atau guru kelas. Di dalam organisasi atau wadah ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota yang seprofesi dan terjadi dalam suasana kesejawatan yang akrab
antar anggota. Interaksi yang terjadi juga berupa saling berbagi informasi, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dan saling memberi solusi terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi.
B. Fokus Penelitian
Di dalam penelitian kualitatif masalah penelitian disebut dengan fokus Moleong, 1989:68 atau dengan istilah yang lengkap adalah fokus penelitian
Idrus, 2009: 48. Fokus penelitian ditetapkan karena begitu banyak fakta yang ingin diketahui dan diungkapkan. Hal ini ditambahkan lagi dengan begitu banyak
temuan lapangan yang akan membuat rasa keingintahuan untuk menelusuri lebih jauh. Namun demikian peneliti harus membatasi dirinya dan kajian penelitiannya
agar penelitian ini tidak berjalan tanpa arah. Pembatasan area penelitian inilah yang disebut dengan fokus penelitian. Penetapan batas area penelitian ini untuk
mencegah terjadinya kebingungan dalam memilih, memilah, mereduksi dan menganalisis data Satori dan Komariah, 2009: 30.
Rincian mengenai maksud dari penetapan fokus penelitian adalah seperti yang dinyatakan oleh Moleong 1989: 69 bahwa, pertama, fokus penelitian dapat
membatasi studi sehingga tidak tidak menyertakan hal-hal yang di luar penelitian. Kedua, penetapan fokus penelitian berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-
eksklusi atau memasukkan – mengeluarkan informasi yang baru diperoleh dari
lapangan. Dengan panduan dan arahan dari fokus penelitian maka peneliti dapat tahu data mana yang perlu dikumpulkan dan data mana yang, walaupun menarik,
karena tidak relevan, tidak perlu dimasukkan ke kumpulan data yang akan dianalisis di tahap selanjutnya.
Kemudian , dari penetapan fokus penelitian, akan “dipecah” atau diuraikan
lagi menjadi pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dimaksudkan untuk lebih mengoperasionalkan fokus penelitian Idrus. 2009: 48. Operasionalisasi
fokus penelitian nantinya akan membantu peneliti dalam mempertajam arah penelitiannya. Pertanyaan penelitian ini juga akan membantu peneliti dalam
membuat pedoman wawancara guna mengumpulkan data dari lapangan, menentukan aspek data dan informasi yang perlu dikumpulkan, dan membantu
melakukan koding pada saat analisis data. Sebagai ilustrasi untuk memperjelas penetapan fokus penelitian dapat
dinyatakan disini bahwa pengawas dengan 6 enam kompetensi dasar diharapkan bisa tampil sebagai pengawas sekolah yang berkompeten, profesional dan
bermartabat. Dalam rangka lebih meningkatkan standar mutu pengawas maka pemerintah membentuk sebuah wadah sebagai sarana untuk meningkatkan
keprofesionalan kompetensi pengawas sekolah. Wadah ini berupa sanggar pengawas yang dikenal juga dengan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah. Salah
satu tujuan dari pembentukan sanggar pengawas adalah untuk mendiskusikan permasalahan
yang dihadapi
dan mencari
pemecahannya kemudian
mengaplikasikannya kepada sekolah binaan serta sebagai sarana saling berbagi informasi dan pengalaman dalam pembinaan sekolah Depdikbud, 1989: 7.
Dengan demikian pengawas akan memberikan kontribusi yang besar kepada mutu sekolah.
Saat ini dengan adanya Standar Nasional Pendidikan dan akreditasi sekolah, ada penjenjangan mutu sekolah berdasarkan pencapaian 8 standar
nasional pendidikan. Ada sekolah dengan Standar Pelayanan Minimal SPM, Sekolah Standar Nasional SSN, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI,
dan Sekolah Bertaraf Internasional SBI. Pada sekolah dengan predikat SSN dan RSBI terdapat pernyataan mutu dan juga program peningkatan dan penjaminan
mutu pendidikan yang tertuang dalam Rencana Kerja Sekolah RKS. Berdasarkan hal tersebut diatas maka fokus penelitian ini akan mencoba
mengungkapkan bagaimana aktifitas dan keberadaan sanggar pengawas serta peran sanggar pengawas sekolah, dalam hal ini Musyawarah Kerja Pengawas
Sekolah MKPS terhadap kinerja dan kompetensi pengawas sekolah. Kemudian dari hasil interaksi dan belajar mandiri dengan sesama pengawas akan ditelaah
pula bagaimana peran pengawas sekolah tersebut dalam proses penjaminan mutu di sekolah binaannya.
Fokus penelitian diatas apabila diturunkan dan diuraikan dalam pertanyaan penelitian maka seperti di bawah ini :
1. Bagaimana aktifitas dan keberadaan sanggar pengawas sekolah di
lingkungan Dinas Pendidikan Lumajang, Jawa Timur? 2.
apakah sanggar pengawas tersebut mempunyai program atau kegiatan untuk meningkatkan kompetensi pengawas sekolah?
3. Bagaimanakah kinerja pengawas sekolah terutama berkaitan dengan
visitasi dan teknik supervisi yang digunakan dalam pembinaan pada sekolah binaanya?
4. bagaimanakah peran pengawas sekolah dalam proses penjaminan mutu
pendidikan di sekolah binaannya?
C. Unit Analisis