Pengembangan Hipotesis dan Hipotesis

commit to user 29

I. Pengembangan Hipotesis dan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang belum dibuktikan kebenarannya Priyatno, 2010. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya manajemen laba di periode perusahaan melakukan IPO, yaitu pada satu tahun sebelum dan sesudah IPO, dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan, sebagai bukti ada tidaknya manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, terlebih di periode sekitar IPO, dapat membuat investor tertarik akan perusahaan mereka, hal ini dirasa menguntungkan oleh perusahaan, tetapi jika investor tidak cukup cakap dalam memilih perusahaan, maka ia tidak akan bisa memilih mana perusahaan yang sebenarnya layak untuk didanai. Perusahaan yang melakukan manajemen laba menjelang IPO berusaha menggeser laba periode yang akan datang ke periode sekarang, sehingga laba periode sekarang akan dilaporkan lebih tinggi daripada laba mendatang, hal ini akan mengakibatkan kinerja perusahaan menurun pada periode setelah IPO Saiful, 2004. a. Manajemen Laba dan IPO IPO merupakan pasar perdana bagi suatu perusahaan untuk menawarkan efeknya saham, obligasi, dan surat-surat berharga lainnya kepada publik. Bagi suatu perusahaan, IPO merupakan sarana untuk mendapatkan modal untuk pengembangan bisnis perusahaan dan sebagai parameter bahwa perusahaan tersebut telah melakukan pengelolaan commit to user 30 perusahaan dengan terbuka. Fabozzi 1999 dalam Hastoro dan Yuliana 2010 menyatakan bahwa IPO bermanfaat untuk memberikan keuntungan kompetitif pengembangan usaha, meningkatkan kemampuan going concern, dan meningkatkan citra perusahaan. Hastoro dan Yuliana 2010 melakukan penelitian mengenai manajemen laba di sekitar IPO pada 32 perusahaan manufaktur dan menemukan bahwa tingkat manajemen laba ditemukan lebih besar ketika sebelum IPO dibandingkan setelah IPO. Saiful 2004 melakukan penelitian serupa dan mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian Hastoro dan Yuliana 2010, yaitu manajemen laba periode dua tahun sebelum IPO lebih besar dibanding dua tahun setelah IPO. Berkebalikan dengan temuan tersebut, penelitian Saiful 2004 pada periode satu tahun sebelum IPO, dan satu tahun setelah IPO tidak menemukan adanya manajemen laba. Teoh et al. 1998b dalam Gioielli dan Carvalho 2008 menyatakan bahwa manajemen laba memang lebih banyak ditemukan pada perusahaan yang melakukan IPO jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan IPO. Hasil penelitian yang berbeda, dinyatakan oleh Irawan dan Gumanti 2010, yaitu tidak ditemukannya indikasi manajemen laba pada periode sebelum dan setelah IPO, hasil tersebut mendukung penelitian Gumanti dan Swastika 2005, Irawan dan Gumanti 2008 dan Aharony 1993. commit to user 31 Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil temuan dari penelitian-penelitian sebelumnya belumlah konsisten, dan masih membingungkan, sehingga dari kesimpulan tersebut, diajukan hipotesis sebagai berikut: H a1 : Terdapat indikasi manajemen laba dalam perusahaan yang terdaftar di BEI, dalam periode sebelum dan setelah IPO. b. Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Saiful 2004 menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba sebelum IPO akan menggeser pendapatan di masa depan menjadi pendapatan periode ini, sehingga laba ketika IPO terkesan baik. Hal ini mempengaruhi laba atau kinerja perusahaan setelah IPO yang lebih rendah jika dibanding dengan sebelum IPO. Kinerja operasi menurut Hastoro dan Yuliana 2010, adalah kemampuan kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Hastoro dan Yuliana 2010 menyatakan alat pengukuran kinerja operasi yaitu dengan analisis rasio, seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Beberapa penelitian yang sudah ada, seperti penelitian Saiful 2004, Hastoro dan Yuliana 2010, Suprianto 2008, Laughran dan Ritter 1997 hanya menggunakan ROA sebagai proksi kinerja operasi, sedangkan untuk menilai kinerja suatu perusahaan, terdapat berbagai macam rasio pengukur. Dalam penelitian ini, akan dipakai beberapa rasio keuangan khususnya rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk commit to user 32 mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aset atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio-rasio tersebut adalah: Return on Asset ROA dan Return on Equity ROE. margin laba kotor GPM, margin laba operasi OPM, dan margin laba bersih NPM. Return on Asset ROA adalah indikator kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki. Return on Equity ROE adalah indikator kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Margin laba kotor GPM adalah perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Margin laba operasi OPM adalah margin yang mengukur tingkat keuntungan perusahaan dari kegiatan operasi utamanya. Margin laba bersih NPM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H a2 : Terdapat perbedaan Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas antara sebelum dan setelah IPO. commit to user 33 Untuk mengetahui kinerja-kinerja keuangan perusahaan tersebut secara parsial, yaitu dilihat dari masing-masing rasio keuangan apakah berbeda dalam periode sebelum IPO dan setelah IPO, dan apakah akan mendukung hasil kinerja yang diukur secara serentak, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H a3 : Berdasarkan tingkat pengembalian aktiva ROA, terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan setelah IPO. H a4 : Berdasarkan tingkat pengembalian ekuitas ROE, terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan setelah IPO. H a5 : Berdasarkan margin laba kotor GPM, terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan setelah IPO. H a6 : Berdasarkan margin laba operasi OPM, terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan setelah IPO. H a7 : Berdasarkan margin laba bersih NPM, terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan setelah IPO. commit to user 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN