Faktor-Faktor yang Mendukung Penerimaan Diri

42

3. Faktor-Faktor yang Mendukung Penerimaan Diri

Hurlock 1973 mengemukakan tentang faktor-faktor yang mendukung penerimaan diri, yakni : a. Adanya pemahaman tentang diri sendiri Individu yang dapat memahami diri sendiri tidak bergantung pada kemampuan intelektual saja, tetapi juga pada kemampuan orang lain memahami dirinya, ketika kondisi ini terwujud maka, individu semakin dapat menerima diri secara efektif Hurlock, 1973. Bastaman 1996 menambahkan bahwa pemahaman diri merupakan komponen utama yang menentukan keberhasilan individu untuk mencapai penerimaan diri. Pemahaman diri merupakan pengetahuan individu terkait kondisi diri sendiri. b. Adanya hal yang realistis Hal ini timbul jika individu menentukan sendiri harapannya dengan disesuaikan dengan pemahaman dengan kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh orang lain dalam mencapai tujuannya dengan memiliki harapan yang realistik Hurlock, 1973. c. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan Ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuan hidup yang realistis dapat berasal dari hambatan yang berasal dari lingkungan yang tidak dapat dikendalikan, misalnya seperti diskriminasi ras, jenis kelamin, maupun agama. Ketika hal ini terjadi, individu yang mengetahui potensinya akan sulit untuk menerima diri. Ketika lingkungan mendorong individu untuk mencapai keberhasilan, maka individu akan merasa puas dengan pencapaian yang membuktikan bahwa harapannya adalah suatu hal yang realistis Hurlock, 1973. 43 Bastaman 1996 menambahkan bahwa dengan adanya dukungan dari lingkungan dapat mendukung keberhasilan individu untuk mencapai penerimaan diri. Lingkungan yang dapat mendukung seperti kehadiran seseorang atau beberapa orang yang akrab, dapat dipercaya dan selalu bersedia memberi bantuan di saat- saat yang diperlukan Bastaman, 1996. Tidak adanya hambatan dan adanya dukungan sosial dapat memengaruhi penerimaan diri pada individu. d. Sikap lingkungan yang menyenangkan Individu yang mendapatkan sikap yang menyenangkan dari masyarakat lebih dapat menerima diri sendiri. Tiga hal yang mengarah kepada evaluasi sosial yang menyenangkan adalah tidak adanya prasangka terhadap individu dan anggota keluarganya, memiliki keahlian sosial dan mau untuk menerima kelompok Hurlock, 1973. e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat Stres secara emosional dapat mengarah kepada ketidakseimbangan fisik dan psikologis. Ketidakseimbangan fisik yang diikuti oleh stres emosional dapat membuat individu bekerja dengan kurang efisien, mengakibatkan kelelahan, dan bereaksi secara negatif kepada orang lain. Tidak adanya stres dapat membuat individu melakukan yang terbaik untuk pekerjaannya. Kondisi seperti ini berkontribusi kepada evaluasi sosial yang baik yang menjadi dasar bagi evaluasi dan penerimaan diri yang baik pula Hurlock, 1973. f. Pengaruh keberhasilan Pengaruh kegagalan dapat mengarah kepada penolakan diri, dan pengaruh kesuksesan dapat mengarah kepada penerimaan diri. Kegagalan yang seringkali 44 dirasakan individu akan membuat kesuksesan diartikan lebih bermakna Hurlock, 1973. g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik Individu yang mengidentifikasikan diri dengan orang-orang yang menyesuaikan diri dengan baik dapat mengembangkan sikap yang positif terhadap hidup dan berperilaku yang mengarah kepada penilaian dan penerimaan diri yang baik Hurlock, 1973. h. Perspektif diri Individu yang dapat melihat diri sendiri sama seperti orang lain melihat dirinya memiliki pemahaman diri yang baik dibandingkan dengan individu yang perspektif dirinya cenderung sempit dan terdistorsi. Perspektif diri yang baik dapat mendukung penerimaan diri Hurlock, 1973. i. Pola asuh di masa kecil yang baik Penyesuaian diri individu di masa depan berawal dari masa kanak-kanak. Pengasuhan secara demokratis mengarah kepada pola kepribadian yang sehat. Selain itu pada pengasuhan ini, peraturan-peraturan yang dijelaskan kepada anak dapat membuat anak dihormati sebagai seorang manusia. Anak akan belajar untuk menghormati dirinya dan bertanggung jawab untuk mengendalikan perilakunya dengan kerangka peraturan yang telah ditetapkan Hurlock, 1973. j. Konsep diri yang stabil Konsep diri yang stabil merupakan cara individu melihat dirinya dengan cara yang sama sepanjang waktu. Konsep diri yang baik mengarah kepada penerimaan diri, sedangkan konsep diri yang buruk mengarah kepada penolakan diri. Jika individu mengembangkan kebiasaan untuk menerima dirinya, maka hal 45 itu akan menguatkan konsep diri yang baik sehingga penerimaan diri akan menjadi suatu kebiasaan bagi individu Hurlock, 1973. Faktor-faktor yang mendukung penerimaan diri pada individu meliputi pemahaman akan diri sendiri, hal yang realistis, tidak ada hambatan di lingkungan, sikap lingkungan yang menyenangkan, tidak ada gangguan emosional yang berat, pengaruh keberhasilan, identifikasi dengan individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik, perspektif diri, pola asuh masa kecil yang baik, dan konsep diri yang stabil.

4. Dampak Penerimaan diri