Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Ani Andriyani, 2014 Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk memperoleh perubahan dalam diri. Hal ini berarti siswa berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam proses pembelajaran. Di Indonesia proses pembelajaran telah diatur oleh pemerintah dalam suatu Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah. Salah satunya yaitu Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang isinya : Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dari peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut menyiratkan bahwa dalam suatu proses belajar diperlukan ruang yang cukup bagi siswa sehingga siswa dapat mengembangkan kreativitas yang dimilikinya sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Selama ini pembelajaran selalu diasumsikan di dalam kelas dan di dalam jam pelajaran saja. Padahal pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas dan jam pelajaran di sekolah dengan perencanaan yang baik, sehingga ruang untuk belajar bagi siswa lebih luas dan lebih terstruktur. Proses pembelajaran perlu menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sehingga dapat menunjukkan bakat, minat, kemampuan, serta dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Proses pembelajaran sebisa mungkin perlu menyediakan tugas-tugas ataupun proyek-proyek yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri. Hal ini akan mendorong siswa untuk dapat menggali potensinya sendiri serta tidak terfokus pada kehadiran guru dan tatap muka di kelas namun tetap terstruktur dan terencana dengan baik. Perencanaan Ani Andriyani, 2014 Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu inilah yang menjadi tonggak tercapainya keberhasilan belajar mandiri siswa, jika perencanaannya kurang baik maka pembelajaran tidak akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman atau sesuatu yang telah dipelajari. Guru harus menyadari bahwa kegiatan belajar membutuhkan pengalaman siswa secara langung dalam belajar. Hal tersebut dapat diartikan bahwa siswa dapat mencari sendiri materi pembelajaran yang harus dia ketahui dengan arahan yang tepat dari guru. Belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang meliputi keinginan dan tindakan dari seorang individu. Dari proses usaha itulah sehingga dapat menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan melalui latihan dan pengalaman. Proses pembelajaran bukanlah proses penyerapan pengetahuan atau trasfer informasi dari guru ke siswa melainkan partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat membuat siswa menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengalaman belajar. Semakin sering materi pelajaran dipelajari maka semakin kuat pula materi pelajaran tersebut diingat oleh siswa. Hal tersebut menyuratkan bahwa jika materi pelajaran sering dipelajari oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah maka siswa akan lebih mudah memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut nantinya akan berdampak pula pada hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa. Jika siswa paham akan suatu materi pelajaran maka hasil belajar nya pun akan baik. Hasil belajar merujuk pada pencapaian kompetensi atau sasaran tujuan pembelajaran. Cakupan materi yang terkandung pada setiap kawasan kompetensi cukup luas, cakupan-cakupan itu akan dapat dilihat dengan indikator-indikator operasional. Agar setiap indikator dapat tercapai, maka diperlukan suatu rancangan pembelajaran mandiri dan terprogram agar siswa dapat lebih aktif lagi belajar di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang telah ditetapkan mengingat terbatasnya waktu dalam pembelajaran di dalam kelas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu mengembangkan potensi Ani Andriyani, 2014 Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat membantu dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Berbagai usaha dilakukan oleh pelaksana pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar dalam rangka memperoleh kualitas pendidikan yang baik. Hasil belajar yang didapatkan seseorang ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang ada pada diri siswa internal dan faktor dari luar diri siswa eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis seperti keadaan jasmani dan panca indera. Faktor psikologis, seperti intelegensi, minat dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat Faktor non sosial, seperti lingkungan alam dan fisik yakni ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan lain sebagainya Mulyasa, 2004:191-193. Dari berbagai usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar siswanya ternyata masih banyak guru-guru yang menggunakan metode konvensional untuk mengajar di sekolahnya. Padahal berbagai model pembelajaran yang membuat