Kajian Teori TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dari dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya Uno,2008:1 . Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan Iskandar,2008:184. Motivasi memiliki banyak persamaan makna atau beberapa istilah seperti needs, drives, wants, insterests, desires. Motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan needs atau wujud perilaku mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekutan-kekuatan ini pada dasranya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti: 1 keinginan yang hendak dipengaruhinya, 2 tingkah laku, 3 tujuan, 4 umpan balik. Proses interaksi ini commit to user 9 disebut sebagai produk motivasi dasar Basic motivations process Uno,2008:5. Dari definisi di atas, produk motivasi dasar dapat digambarkan dengan model proses seperti berikut: Gambar 2.1. Proses Motivasi Dasar Belajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif. afektif dan psikomotor Djamarah, 2002: 13 . Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja baik yang menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai- nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan Uno,2008:21 . Needs, desires, or expectation Goals Feedback Behavior commit to user 10 Menurut Ausubel 1986 dalam teori menjelaskan bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang Yamin,2009:98-102 . Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Iskandar 2009:131 motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sunggguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi. Motivasi berhubungan rapat dengan bangkitnya minat di dalam belajar dan perluasannya adalah merupakan dasar utama dari perbuatan belajar. Salah satu bagian yang intergral dari prosedur belajar adalah adanya bentuk motivasi yang efektif Kasijan,1984:361. b. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut: 1 Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a Motif-motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari. b Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari Uno,2008:23-33. commit to user 11 2 Motivasi jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan Iskandar,2009:187-189. 3 Motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Instrinsic motivation is defined as a kind of motivation which drives people to do something but ask for no tangible rewards. On contrary, extrinsic motivation is defined as akind of motivation which drives people to do something by expecting some tangible rewards Wikibooks,2009:4. Yang berarti : motivasi instrinsik merupakan suatu bentuk motivasi yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu tetapi tidak meminta imbalan. Di sisi lain, motivasi ekstrinsik berarti suatu bentuk motivasi yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan mengharapkan suatu imbalan. Selanjutnya kedua jenis motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a Motivasi instrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu- satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang commit to user 12 menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial. b Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. c. Peranan Motivasi dalam Proses Pembelajaran Motivasi mempunyai penanan penting dalam kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran. Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran menurut Iskandar 2009:192-193 adalah sebagai berikut: 1 Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor pengerak utama bagi siswa untuk belajar, baik berasal dari dalam commit to user 13 dirinya internal maupun dari luar diri eksternal untuk melakukan proses pembelajaran. 2 Peran motivasi memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa adanya tujuan maka tidak akan ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran menjadi optimal. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut. 3 Peran motivasi menyeleksi arah perbuatan. Disini motivasi dapat berperan meyeleksi arah perbuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan. Contoh: untuk menghdapi ujian, supaya lulus dan mendapat hasil yang baik maka siswa harus mampu menyisihkan waktu yang optimal untuk kegiatan belajar dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk menonton TV, membaca novel, bermain karena tidak sesuai dengan tujuan. 4 Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa dan motivasi eksternal umumnya didapat dari guru pendidik. Jadi dua motivasi ini harus disinergikan dalam kegiatan pembelajaran, apabila siswa ingin meraih hasil yang baik. 5 Peran motivasi menentukan ketekunan dalam pembelajaran. Seorang siwa yang telah termotivasi untuk belajar, tentu dia akan berusaha commit to user 14 seoptimal mungkin untuk belajar dengan tekun, dengan harapan mendapat hasil yang baik dan lulus. 6 Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi seseorang selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. d. Fungsi Motivasi dalam Belajar Menurut Djamarah 2002: 123-124, fungsi motivasi dalam belajar yaitu : 1 Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahu dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. 2 Motivasi sebagai penggerak perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba commit to user 15 membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prisip, dalil dan hukum sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya. 3 Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain pasti anak akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuati yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar. e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik memberikan harapan yang relistis, memberikan insentif dan mengarahkan perilaku anak didik kearah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran Djamarah, 2002: 135- 140. 1 Menggairahkan anak didik Dalam kegiatan rutin di kelas sehari - hari guru harus berusah menghindari hal - hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu memberikan kepada anak didik cukup banyak hal - hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus berusaha memelihara minat anak commit to user 16 didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. 2 Memberikan harapan realistis Guru harus memelihara harapan - harapan anak didik yang relistis dan memodifikasi harapan - harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lain. Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan - harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik. 3 Memberikan insentif Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan - tujuan pengajaran. 4 Mengarahkan perilaku anak didik Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik. commit to user 17 Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner 1979, French dan Raven 1959 menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar – besaran yaitu : a Pergunakan pujian verbal b Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana c Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi d Melakukan hal - hal yang luar biasa e Merangsang hasrat anak didik f Memanfaatkan apersepsi anak didik g Terapkan konsep - konsep atau prinsip - prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlihat dalam belajar h Minta anak didik untuk mempergunakan hal - hal yang sudah dipelajari sebelumnya i Pergunakan simulasi dan permainan. j Perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan. k Perkecil konsekuensi - konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar. f. Prinsip-prinsip Motivasi Menurut Driscoll 1994: 312 menyatakan bahwa pengajar dapat berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses dan cara mengajar, untuk merangsang meningkatkan dan memelihara motivasi siswa dalam belajar. ARCS dapat mewujudkan tujuan guru dalam commit to user 18 membantu siswa mempertahankan motivasi. Keempat prinsip motivasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Attention Perhatian Perhatian muncul karena didorong rasa ingin tahu. Usaha guru menciptakan rasa ingin tahu siswa perlu dirangsang dengan hal aneh, baru dan lain dengan yang lainnya maupun kontradiktif. Dengan demikian akan menarik perhatian siswa sehingga guru lebih mudah membawa siswa pada tujuan pembelajaran. Strategi memunculkan prinsip perhatian : a Penggunaan metode penyampaian yang bervariasi b Penggunaan media yang menarik c Lakukan humor sesekali dalam proses d Gunakan peristiwa nyata, contoh sebagai analog dalam memperjelas konsep e Biasakan menyisakan waktu untuk siswa bertanya sebagai satu upaya keterlibatan keaktifan siswa 2. Relevance Relevansi Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa nilai personal, nilai instrumental, nilai cultural. Motivasi siswa terpelihara bila mereka berasumsi bahwa hal-hal yang terus-menerus dipelajari pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pribadi basic needs. Strategi menunjukkan relevansi diantaranya : commit to user 19 a Guru harus menjelaskan hal-hal atau tindakan setelah siswa mempelajari materi tersebut b Guru harus menjelaskan manfaat pengetahuan pada kemudian hari setelah mempelajari materi tersebut c Gunakan contoh yang langsung berhubungan dengan profesi tertentu d Melakukan latihan - latihan atau tes 3. Confidence Kepercayaan diri Siswa merasa percaya diri dan mampu adalah potensi siswa agar dapat berinteraksi positif dengan lingkungan. Siswa merasa dirinya mampu menyelesaikan tugas dari guru merupakan salah satu modal untuk menanamkan dorongan kuat pada siswa. Dengan percaya diri menumbuhkan harapan diri siswa untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun strategi untuk meningkatkan rasa percaya diri adalah: a Meningkatkan harapan mahasiswa untuk berhasil dalam belajar maka guru harus mempersiapkan pembelajaran agar mudah dipahami siswa b Guru harus menggunakan pernyataan persyaratan agar anak didiknya berhasil yaitu guru menyampaikan tujuan perkuliahan dan kriteria tes, Dengan demikian siswa dapat memperkirakan apa yang siswa seharusnya kerjakan dalam memahami materi tersebut. commit to user 20 c Menumbuh-kembangkan kepercayaan siswa untuk berhasil dengan menggunakan strategi kontrol keberhasilan berada di tangan siswa sendiri. Misalnya penentuan learning kontrak. d Ungkapan perkembangan siswa dengan nampaknya anda telah mulai memahami atau sebut kelemahannya ada hal- hal yang perlu dikembangkan. e Berikan umpan balik yang konstruktif supaya siswa mampu mengetahui pemahaman dan prestasi belajar sejauh ini. 4. Satisfaction Kepuasan Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan tertentu akan menghasilkan kepuasan dan siswa selalu termotivasi untuk terus berusah mencapai tujuan yang serupa. Siswa yang telah mengalami kepuasa dengan suksesnya pencapaian tujuan sesuai yang diharapkan, maka siswa cenderung untuk mengulang perbuatan tersebut. Motivator dapat meningkatkan rasa puas dengan mengatur tugas pelajaran sehingga siswa dapat menikmati prestasi, penghargaan, tangung jawab, kemajuan dan perkembangan pribadi. Driscoll 1994: 312 menegaskan strategi untuk meningkatkan kepuasan adalah: a Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan ancaman. b Berikan kesempatan kepada siswa untuk langsung mempraktekan pengetahuan yang baru didapatkan. c Upayakan siswa yang telah menguasai materi untuk membantu commit to user 21 temannya yang belum berhasil. d Bandingkan prestasi dimasa lalu yang telah dicapai, bukan dengan prestasi siswa yang lain. 2. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode adalah cara untuk teknik penyampaian materi ajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan dengan media dan waktu yang tersedia untuk belajar. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar Prawiradilaga, 2008:66. Menurut Sanjaya, 2009: 147 metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implmentasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu Yamin, 2008: 152-153. Sementara itu, Siribunnan dan Tayraukham 2009: 279 mengatakan bahwa: “ teacher’s can apply teaching methods commit to user 22 emphaizing on thinking development to improve their student’sability. It is not only in content but the thingking skills as well” . Artinya: guru dapat mempraktekkan metode mengajar dengan mengutamakan pada pengembangan berfikir untuk memperbaiki kemampuan muridnya. Hal tersebut tidak hanya menyangkut isinya, tetapi keterampilan berfikir lebih diutamakan. b. Macam-macam Metode Pembelajaran Metode dalam pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Ketetapan metode sangat tergantung dari aspek lain seperti, sesuai dengan tujuan, sesuai dengan sarana, sesuai dengan alokasi waktu, sesuai dengan jenis materi, sesuai dengan kemampuan siswa dan guru Muchicth, 2008: 113. Dibawah ini digambarkan sinkroisasi antara metode dengan kemampuan yang akan dicapai berdasar indikator: commit to user 23 Tabel 2.1. Tabel sinkronisasi metode pembelajaran dengan kemampuan yang akan dicapai berdasarkan indikator. NO METODE KEMAMPUAN YANG AKAN DICAPAI BERDASARKAN INDIKATOR 1 Ceramah Menjelaskan konsepprinsipprosedur 2 Demonstrasi Menjelaskan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu 3 Tanya jawab Mendapatkan umpan balikpartisipasimenganalisis 4 Diskusi Menganalisamemecahkan masalah 5 Studi mandiri Menjelaskanmenerapkanmenganalisismensitesismengeval uasimelakukan sesuatubaik yang bersifat kogneti maupun psikomotor 6 Simulasi Menjelaskanmenerapkanmenganalisa suatu konsep dan prinsip 7 Pemecahan masalah Menjelaskanmenerapkanmenganalisa konsepprosedurprinsip tertntu 8 Studi kasus Menganalisa dan memecah masalah 9 Praktikum Melakukan suatu keterampilan 10 Bermain peran Menerapkan suatu konsepprinsipprosedur 11 Seminar Menganalisis dan memecahkan masalah 12 Simposium Menganalisa masalah Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran standart Asuhan Persalinan Normal adalah metode demonstrasi dan metode ceramah 1. Metode Demonstrasi a Pengertian Metode Demonstrasi commit to user 24 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengetahuan Bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005 : 76 menjelaskan bahwa demonstrasi adalah “peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu”. Menurut Sanjaya 2009: 152 metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan dan tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Roestiyah 2008: 83 menjelaskan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses. Dengan metode ini, proses penerimaan mahasiswa terhadap materi yang disampaikan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Selain itu mahasiswa juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperagakan selama proses pembelajaran berlangsung. Selain pendapat diatas, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa: The demonstration is an intructional method in which an instructor shows and explains. Demonstration may be used to enrich and increase the learner’s understanding. It is important for the intructor to realize that, there is more to the demonstration method than showing.The efective demonstration involves telling, commit to user 25 showing, questioning, and application. When skill development is the desired outcome, practice must be included as a major component of the method . Wikibooks, 2009. Artinya: Demonstrasi adalah metode yang mengajarkan dimana instruktur memperlihatkan dan menjelaskan. Demonstrasi dapat digunakan untuk memperkaya dan menambah pengertian murid. Penting bagi pengajar untuk melaksanakannya, karena lebih banyak hal yang terdapat pada metode demonstrasi daripada hanya memperlihatkan, menanyakan dan menerapkan. Ketika pengembangan ketrampilan ingin berhasil, dalam kenyataannya harus memasukkan komponen terbesar dari metode tersebut. b Manfaat Metode Demonstrasi Djamarah dalam kutipan Adrian 2004: 1 menjelaskan bahwa metode demonstrasi memiliki bermacam manfaat diantaranya, komunikasi dua arah pendidik dan peserta didik dapat secara langsung melakukan tanya jawab, perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari serta pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri peserta didik. c Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Menurut Sanjaya 2009: 152-153 sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya: commit to user 26 1 Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pembelajaran yang dijelaskan. 2 Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi siswa juga melihat apa yang terjadi. 3 Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian, siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki kelemahan, diantaranya: 1 Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga memakan waktu yang banyak. 2 Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadaiyang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiyaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. 3 Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusu, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan commit to user 27 kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. d Langkah-langkah menggunakan Metode Demonstrasi Menurut Yamin 2009: 153-154 Langkah-langkah dalam menggunakan metode demonstrasi terdiri dari 3 tiga langkah yaitu: 1 Tahap persiapan meliputi: merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah demonstrasi berkhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentum mempersiapkan garis besar langkah- langkah demonstrasi yang akan dilakukan dan melakukan uji coba demonstrasi. 2 Tahap pelaksanaan meliputi: mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, dan mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa. Tahap pelaksanaan demonstrasi meliputi: memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki, menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan, meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti commit to user 28 jalannyademonstrasi dengan memperhatikanreaksi seluruh siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 3 Tahap mengakhiri demonstrasi yaitu dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Selain tugas, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya”. Menurut Yamin, 2008: 154 “ Setelah demonstrasi, siswa diberi kesempatan melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih. 2. Metode Ceramah Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan dari pendidik kepada peserta didik. Metode ceramah efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian Hasibuan, 2006: 13. Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif Muhibbin Syah, 2000. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam commit to user 29 mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik Adrian, 2004. Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah berbicara. Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan- pertanyaan siswa. Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran www.pakguruonline.pendidikan.net. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pembelajaran dengan metode ceramah : a. Rumuskan tujuan instruksional khusus yang luas. b. Susun bahan ceramah, gunakan bahan pengait atau Advance Organiser, yaitu materi yang mendahului kegiatan belajar yang commit to user 30 tingkat abstraksinya dan inklusivitasnya lebih tinggi dari kegiatan belajar tersebut, tetapi berhubungan secara integral dengan materi baru yang akan diajarkan. c. Penyampaian bahan, keterangan singkat tetapi jelas, berikan ilustrasi, keterangan tambahan dihubungkan dengan masalah lain, dapat juga memberikan contoh secara singkat dan kongkret. d. Adakan rencana penilaian, tentukan teknik dan prosedur penilaian yang tepat untuk megetahui tercapai atau tidaknya tujuan khusus yang telah dirumuskan Hasibuan, 2006: 13. Beberapa kelebihan dan kelemahan metode ceramah : a Kelebihan metode ceramah : 1. Guru mudah menguasai kelas. 2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. 3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. 4. Mudah dilaksanakan Syaiful Bahri Djamarah, 2000 5. Organisasi kelas sederhana Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi pendidik adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang- kadang duduk. b Kelemahan metode ceramah : 1. Membuat siswa pasif 2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa commit to user 31 3. Mengandung daya kritis siswa Daradjal, 1985 4. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. 5. Sukar mcngonlrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. 6. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme pengertian kata- kata 7. Bila terlalu lama membosankan.Syaifiil Bahri Djamarah, 2000 8. Pendidik tidak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pendidik beranggapan buhwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi penguasaan siswa terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes. 9. Kata-kata yang diucapkan pendidik ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh pendidik. commit to user 32 Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu pengertian. www.pakguruonline.pendidikan.net. 3. Prestasi Belajar a. Definisi Prestasi Belajar Kata prestasi belajar dari bahasa Belanda yaitu Prestatie, kemudian dalam bahasa indonesia disebut prestasi yang dapat diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai kemampuan, ketermapilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Menurut Sutratinah dalam Fathimah 2008:6-7 prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yng sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. Pendapat ini berarti bahwa prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator daya serap dan kecerdasan mahasiswa yang bisa digunakan untuk menyusun commit to user 33 dan mentapkan keputusan atau langkah kebijakan baik yang menyangkut mahasiswa, pendidikan maupuninstitusi yang mengelola program pendidikan Syah,2008:89. Pendapat lain mengenai prestasi belajar disampaikan oleh Hanushek and Pace dalam Kasirye 2009:1 bahwa : at the individual level, low learning, achievement not only limits one’s progression further in school but also negatively affects an individual’s future income and productivity. Artinya: pada tingkat individual, prestasi belajar yang rendah tidak hanya menjadi salah satu keterbatasan kemajuan selanjutnya di sekolah, tetapi juga berdampak negatif pada kemampuan dan produktivitas individu di masa mendatang. Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran. b. Penilain Prestasi Belajar Penilaian hasil belajar didasarkan pada 3 tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor Winkel,2005:56. Ketiga aspek tersebut saling terkait erat yang bahkan tidak boleh diabaikan dalam proses pembelajaran. Penilaian prestasi belajar dapat commit to user 34 dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi, angka kelulusan dan sebagainya. Di negara Indonesia juga berlaku simbol nilai yang menggunakan simbol A, B, C, D, dan E. Simbol ini merupakan terjemahan dari simbol, angka-angka. Simbol nilai angka yang berskala 0 sampai 4 ini lazim digunakan pada perguruan tinggi untuk menetapkan indeks prestasi IP mahasiswa, baik pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian studi Syah,2008:90- 100. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Sesuai dengan pendapat nurdin 2005:71-75, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu antara lain: a. Kondisi fisiologis jasmani b. Kondisi psikologis, hal ini meliputi bakat, minat, motivasi, sikap, intelektual mahasiswa. Faktor internal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar yang berasal dari individu mahasiswa itu sendiri Faktor internal yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi commit to user 35 faktor kesehalan dan cacat tubuh. Fakfor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan Slameto, 2003:54. 2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu antara lain: a. Lingkungan sosial teman, guru, keluarga, masyarakat b. Lingkungan fisik sekolah, sarana prasarana, tempat tinggal, rumah, asrama, kost. Faktor eksternal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar yang berasal dari luar mahasiswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar terdiri dari faktor keluarga faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat Slameto, 2003:54. commit to user 36 d. Prestasi Belajar Askeb II Persalinan. Kompetensi atau kemampuan dalam melaksanakan pertolongan persalinan sesuai standart Asuhan Persalinan Normal sangat berkaitan dengan hasil yang diperoleh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang dapat dilihat dari aspek tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman kerja dan pelatihan. Kompetensi khusus untuk prodi kebidanan adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Kompetensi mahasiswa dalam asuhan persalinan normal dirumuskan dalam 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut JNPPKKKR-POGI, 2007: 37 : 1. Mendengar Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua. 2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set. 3. Memakai celemek plastik. 4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun air mengalir. 5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam. commit to user 37 6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set. 7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum. 8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah. 9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5. 10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal 120 – 160 xmenit. 11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran. 12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman. 13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran. 14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. commit to user 38 15. Meletakan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm. 16. Meletakan kain bersih yang dilipat 13 bagian bawah bokong ibu 17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. 19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu. 20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin 21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan. 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. 23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas. 24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin 25. Melakukan penilaian selintas : commit to user 39 a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? b. Apakah bayi bergerak aktif ? 26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handukkain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu. 27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus. 28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik. 29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM intramaskuler di 13 paha atas bagian distal lateral lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin. 30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal ibu dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. 31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit lindungi perut bayi, dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. 32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. commit to user 40 33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi. 34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva 35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur. 37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir tetap lakukan tekanan dorso-kranial. 38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu terasa ada tahanan, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban. 39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik fundus teraba keras commit to user 41 40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia. 41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. 42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam. 44. Setelah satu jam, lakukan penimbanganpengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral. 45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral. 46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam. 47. Mengajarkan ibukeluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. 48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. 49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. commit to user 42 50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik. 51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 untuk dekontaminasi 10 menit. Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi. 52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai. 53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering. 54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum. 55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5. 56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5 melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 58. Melengkapi partograf.

B. Penelitian sejenis yang relevan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL MATA KULIAH ASKEB II (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Nusantara Salatiga)

0 4 111

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II MAHASISWA PRODI D III KEBIDANAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

0 3 99

PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN PADA MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DI STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

0 2 89

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN METAKOGNISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN PADA MATA KULIAH ASKEB IVA DI STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO.

0 0 13

Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mata kuliah kesehatan reproduksi ditinjau dari motivasi belajar Cover Lengkap

0 0 14

Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mata kuliah kesehatan reproduksi ditinjau dari motivasi belajar Jurnal Tesis

0 0 14

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING DALAM KEBIDANAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR.

0 0 8

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN HAMIL PADA MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

0 0 10

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA Hutari Puji Astuti1

0 0 7

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II MAHASISWI KEBIDANAN SEMESTER TIGA

0 0 6