker 1992: 23, dalam http:sambasalim.commetode-penelitian-paradigma-penelitian.html mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan tertulis atau tidak tertulis yang melakukan dua hal: 1 membangun atau mendefinisikan batas-batas; dan 2 bagaimana seharusnya melakukan sesuatu di dalam batas-batas itu agar bisa mencapai tujuan ilmiah. Dengan memakai landasan seperti diatas maka dalam penelitian ini paradigma penelitian seperti yang tergambar seperti di bawah ini : Gambar 1.1 : Paradigma penelitian Berdasarkan gambar di atas dapat dipaparkan bahwa, sebagai organisasi atau wadah bagi orang-orang yang mempunyai keahlian dan ketrampilan yang spesifik, di dalam sanggar pengawas seharusnya terdapat aktifitas atau program yang dapat menunjang bahkan meningkatkan kemampuan diri maupun kinerjanya. Peningkatan kemampuan diri sendiri ini bisa berarti secara individual seorang anggota organisasi ini bisa lebih baik, lebih luas wawasannya, dan menjadi pribadi yang lebih terbuka. Di samping itu anggota, peningkatan kemampuan juga bisa berarti peningkatan ketrampilan dalam bidangnya baik meningkat sampai pada tingkatan teknis, taktis maupun pada level strategis. Kegiatan-kegiatan itu dapat berupa kegiatan belajar mandiri, saling berbagi pengetahuan yang baru, saling berbagi pengalaman, dan secara lebih luas terdapat sinkronisasi pola kerja. P R O S E S Sanggar Pengawas  Proses belajar mandiri  Sharing Knowledge  Berbagi Pengalaman  Sinkronisasi Pola Kerja Pengawas yang berkompeten  Secara Profesional  Secara Individual  Kepala Sekolah  Guru  Perencanaan Mutu  Pelak. Mutu  Pencapaian  Sekolah bermutu  Guru bermutu  Siswa bermutu  Di dalam sanggar pengawas sekolah seharusnya juga terdapat kegiatan atau program seperti yang tersebut di atas. Dengan adanya kegiatan seperti itu, tentunya akan semakin meningkatkan kompetensi pengawas sekolah. Peningkatan kompetensi bisa terjadi baik pada kompetensi secara profesional maupun secara pribadi. Di dalam dunia kepengawasan terdapat 6 enam kompetensi dasar pengawas yang harus dikuasai oleh seorang pengawas. Kompetensi kepribadian berkaitan dengan kemampuan pribadi pengawas sekolah dalam membina hubungan yang harmonis dengan sesama maupun dengan subyek binaanya yaitu guru dan kepala sekolah. Selain itu juga berkaitan dengan kecakapan dalam melakukan komunikasi yang efektif serta keterbukaan dalam wawasan. Sementara kompetensi profesional mencakup kompetensi manajerial, akademis, penelitian dan pengembangan, evalauasi, dan penelitian tindakan sekolah. Pengawas yang berkompeten tentunya akan mempengaruhi kinerjanya dalam kepengawasan dan pembinaan terhadap sekolah binaanya. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Desti Irja 2008: 66-72 dalam penelitiannya tentang hubungan antara motivasi kerja dan kinerja pengawas sekolah. Dalam hal ini motivasi kerja adalah salah satu aspek dalam dimensi kompetensi kepribadian yang harus dimiliki seorang pengawas. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa motivasi kerja berhubungan positif dengan kinerja pengawas atau efektivitas kerja pengawas sekolah. Namun demikian faktor motivasi kerja saja tidak cukup untuk meningkatkan kinerja pengawas sekolah, tapi faktor pendidikan, ketrampilan, dan kepemimpinan organisasi perlu juga diperhatikan. Hal ini juga berarti tidak saja kompetensi kepribadian tapi juga kompetensi manajerial, akademis, evaluasi, dan penelitian dan pengembangan serta penelitian tindakan sekolah. Pengawas yang berkompeten dan berkinerja tinggi akan mempengaruhi mutu kepala sekolah dan mutu guru yang dibinanya. Pengawas ini juga akan terlibat dan memfasilitasi proses penjaminan mutu di sekolah binaanya yang terdiri atas kegiatan perencanaan mutu sertga pelaksanaan dan pencapaian target mutu. Hasil dari semua proses dan keterlibatan aktif dari pengawas sekolah terhadap sekolah binaannya adalah terwujudnya sekolah yang bermutu. Di dalam sekolah yang bermutu terdapatn komponen siswa yang bermutu, proses pembelajaran yang bermutu serta lulusan yang bermutu. Puncaknya adalah naiknya kualitas pendidikan setidaknya di daerah tempat pengawas sekolah melaksanakan tugasnya, yaitu pendidikan di tingkat kabupaten kota. BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN PROFESIONAL PENGAWAS SMA DI LINGKUNGAN KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 12

KEMAMPUAN PROFESIONAL PENGAWAS SMA DI LINGKUNGAN KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 24

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen 2005/ 2006).

0 0 10

IMPLIKASI KEBIJAKSANAAN FUNGSIONALISASI JABATAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN KINERJANYA : Suatu Studi Deskriptif Analitis Terhadap Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah Rumpun Mata Pelajaran pada SMU di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Ba

0 3 65

PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGAWAS TK/SD : Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TK/SD di Lingkungan Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak.

0 0 38

IMPLIKASI FUNGSIONALISASI JABATAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP POLA PENGEMBANGAN PENGAWAS SEKOLAH TK, SD, SDLB DI PROPINSI JAWA BARAT : Studi Deskriptif Analitis tentang Pengelolaan Pengembangan Pengawas Sekolah TK, SD, SDLB di Lingkungan Kanwil Depdikbud Pr

0 1 83

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI PENGAWAS TERHADAP KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR (Studi Deskriptif Analisis Kuantitatif Tentang Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Pengawas Terhadap Kinerja Pengawas Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bekasi).

0 0 7

PEMBERDAYAAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.

1 4 170

PERAN PENGAWAS PENDIDIKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SMP DI KABUPATEN BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

0 1 17

Short List Konsultan Pengawas Mutu Pendidikan

0 0 1