Rosmayasari, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI
PROBLEM BASED LEARNING DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mencakup pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya yang meliputi aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Oleh karena itu pendidikan
hendaknya dikelola dengan baik, baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai bila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada
waktunya dengan prestasi belajar yang baik. Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif serta mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara Depdiknas, 2003. Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, maka
pendidikan diharapkan dapat membawa dan mengarahkan siswa untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, sehingga dapat diaplikasikan
pada kehidupan nyata, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Siswa sekolah dasar SD yang umumnya berada dalam rentang usia 6
sampai 11 tahun atau 12 tahun, dalam teori perkembangan kognitif menurut Piaget Yusuf, 2012, hlm. 6 berada dalam periode operasional kongkrit, pada
periode ini anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan
mengubah, operasi ini memungkinkan untuk dapat memecahkan masalah secara logis. Pada periode ini, rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal sangat besar.
SD sebagai penyelenggara pendidikan, dilengkapi dengan kurikulum yang didalamnya memuat berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar. Tujuan 1
Rosmayasari, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI
PROBLEM BASED LEARNING DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran matematika di SD menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP BSNP, 2006 yaitu: 1 memahami konsep matematika pemahaman
matematik, menjelaskan keterkaitan antar konsep koneksi matematik dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah; 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika penalaran matematik; 3 memecahkan masalah pemecahan masalah matematik; 4
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah komunikasi matematik; dan 5
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan tujuan di atas, salah satu isu penting dalam pembelajaran
matematika saat ini adalah pentingnya pengembangan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini
didukung pendapat dari Ruseffendi 2006, hlm. 156 yang menyatakan bahwa, “masih banyak peserta didik setelah belajar matematika, tidak mampu
memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang
sukar, ruwet, dan sulit”. Padahal pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika yang diberikan di SD tidak cukup dengan menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Tetapi
dibarengi juga dengan pembelajaran matematika yang dapat membuat siswa merasa senang untuk belajar, memfasilitasi siswa untuk terlibat secara langsung
dalam proses pembelajaran, dan membiasakan siswa untuk menerapkan konsep- konsep dasar matematika dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Hudojo 1998 menyatakan bahwa belajar matematika merupakan proses
membangun atau mengkonstruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tidak
Rosmayasari, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI
PROBLEM BASED LEARNING DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sekedar kegiatan yang pasif dan statis, namun belajar itu harus aktif dan dinamis. Sesuai dengan pandangan konstruktivisme yang menyatakan bahwa dalam
mengajar dan belajar, siswa membangun sendiri arti dari konsep melalui pengalaman dan interaksi dengan sumber daya yang tersedia. Pengalaman siswa
dalam pembelajaran dapat lebih bermakna bagi dirinya, apabila siswa dilibatkan aktif dalam menemukan konsep. Aktif yang dimaksud dapat berupa
mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan atau ide siswa lain Ambarita, 2006; 2012, hlm. 51-52.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan satu aktivitas mental yang tinggi, karena dalam tahapan pemecahannya, siswa dihadapkan kepada situasi
yang kompleks, yang mengharapkan siswa menggunakan kemampuan berpikir secara mendalam dan komprehensif sehingga bisa memahami dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Ditinjau dari kompleksitas aktivitasnya, pemecahan masalah menurut Sumarmo 2013, hlm. 198 tergolong
pada kemampuan berfikir matematik tingkat tinggi .
Penguasaan konsep matematika dengan latihan berfikir secara matematis tidaklah cukup, melainkan
perlu dibarengi pengembangan rasa keyakinan diri menghadapi dan menyelesaikan masalah sejak dini.
Pemecahan masalah merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa dalam mempelajari matematika di SD. Menurut Turmudi 2008, hlm.
34, kompetensi pemecahan masalah problem solving, diharapkan para murid mampu membangun pengetahuan baru matematika, memecahkan permasalahan
matematika dalam konteks lain, menerapkan dan mengadaptasi berbagai macam strategi untuk memecahkan masalah, serta memonitor dan merefleksi proses
penyelesaian masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa, hal ini sesuai dengan tujuan yang ditetapkan National Council of Teachers of Mathematics
NCTM. NCTM 2000 menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu
kemampuan pemecahan masalah problem solving, kemampuan komunikasi
Rosmayasari, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI
PROBLEM BASED LEARNING DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
communications, kemampuan koneksi connection, kemampuan penalaran reasoning, dan kemampuan representasi representation.
Problem Based Learning PBL, sebagai salah satu model pembelajaran
yang bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa. PBL menurut Arends 2008, hlm. 41 ialah suatu
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah autentik nyata sehingga diharapkan
mereka dapat
menyusun pengetahuannya
sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Tujuan PBL menurut Hosnan 2014, hlm. 299 yaitu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa di SD. Untuk
itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa melalui model Problem Based Learning
di sekolah dasar.”
B. Rumusan Masalah