siswa aktif dan kreatif sudah disosialisasikan atau diperkenalkan kepada guru- guru bahkan mungkin sebagian model pembelajaran tersebut sudah sangat dikenal dan guru-guru sudah dapat menerapkannya di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti beranggapan perlu diterapkannya suatu metode yang tepat dan dapat membuat siswa lebih sering dan giat belajar di luar jam pelajaran di sekolah yang terbatas. Metode yang lebih bersifat mengembangkan keaktifan siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, baik secara individual maupun kelompok, mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan informasi, mengembangkan kecakapan, dan kebiasaan belajar. Sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran sejarah. Alternatif pemecahan masalah yang peneliti dapatkan adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek untuk memperbaiki hasil belajar Ani Andriyani, 2014 Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa. Bellance 2012: 17 mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan sebagai metode pembelajaran, penjelasannya yaitu: Pembelajaran berbasis proyek diresmikan sebagai metode pendidikan oleh Jhon Dewey dan para pengikutnya. Proyek-proyek yang memperjuangkan prinsip-prinsip progresif dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang akan menggantikan pendekatan yang lebih pasif digunakan pada waktu itu. Dalam pandangan mereka, untuk tujuan belajar, belajar dengan melakukan lebih unggul daripada membaca dalam sebuah buku, mereka akan lebih memahami proses. Pembelajaran berbasis proyek project-based learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Dipilihnya model atau pendekatan pembelajaran ini, dilandasi oleh pemikiran bahwa model pembelajaran ini akan membuat siswa lebih aktif, kreatif, inovatif serta termotivasi untuk belajar sehingga siswa dengan mudah memahami apa yang diajarkan oleh guru dan hasil belajar yang diperoleh siswa lebih baik dari sebelumnya. Proyek yang akan dibuat adalah proyek yang muatan isinya dirancang dan dikerjakan sendiri oleh siswa, dengan demikian metode proyek ini dapat melihat dan mengukur kemampuan siswa. Dalam pembelajaran proyek pembelajaran telah direncanakan, terorganisir dan berlangsung secara sistematis melalui bimbingan guru. Dengan demikian melalui metode proyek ini pembelajaran menjadi efektif karena didukung oleh komunikasi dengan siswa sehingga siswa tertarik dan berminat mengerjakan berbagai proyek yang dicanangkan. Pembelajaran akan didesain secara menyenangkan dan bermakna bagi kehidupan siswa. Metode proyek ini bisa beragam jenisnya sehingga dapat disesuaikan dengan karakter siswa. Dalam penelitian ini proyek yang akan dikembangkan oleh siswa diantaranya ialah pembuatan artikel, syair bertema sejarah, laporan dalam bentuk powerpoint, serta mading sederhana. Terlebih lagi proyek ini dikerjakan secara berkelompok, diharapkan melalui pembelajaran Ani Andriyani, 2014 Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelompok siswa lebih rajin mengerjakan tugas karena ada teman untuk saling bertukar fikiran. Melalui metode proyek proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dalam mengerjakan secara berkelompok, serta keterampilan yang diharapkan melalui indikator- indikator yang telah disampaikan kepada siswa. Pembelajaran yang menerapkan metode proyek dapat dilakukan secara berkesinambung. Setelah guru memaparkan beberapa materi pokok yang harus diketahui oleh siswa, kemudian guru memberikan suatu proyek agar dapat mengembangkan pengetahuan siswa itu sendiri. Setelah siswa mengumpulkan proyek tersebut kemudian guru memeriksa ketercapaiannya dengan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran siswa. Agar siswa bisa mempersiapkan pembelajaran selanjutnya maka guru menugaskan siswa untuk mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk pengerjaan proyek pada pertemuan yang akan datang. Hal tersebut menggambarkan continuitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa agar siswa terbiasa untuk belajar demi pencapaian hasil belajar yang diharapkan. Pengerjaan proyek ini melibatkan banyak pihak disekitar siswa, diantaranya keluarga dan teman sebaya. Keluarga berperan dalam mendukung secara financial. Kemudian jika materi pembelajaran bisa dekaitkan dengan kehidupan aktual siswa maka ada baiknya mengembangkan proyek yang mendorong siswa untuk melakukan pengamatan ataupun investigasi untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa, hal ini membuat siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial disekitarnya. Dengan belajar kelompok siswa bisa menjalankan salah satu tugas perkembangannya yaitu mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS- 1 SMAN 1 Sukaresmi”. Ani Andriyani, 2014 Penerapan Metode Proyek Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah