PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN PADA MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DI STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

(1)

commit to user

i

PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN

PADA MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DI STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga (MKK)

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh

TITIEK IDAYANTI NIM : S541002036

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Titiek Idayanti NIM : S541002036

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Metode

Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Mahasiswa

Kebidanan Pada Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Di Stikes Dian Husada

Mojokerto adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam tesis ini diberikan citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, ...Juni 2010


(5)

commit to user

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Mahasiswa Kebidanan Pada Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Di Stikes Dian Husada Mojokerto”. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes) pada Program Studi Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi kesehatan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan tesis ini penulis memperoleh arahan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, MSC.PhD., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. DR. Didik Tamtomo, dr., PAK MM. M.Kes., selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staf yang telah membantu selama masa perkuliahan dan penyusunan tesis ini.


(6)

commit to user

vi

4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd

selaku pebimbing I, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dengan penuh kesabaran bersedia meluangkan waktu dalam penyusunan tesis ini.

5. Dra. Sariyatun, MPd. M.Hum selaku pebimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dengan penuh kesabaran bersedia meluangkan waktu dalam penyusunan tesis ini.

6. Dosen pengajar yang telah membekali penulis dengan teori beserta staf yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan tesis ini.

7. Secara khusus untuk suami tercinta Mokhamad Nurul, yang tak pernah lelah untuk mencurahkan kasih sayang, semangat, dukungan serta dorongan moril, materil dan spiritual untuk saya sehingga dapat menyelesaikan studi ini, serta orang tua saya yang selalu memberikan do’a terbaiknya.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Tesis ini.

Surakarta, Juni 2011


(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ………... i

LEMBAR PERSETUJUAN……….……. ii

LEMBAR PENGESAHAN ………... iii

PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR………... v

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR GAMBAR ………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ………...………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 6


(8)

commit to user

viii

D. Manfaat Penelitian ………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Teori ………... 9

1. Metode Pembelajaran... 10

a. Metode Ceramah ... 10

b. Metode Diskusi ... 14

2. Motivasi Belajar ... 18

3. Prestasi Belajar ... 29

B. Penelitian Yang Relevan ... 47

C. Kerangka Berfikir ... 47

D. Hipotesis ... 51

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A. Rancangan Penelitian ………... 52

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 53

C. Populasi Dan Sampel... 53

D. Variabel Penelitian ... 54

E. Definisi Operasional ... 54

F. Instrumen Penelitian ... 57

G. Uji Instrumen ... ... 58

H. Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 66


(9)

commit to user

ix

B. Deskripsi Data ... 70

C. Uji Prasyarat Analisis Anava ... 72

D. Hasil Analisis Data ... 74

E. Uji Lanjut ... 78

F. Pembahasan Hasil Penlitian ... 79

G. Keterbatasan Penelitian ... 88

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ………... 89

B. Implikasi ... 90

C. Saran ...91

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(10)

commit to user

x

ABSTRAK

Titiek Idayanti. S 541002036, 2011. PENGARUH METODE MENGAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI TINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN. Komisi Pembimbing 1 : Prof.

Samsi Haryanto, MPd dan Pembimbing 2 : Dra. Sariatun, MPd.M.Hum. Tesis: Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan: Untuk Mengetahui: (1) Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa yang diberi metode diskusi dan metode ceramah, (2) Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dan motivasi tinggi, (3) Interaksi anatara metode mengajar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar.

Metode: Quasi Experiment dengan desain factorial 2x2. Penelitian ini dilaksanakan di Stikes Dian Husada Mojokerto pada mahasiswa semester II TAHUN 2011/2012, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II Stikes Dian Husada Mojokerto yang berjumlah 346 orang. Sempel dalam penelitian ini adalah 55 mahasiswa.Stikes Dian Husada yang diberi perlakuan metode ceramah dan 55 mahasiswa Stikes Dian yang diberikan perlakuan metode diskusi. Intrumen yang digunakan adalah berupa alat tes soal dan angket motivasi belajar. Teknik analisa data yang digunakan adalah Analisis Varians Dua Jalur (Two Way Anova) pada taraf signifikan α = 0.05.

Hasil: (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara yang diberi metode diskusi dengan metode ceramah dengan nilai Fhitung 29,227 dengan

nilai signifikansi 0.000 < 0.05. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar anatara mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi dengan nilai

Fhitung 64.945 dengan nilai segnifikansi 0.000 < 0.05. (3) Terdapat interaksi

pengaruh anatara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar dengan nilai Fhitung 4,154 dengan nilai signifikasi 0,044 < 0.05.

Simpulan: (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa yang diberi metode ceramah dan diskusi. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar anatara mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dan motivasi tinggi. (3)Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa semester II Stikes Dian Husada Mojokerto.


(11)

commit to user

xi

ABSTRACT

Titiek Idayanti. S 541002036, 2011. The Effect of Teaching Method on Learning Achievement viewed from the Midwifery Student’s Learning Motivation. The first commission of supervision : Prof. Samsi Haryanto, MPd and The second supervision is Dra. Sariatun, MPd.M.Hum. Thesis: Main Interest of Health Profession Education, Family Medical Magister Study Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta.

Objective: This research aims to find out: (1) the difference of learning achievement between the students given discussion method and the ones given lecture method, (2) the difference of learning achievement between the student with low motivation and the ones with high motivation, and (3) the interaction between teaching method and learning motivation on the learning achievement.

Method: The method employed was a Quasi-Experiment method with a 2x2 factorial design. This research was taken place in Stikes Dian Husada Mojokerto in the Semester II students in the school year of 2011/2012. The population of research was all semester II students of Stikes Dian Husada Mojokerto consisting of 346 persons. The sample of research was 55 students of Stikes Dian Husada given lecture method treatment and 55 students of Stikes Dian given discussion method treatment. The instruments used were test and learning motivation questionnaire. Technique of analyzing data used was a two-way Anova analysis at

significance level of α = 0.05.

Result: (1) There is a difference of the difference of learning achievement between the students given discussion method and the ones given lecture method with F statistic of 29.277 at significance level of 0.000 < 0.05. (2) There is a difference of learning achievement between the student with low motivation and the ones with high motivation with F statistic of 64.945 at significance level of 0.000 < 0.05. (3) There is an interaction of effect between teaching method and learning motivation on the learning achievement with F statistic of 4.154 at significance level of 0.0444 < 0.05.

Conclusion: (1) There is a difference of learning achievement between the students given discussion method and the ones given lecture method. (2) There is difference of learning achievement between the student with low motivation and the ones with high motivation. (3) There is interaction of effect between teaching method and learning motivation on the learning achievement in semester II students of Stikes Dian Husada Mojokerto.


(12)

commit to user

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang RI no 13 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab I Pasal I (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif ikut mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Muhibbin Syah, 2003 : 11).

Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui belajar. Belajar merupakan suatu proses komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannnya, antara lain interaksi dengan pengajar, materi pelajaran, serta metode pembelajaran yang digunakan. Proses belajar bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri mahasiswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika di kampus maupun lingkungan rumahnya (Muhibbin Syah, 2003 : 90).


(13)

commit to user

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi, sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan (Ridwan, 2008: 1- 5).

Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberikan rangsangan semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar yang dapat menggerakkan mesin. Motivasi yang baik dan memadai dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar di kelas. Guru memiliki peranan strategis dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didiknya melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengalaman dan kemampuan guru kepada siswa secara individual (Iskandar, 2009: 181-184).


(14)

commit to user

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang baik serta efektif akan dapat mempertinggi proses belajar mahasiswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang telah ditargetkan (Wina Sanjaya, 2009 : 127).

Metode mengajar adalah salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak/pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima/ dibimbing. Proses ini akan berjalan baik kalau siswa lebih banyak aktif dibanding dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Tugas guru adalah memilih dan menggunakan metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar yang baik, tepat efektif dan efisien. Ketepatan penggunaan metode mengajar sangat tergantung kepada tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar (Muchith, 2008: 113).

Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran


(15)

commit to user

yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukadi (2006) bahwa .proses pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang tidak efektif.

Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus jadi dasar pertimbangan yaitu : berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran. Sehingga dengan memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran.

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja (Djamarah dan Zain, 2006: 87 - 88).

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif (Muhibbin Syah, 2000).

Salah satu mata kuliah di Program Studi D-III Kebidanan adalah Kesehatan Reproduksi (Kespro), yang membahas tentang fungsi, peran & sistem


(16)

commit to user

reproduksi. Salah satu pokok bahasan dalam kesehatan reproduksi adalah masalah gangguan pada kesehatan reproduksi dan upaya penanganannya. Pada pokok bahasan tersebut, kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa adalah mampu menjelaskan tentang macam-macam gangguan yang terjadi pada kesehatan reproduksi dan mahasiswa mampu memberikan terapi atau penanganan yang tepat sesuai kasus yang ada. Sebelum mahasiswa langsung berhadapan dengan remaja ataupun wanita yang mengalami masalah pada organ reproduksinya, maka mahasiswa dituntut mampu untuk dapat menjelaskan tentang kasus yang ada beserta terapi atau upaya penanganan dalam mengatasi masalah tersebut melalui metode diskusi dalam memecahkan masalah/kasus semu yang telah diberikan oleh dosen, sehingga mahasiswa dapat menjelaskan dan memberikan terapi yang sesuai kepada pasien dengan kasus-kasus yang ada.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti di Program Studi D-III Kebidanan Stikes Dian Husadda Mojokerto didapatkan data yaitu jumlah mahsiswa tingkat I semester II tahun akademik 2010/2011 sebanyak 346 mahasiswa. Hasil evaluasi untuk mata kuliah Kespro tahun akademik 2009/2010 dengan jumlah mahasiswa 367 diantaranya mahasiswa yang memperoleh nilai < 68 (< 2,75) sebanyak 259 mahasiswa (70,57 %), dan mahasiswa yang memperoleh nilai ≥ 68 (≥ 2,75) sebanyak 108 mahasiswa (29,42%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yang dicapai mahasiswwa kurang memuaskan dikarenakan standar kelulusan minimal adalah 68 (2,75).


(17)

commit to user

Metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen selama ini dalam kegiatan belajar mengajar mata kuliah Kespro pada pokok bahasan gangguan-gangguan yang terjadi pada kesehatan reproduksi dan upaya penangananya adalah metode ceramah dan penugasan. Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendaguluan yang dilakukan peneliti, bahwasannya metode pembelajaran yang dipakai oleh seluruh dosen pada intitusi Stikes Dian Husada dapat dikatakan 80% adalah metode ceramah. Selain metode pembelajaran, motivasi merupakan salah satu faktor dari dalam diri mahasiswa yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa secara langsung. Apabila motivasi belajar mahsiswa tinggi maka prestasi belajar mahasiswa juga tinggi, sebaliknya motivasi yang rendah akan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar.

Berdasarkan data tersebut, peneliti tertatik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Mahasiswa Kebidanan Pada Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Di Stikes Dian Husada Mojokerto”

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah

1) Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi metode ceramah dengan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.

2) Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.


(18)

commit to user

3) Apakah ada interaksi antara metode mengajar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa kebidanan pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Stikes Dian Husada Mojokerto.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa kebidanan pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi di Stikes Dian Husada Mojokerto.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi metode ceramah dengan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.

b. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.

c. Mengetahui interaksi metode mengajar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa kebidanan pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Stikes Dian Husada Mojokerto.


(19)

commit to user D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menerapkan konsep-konsep penelitian untuk mengetahui pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa : dapat meningkatkan motivasi belajar serta mendapatkan metode pembelajaran yang paling tepat untuk meningkatkan pemahaman materi kuliah yang diterima dan prestasi belajar Kesehatan Reproduksi. b. Bagi Dosen/Pendidik : dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan

cara meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan dapat menentukan atau memilih metode mengajar yang tepat pada pembelajarn Kesehatan Reproduksi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

c. Bagi institusi Pendidikan Kebidanan : Pendidikan/Prodi dapat memfasilitasi strategi pemelajaran yang lebih tepat pada pembelajaran Kesehatan Reproduksi sehingga tujuan pemeblajaran dapat tercapai.


(20)

commit to user

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara pengajar menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009: 147).

Menurut Muhibbin Syah (2003: 201), metode merupakan cara berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang sering dilupakan adalah strategi mengajar yang sangat melekat dalam metode mengajar. Sebaiknya sebagai seorang pendidik yang profesional dan kreatif hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.


(21)

commit to user

Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2009: 64).

Siribunnam dan Tayraukham (2009: 279) mengatakan bahwa: "teacher's can applay teching methods emphasizing on thinking development to improve their student's ability. It is not only in content but the thinking skill as well". Artinya: guru dapat mempraktekkan metode mengajar dengan mengutamakan pada pengembangan berfikir untuk memperbaiki kemampuan muridnya. Hal tersebut tidak hanya menyangkut isinya, tetapi ketrampilan berfikir lebih diutamakan.

Menurut Wina Sanjaya (2008) metode adalah a way in achieving something. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplemcntasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi, (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

b. Macam-Macam Metode Pembelajaran

1) Metode Ceramah

a) Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan dari pendidik kepada peserta didik. Metode ceramah efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian (Hasibuan,


(22)

commit to user

2006: 13). Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif (Muhibbin Syah, 2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik (Adrian, 2004).

Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah "berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan- pertanyaan siswa.

Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran (www.pakguruonline.pendidikan.net).


(23)

commit to user

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pembelajaran dengan metode ceramah :

1) Rumuskan tujuan instruksional khusus yang luas.

2) Susun bahan ceramah, gunakan "bahan pengait" atau Advance Organiser, yaitu materi yang mendahului kegiatan belajar yang tingkat abstraksinya dan inklusivitasnya lebih tinggi dari kegiatan belajar tersebut, tetapi berhubungan secara integral dengan materi baru yang akan diajarkan.

3) Penyampaian bahan, keterangan singkat tetapi jelas, berikan ilustrasi, keterangan tambahan dihubungkan dengan masalah lain, dapat juga memberikan contoh secara singkat dan kongkret.

4) Adakan rencana penilaian, tentukan teknik dan prosedur penilaian yang tepat untuk megetahui tercapai atau tidaknya tujuan khusus yang telah dirumuskan (Hasibuan, 2006: 13)

b) Kelebihan metode ceramah : (1) Guru mudah menguasai kelas.

(2) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. (3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

(4) Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) (5) Organisasi kelas sederhana

Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi pendidik adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang- kadang duduk.


(24)

commit to user

c) Kelemahan metode ceramah : (1) Membuat siswa pasif

(2) Mengandung unsur paksaan kepada siswa (3) Mengandung daya kritis siswa ( Daradjal, 1985 )

(4) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

(5) Sukar mcngonlrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. (6) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata) (7) Bila terlalu lama membosankan.(Syaifiil Bahri Djamarah, 2000)

(8) Pendidik tidak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pendidik beranggapan buhwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi penguasaan siswa terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes.

(9) Kata-kata yang diucapkan pendidik ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh pendidik. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu pengertian (www.pakguruonline.pendidikan.net).


(25)

commit to user 2) Metode Diskusi

a) Pengertian Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa sisvva dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja (Djamarah dan Zain, 2006: 87 - 88).

Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan (Yamir 2009: 69).

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan (Wina Sanjaya, 2006: 156).

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapa atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakat bersama (Kiranawati, 2007).


(26)

commit to user

b) Kelebihan Metode Diskusi

Menurut Djamarah dan Zain, (2006 :88) kelebihan penggunaan metode diskusi adalah :

(1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah

(2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain (3) Memperluas wawasan

(4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.

Menurut Kiranawati (2007) kelebihan metode diskusi sebagai berikut : (1) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat (2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan

penjelasan dari berbagai sumber data

(3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.

(4) Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru

(5) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya

(6) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.

(7) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.


(27)

commit to user

(9) Berdiskusi bukan hanya menunlut pcngctahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis

Menurut Yamin (2009 :69) metode diskusi tepat digunakan bila : (1) Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar

(2) Pelajaran formal atau magang

(3) Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa

(4) Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan

(5) Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan interpretasi dan kepribadian

(6) Menghadapi masalah secara berkelompok

(7) Membiasakan siswa untuk berargumentasi dan berfikir rasional. c) Kelemahan Metode Diskusi

Menurut (Sanjaya, 2006: 156) kelemahan penggunaan metode diskusi adalah :

(1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara

(2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur

(3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang - kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan

(4) Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.


(28)

commit to user

Menurut Yamin (2009 :70) metode diskusi memiliki keterbatasan sebagai berikut :

(1) Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit

(2) Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau masalah yang didiskusikan

(3) Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran baru

(4) Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum. d) Langkah -langkah Menggunakan Metode Diskusi

Menurut Djamarah dan Zain, (2006 :87-88) langkah - langkah penggunaan metode diskusi adalah :

1) Persiapan

(a)Mempersiapkan kondisi belajar siswa

(b)Memberikan informasi/ pcnjelasan lentang masalah tugas dalam diskusi

(c)Mempersiapkan sarana clan prasarana untuk melakukan diskusi 2) Pelaksanaan

(a) Siswa melakukan diskusi

(b) Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi (c) Memberikan kesempatan kepada semua anggota aktif

(d) Mencatat tanggapan atau saran/ ide - ide yang penting 3) Penutup


(29)

commit to user

(b) Memberikan tugas kepada siswa untuk mencatat hasil diskusi (c) Menilai hasil diskusi

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dari dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya (Uno, 2008: 1).

Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Oemar Hamalik (1992: 173) perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya (Djamarah, 2002 :114).

Menurut Martin Handoko, (2001: 9) memberikan batasan motivasi sebagai berikut "Motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah laku.".


(30)

commit to user

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Iskandar. 2009: 184)

Belajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif. afektif dan psikomotor (Djamarah, 2002: 13).

Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai - nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidapan (Uno, 2008:21)

"Menurut Ausubel (1986) dalam teori bermaknanya menjelaskan bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Yamin, 2009: 98-102).

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi Menurut Iskandar (2009: 181) motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar sisvva sehingga sungguh - sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.


(31)

commit to user b. Jenis Motivasi Belajar

Jenis motivasi dalam belajar dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Yamin, 2009: 85).

1) Motivasi Instrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif - motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu maju dalam belajar (Djamarah, 2002 115-116).

2) Motivasi Ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif - motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor - faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terlelak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan (Djamarah, 2002: 117).

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk


(32)

commit to user

belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya (Djamarah, 2002: 117).

Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel (1989: 94) diantaranya adalah belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan, belajar demi meningkatkan gengsi, belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua dan guru, belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/golongan administratif (Yamin, 2009: 85).

c. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Djamarah (2002: 123-124), fungsi motivasi dalam belajar yaitu : 1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahu dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. 2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar


(33)

commit to user

dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berprose dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prisip, dalil dan hukum sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain Pasti anak akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuati yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.

Peranan motivasi dalam pembelajaran menurut Iskandar (2009, 192 – 193) adalah sebagai berikut :

(1) Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor penggerak utama bagi siswa untuk belajar baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran.

(2) Peran motivasi memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan maka tidak akan ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil


(34)

commit to user

pembelajaran menjadi optimal. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut. (3) Peran motivasi menyeleksi arah perbuatan. Disini motivasi dapat berperan menyeleksi arah perbuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guru mencapai tujuan. Contoh : untuk menghadapi ujian, supaya lulus dan mendapat hasil yang baik maka siswa harus mampu menyisihkan waktu yang optimal untuk kegiatan belajar dan tidak menyia - nyiakan waktu untuk menonton TV, membaca novel, bermain karena tidak sesuai dengan tujuan.

(4) Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa dan motivasi eksternal umumnya didapat dari guru (pendidik). Jadi dua motivasi ini harus disinergikan dalam kegiatan pembelajaran apabila siswa ingin meraih hasil yang baik.

(5) Peran motivasi menentukan ketekunan dalam pembelajaran. Seorang siswa yang telah termotivasi untuk belajar, tentu dia akan berusaha seoptimal mungkin untuk belajar dengan tekun, dengan harapan mendapat hasil yang baik dan lulus. (6) Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi seseorang selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa.

d. Upaya Meningkatakan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik


(35)

commit to user

memberikan harapan yang relistis, memberikan insentif dan mengarahkan perilaku anak didik kearah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 135- 140).

1) Menggairahkan anak didik

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari - hari guru harus berusah menghindari hal - hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu memberikan kepada anak didik cukup banyak hal - hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus berusaha memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.

2) Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan - harapan anak didik yang relistis dan memodifikasi harapan - harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lain. Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan - harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik.

3) Memberikan insentif

Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan - tujuan pengajaran.


(36)

commit to user

4) Mengarahkan perilaku anak didik

Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.

Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner (1979), French dan Raven (1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar – besaran yaitu :

1) Pergunakan pujian verbal

2) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana

3) Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi 4) Melakukan hal - hal yang luar biasa

5) Merangsang hasrat anak didik 6) Memanfaatkan apersepsi anak didik

7) Terapkan konsep - konsep atau prinsip - prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlihat dalam belajar

8) Minta anak didik untuk mempergunakan hal - hal yang sudah dipelajari sebelumnya

9) Pergunakan simulasi dan permainan

10) Perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan

11) Perkecil konsekuensi - konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar.


(37)

commit to user e. Prinsip-prinsip Motivasi

Menurut Driscoll (1994: 312) menyatakan bahwa pengajar dapat berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses dan cara mengajar, untuk merangsang meningkatkan dan memelihara motivasi siswa dalam belajar. ARCS dapat mewujudkan tujuan guru dalam membantu siswa mempertahankan motivasi. Keempat prinsip motivasi tersebut adalah sebagai berikut :

1) Attention (Perhatian)

Perhatian muncul karena didorong rasa ingin tahu. Usaha guru menciptakan rasa ingin tahu siswa perlu dirangsang dengan hal aneh, baru dan lain dengan yang lainnya maupun kontradiktif. Dengan demikian akan menarik perhatian siswa sehingga guru lebih mudah membawa siswa pada tujuan pembelajaran. Strategi memunculkan prinsip perhatian :

a) Penggunaan metode penyampaian yang bervariasi b) Penggunaan media yang menarik

c) Lakukan humor sesekali dalam proses

d) Gunakan peristiwa nyata, contoh sebagai analog dalam memperjelas konsep e) Biasakan menyisakan waktu untuk siswa bertanya sebagai satu upaya

keterlibatan keaktifan siswa 2) Relevance (Relevansi)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa (nilai personal, nilai instrumental, nilai cultural). Motivasi siswa terpelihara bila mereka berasumsi bahwa hal-hal yang


(38)

commit to user

terus-menerus dipelajari pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pribadi (basic needs). Strategi menunjukkan relevansi diantaranya :

a) Guru harus menjelaskan hal-hal atau (tindakan) setelah siswa mempelajari materi tersebut

b) Guru harus menjelaskan manfaat pengetahuan pada kemudian hari setelah mempelajari materi tersebut

c) Gunakan contoh yang langsung berhubungan dengan profesi tertentu d) Melakukan latihan - latihan atau tes

3) Confidence (Kepercayaan diri)

Siswa merasa percaya diri dan mampu adalah potensi siswa agar dapat berinteraksi positif dengan lingkungan. Siswa merasa dirinya mampu menyelesaikan tugas dari guru merupakan salah satu modal untuk menanamkan dorongan kuat pada siswa. Dengan percaya diri menumbuhkan harapan diri siswa untuk memenuhi kebutuhannya.

Adapun strategi untuk meningkatkan rasa percaya diri adalah:

a) Meningkatkan harapan mahasiswa untuk berhasil dalam belajar maka guru harus mempersiapkan pembelajaran agar mudah dipahami siswa

b) Guru harus menggunakan pernyataan persyaratan agar anak didiknya berhasil yaitu guru menyampaikan tujuan perkuliahan dan kriteria tes, Dengan demikian siswa dapat memperkirakan apa yang siswa seharusnya kerjakan dalam memahami materi tersebut.


(39)

commit to user

c) Menumbuh-kembangkan kepercayaan siswa untuk berhasil dengan menggunakan strategi kontrol keberhasilan berada di tangan sis\\ sendiri. Misalnya penentuan learning kontrak.

d) Ungkapan perkembangan siswa dengan "nampaknya anda telah mul; memahami" atau sebut kelemahannya "ada hal- hal yang peri dikembangkan". e) Berikan umpan balik yang konstruktif supaya siswa mamp mengetahui

pemahaman dan prestasi belajar sejauh ini. 4) Satisfaction (Kepuasan)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan tertentu akan menghasilkan kepuasan dan siswa selalu termotivasi untuk terus berusah mencapai tujuan yang serupa. Siswa yang telah mengalami kepuasa dengan suksesnya pencapaian tujuan sesuai yang diharapkan, maka siswa cenderung untuk mengulang perbuatan tersebut. Motivator dapat meningkatkan rasa puas dengan mengatur tugas pelajaran sehingga siswa dapat menikmati prestasi, penghargaan, tangung jawab, kemajuan dan perkembangan pribadi.

Driscoll (1994: 312) menegaskan strategi untuk meningkatkan kepuasan adalah: a) Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan ancaman. b) Berikan kesempatan kepada siswa untuk langsung mempraktekan pengetahuan yang baru didapatkan. c) Upayakan siswa yang telah menguasai materi untuk membantu temannya yang belum berhasil. d) Bandingkan prestasi dimasa lalu yang telah dicapai, bukan dengan prestasi siswa yang lain.


(40)

commit to user 3. Prestasi Belajar a. Definisi Prestasi belajar

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Satrio, 2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Nasution (1998: 4) menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

Menurut Muhibbin Syah (2008: 90-91) mengutip pendapat beberapa pakar psikologi tentang definisi belajar, di antaranya adalah: a. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya educational Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (a process of progressive behavior adaptation). Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce), b. Dalam Dictionary of Psychology, Chaplin memberikan batasan belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi : ...acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua : ...process of acquiring responses as a result of special practice, belajar adalah proses memperoleh respon-respon ebagai akibat adanya latihan khusus. Prestasi


(41)

commit to user

belajar merupakan salah satu indikator daya serap dan kecerdasan mahasiswa yang bisa digunakan untuk menyusun dan menetapkan keputusan atau langkah kebijakan baik yang menyangkut mahasiswa, pendidikan, maupun institusi yang mengelola program pendidikan.

Abdullah (2008), mengutip pendapat beberapa pakar dalam menjabarkan pengertian belajar, di antaranya adalah sebagai berikut: a. W.S. Winkel (1991: 36) dalam buku yang berjudul Psikologi Pengajaran. Pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. b. S. Nasution MA (1982: 68) mendefinisikan belajar sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan Iatihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan. melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar. c. Mahfud Shalahudditl (1990: 29) dalam buku: Pengantar Psikologi Pendidikan, mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Perubahan itu sendiri berangsur-angsur dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau


(42)

commit to user

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lainnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Menurut Sutratinah dalam Fathimah (2008: 6-7) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyalakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. Pendapat ini berarti bahwa prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila sesorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar.

Pendapat lain mengenai prestasi belajar disampaikan oleh Hanushek and Pace dalam Kasirye (2009: 1) bahwa: "at the individual leval, low learning achievement not only limits one's progression further in school but also negatively affects an individual's future income and productivity". Artinya pada tingkat individual, prestasi belajar yang rendah tidak hanya menjadi salah satu keterbatasan kemajuan selanjutnya disekolah. tetapi juga berdampak negative pada kemampuan dan produktivitas individu di masa mendatang.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran.


(43)

commit to user b. Penilaian Prestasi Belajar

Penilaian hasil belajar didasarkan pada 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut saling terkait erat yang bahkan tidak boleh diabaikan dalam proses pembelajaran. Penilaian prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator - indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi, angka kelulusan dan sebagainya (Winkel, 2005: 56).

Di Negara Indonesia juga berlaku symbol nilai yang menggunakan symbol huruf A, B, C, D dan E. symbol ini merupakan terjemahan dari symbol angka - angka. Symbol nilai angka yang berskala 0 sampai 4 ini lazimdigunakan pada prrguruan tinggi untuk menetapkan indeks prestasi (IP) mahasiswa baik pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian studi (Muhihin Syah, 2008: 90-100).

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

1) Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar yang berasal dari individu mahasiswa itu sendiri F'aktor internal yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehalan dan cacat tubuh. Fakfor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan (Slameto, 2003:54), (Sunarto, 2009).


(44)

commit to user

2) Faklor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar yang berasal dari luar mahasiswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar terdiri dari faktor keluarga faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003:54), (Sunarto, 2009).

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Lestari (2010)

Judul penelitian : Pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran kebutuhan dasar manusia (studi eksperimen pada mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2009/2010).

Hasil penelitian : terdapat perbedaan pengaruh prestasi belajar KDM antara pembelajaran menggunakan VCD dan LCD. Metode mengajar dengan menggunkan VCD menghasilkan prestasi belajar KDM yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan LCD. Terdapat perbedaan pengaruh yang


(45)

commit to user

signifikan antara mtivasi tinggi dan motivasi rendah terhadap prestasi belajar KDM. Ada pengaruh interaksi penerapan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media VCD dan LCD dengan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pada mata kuliah KDM.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sofya Anita (2010)

Judul penelitian : Pengaruh metode pembelajaran diskusi dan metode studi mandiri terhadap prestasi belajar mahasiswa ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa.

Hasil penelitian : terdapat perbedaan prestasi belajar antara penggunaan metode pembelajaran studi mandiri dengan diskusi. Pembelajaran dengan studi mandiri lebih baik hasilnya dibanidngkan dengan metode diskusi. Terdapat pengaruh motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap restasi belajar mahasiswa. Ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.

C. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Kesehatan Reproduksi

Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat. Peranan metode dalam proses pembelajaran sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan pesan kepada


(46)

commit to user

siswa. Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Dalam praktik mengajar metode yang baik digunakan adalah metode mengajar yang bervariasi kombinasi dari beberapa metode mengajar dan cara-cara mengajar yang lebih memberikan peluang siswa lebih aktif dalam melakukan pembelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan pada penelitian adalah metode ceramah dan diskusi. Pada penelitian ini, peneliti menginginkan mahasiswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi sesuai dengan yang diharapkan dalam mengikuti mata kuliah Kesehatan reproduksi. Pengajar mengharapkan dengan menggunakan metode diskusi, mahasiswa dapat memahami kasus semu yang diberikan dengan merealisasikan ide-ide dan dapat berfikir kreatif dalam memahami kasus, menganalisa kasus yang diberikan, memecahkan kasus, memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan terapi yang dibutuhkan.

2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kesehatan

Reproduksi

Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang adalah motivasi. Motivasi mempunyai peranan yang strategi dalam aktivitas belajar seseorang. Motivasi belajar dapat menimbulkan daya rangsangan baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri siswa yang menyebabkan rangsangan untuk belajar dengan sungguh - sungguh dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran


(47)

commit to user

tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu dikuasai dalam waktu relative singkat. Ulangan pun dilewati dengan mulus dengan prestasi yang gemilang.

Adanya pengaruh motivasi dengan prestasi belajar menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan mempunyai perasaan senang dan mempunyai usaha yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal terhadap pelajaran yang dipelajarinya, dan prestasi belajar yang rendah dipengaruhi oleh motivasi belajar yang rendah pula.

3. Pengaruh Metode Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Kesehatan Reproduksi

Motivasi dan metode pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) yaitu motivasi maupun dari luar siswa (faktor eksternal) yaitu metode pembelajaran.

Prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada siswa akan meningkat apabila motivasi siswa mengikuti pelajaran tinggi dan didukung oleh metode pembelajaran yang tepat. Pengajar mengharapkan dengan menggunakan metode diskusi, mahasiswa dapat memahami kasus semu yang diberikan dengan merealisasikan ide-ide dan dapat berfikir kreatif dalam menganalisa kasus yang diberikan, memecahkan kasus, memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan


(48)

commit to user

terapi yang dibutuhkan. Untuk memudahkan alur pemikiran, dibuat skema sebagai berikut :

Gambar 2 .1 Kerangka Berfikir

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi metode

ceramah dan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto

2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto

3. Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto

Metode Pembelajaran : 1. Ceramah

2. Diskusi

Motivasi Belajar : 1. Motivasi Tinggi 2. Motivasi Rendah


(49)

commit to user

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah dengan menggunakan kontrol post test desain, yaitu dengan menggunakan 2 kelompok dimana terbagi atas kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Dimana sebelum dilakukan perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dilakukan uji kesetaraan terhadap rata-rata prestasi kelas terlebih dahulu. Sedangkan jenis dari penelitian ini adalah eksperiment semu (quasi experimental). Ciri dari quasi experimental adalah berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental (Furchan, 2007). Desain penelitian ini menggunakan desain analisis 2 x 2 yang ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1. Desain Analisis 2 x 2

Metode Pembelajaran (A) Motivasi (B )

Metode Diskusi

(A1)

Metode Ceramah (A2)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Keterangan :

A : Metode pembelajaran A1 : Metode Diskusi


(50)

commit to user

A2 : Metode Ceramah B : Motivasi

B1 : Motivasi tinggi B2 : Motivasi rendah

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Jl. Raya Teras 4 Mojokerto, Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Periode waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan Juni 2011.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada tingkat I semester II yang berjumlah 346 mahasiswa yang terbagi atas 6 kelas.

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, dimana pertama yang dilakukan adalah menentukan sampel kelas secara random sebanyak 2 kelas dari total 6 kelas (Aziz Alimul,2007 : 82). Seluruh mahasiswa yang terdapat dalam kelas yang terpilih ditetapkan sebagai subjek sampel. Melalui teknik tersebut jika sudah terpilih 2 kelas maka kelas pertama ditentukan sebagai


(51)

commit to user

kelas perlakuan dan kelas yang satunya sebagai kelas kelompok kontrol. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu 110 mahasiswa. Jumlah sampel tersebut terbagi menjadi dua kelompok, 55 mahasiswa sebagai kelompok perlakuan (metode diskusi) dan 55 mahasiswa sebagai kelompok kontrol (metode ceramah).

D. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (variabel independent)

Sugiyono (2008: 61) menyatakan bahwa variabel independent (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependent atau terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode mengajar dan motivasi belajar.

2. Variabel terikat (variabel dependent)

Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas disebut variable dependent atau variable terikat (Sugiyono, 2008: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Kesehatan Reproduksi mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.

E. Definisi Operasional 1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyampaian materi ajar yang dipilih dan diterapkan oleh seorang dosen/guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.


(52)

commit to user a. Metode Pembelajaran Ceramah

DO: Merupakan metode yang cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan dari pendidik kepada peserta didik. Metode ceramah efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian.

b. Metode Pembelajaran Diskusi

DO: Metode yang melibatkan interaksi antara siswa dan siswa untuk mengalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu yaitu tentang gangguan/masalah-masalah pada kesehatan reproduksi.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan dari diri seseorang baik dari dalam maupun dari luar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Indikator yang digunakan melipuli :

a. Attention (Perhatian) b. Relevance (Relevan)

c. Confidence (Kepercayaan diri) d. Satisfaction (Kepuasan)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar

No. Indikator Nomor Soal

Positif

Nomor Soal

Negatif Jumlah

1 Attention (Perhatian) 3, 14, 1, 7,

36, 29 8, 11, 16, 15 10 2 Relevance (Relevan) 18, 20, 6, 9,

13, 24

19, 20, 25,

32 10


(53)

commit to user

4 Satisfaction (Kepuasan)

23, 26, 27 4, 10, 28, 5,

38, 17, 37 10

Jumlah 18 19 38

Motivasi belajar diukur menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Skala pengukuran : interval

3. Prestasi Belajar Kesehatan Reproduksi

Prestasi belajar Kesehatan Reproduksi adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam pembelajaran Kesehatan Reproduksi pada pokok bahasan masalah gangguan pada kesehatan reproduksi dan upaya penanggulangannya yang ditunjukan dengan nilai sebagai hasil belajar Prestasi belajar Kesehatan Reproduksi diukur dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dibagi dengan skor keseluruhan dikalikan 100. Hasil test yang diberikan dinyatakan dengan kriteria lulus dan tidak lulus. Dikatakan lulus apabila hasil prestasi belajar > 68.

F. Instrumen Penelitian a. Prestasi Belajar Kesehatan Reproduksi

Instrument prestasi belajar Kesehatan Reproduksi berbentuk soal tes. Tes tersebut merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Bentuk soal obyektif dipilih karena dapat menghilangkan atau meminimalkan sisi subyektifitas pemeriksa hasil tes agar hasilnya obyektif. Kisi - kisi dari tes Kesehatan Reproduksi terdapat di lampiran dan lembar jawab Kesehatan reproduksi.


(54)

commit to user b. Motivasi Belajar

Instrument motivasi belajar berbentuk angket. Angket tersebut disusun oleh peneliti dengan menggunakan kisi - kisi kuesioner sesuai dengan indikator motivasi belajar. Kisi - kisi kuesioner terdapat di lampiran.

Alternative pilihan yang disediakan dalam kuesioner tersebut terdiri dari :

1) Sangat Setuju (SS) 2) Setuju (S)

4) Tidak Setuju (TS)

5) Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk menghindari ketidakseriusan dari responden yang sering kali terjadi dalam pengisian kuesioner, maka kuesioner dibuat dua pertanyaan, yaitu pertanyaan positif dan negatif. masing - masing pertanyaan diberi skor SS=4, S=3, TS=2, STS=1 untuk pertanyaan positif dan SS=1, S=2, TS=3, STS=4 untuk pertanyaan negatif.

G. Uji Instrumen

Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data dari subyek penelitian maka angket harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrument penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Tingkat I Semester II Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.

Notoadmodjo (2002: 129-136) menyatakan bahwa agar diperoleh distribusi nilai hasil mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk


(55)

commit to user

uji coba paling sedikit 20 orang. Pada penelitian ini responden yang digunakan untuk uji coba sebanyak 20 responden dari kelas lain yang tidak terpilih menjadi sampel.

Menurut Arikunto (2006: 144) instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalitan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002 : 145).

1) Variabel Prestasi Belajar

Teknik uji validitas prestasi belajar menggunakan rumus korelasi point biserial (

r

pbis). Rumusnya adalah :

q p S x x r t t p

pbi ÷÷

ø ö ç ç è æ -= 5 Keterangan :

Xp = rata-rata skor testi yang menjawab benar Xt = rata-rata skor total untuk semua testi St = simpangan baku skor total setiap testi

p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang bersangkutan


(56)

commit to user

2) Variabel Motivasi Belajar

Teknik uji validitas motivasi belajar menggunakan rumus korelasi

product moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistik SPSS 16. Rumusnya adalah :

(

)

( )

(

)

[

2 2

]

[

2

( )

2

]

. . . ). ( Y n X X n Y X XY n r y xy å -å å å å å -å = Keterangan :

rxy = koefisien validitas

X = skor pernyataan tiap butir

Y = skor total

N = jumlah responden

Setelah diperoleh harga rxy kemudian hasilnya dikorelasikan dengan

harga r product moment, juka harga rxy ฀ dari r tabel, maka dikatakan butir soal itu valid dengan α = 5 %.

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya/dapat diandalkan. Hal ini bearti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten/tetap bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Ghozali, 2005).


(57)

commit to user

1) Variabel Prestasi Belajar

Untuk menghitung reabilitas tes menggunakan koefisien Kuder-Richardson 20 (KR - 20). Rumusnya adalah :

(

)

÷ ÷ ø ö ç ç è æ -÷ ø ö ç è æ -=

- 1

å

12

1 20 c S p p k k KR Keterangan :

k = banyaknya aitem p = indeks kesukaran aitem s2x = varians skor tes (X)

2) Variabel Motivasi Belajar

Uji reabilitas instrumen angket motivasi menggunakan Koefisien Alfa (Crnbach Alpha), dengan rumus :

(

)

÷÷ø

ö ç ç è æ -÷÷ ø ö çç è æ

-=

å

2

1 2 11 1 1 s sb k k r Keterangan :

r11 = reabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan

å

2

b

s = Σ varians butir

2 1

s = varians total


(58)

commit to user

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal ditunjukkan dengan menggunakan indeks tingkat tingkat kesukaran untuk mengetahui sukar mudahnya soal yang digunakan dalam penelitian. Rumus yang digunakan menurut Arikunto (2008 : 208) sebagai berikut :

JS B P=

Keterangan :

P = Indek kesukaran soal

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Selanjutnya Arikunto (2008) menjelaskan bahwa indeks kesukaran soal sering diklasifikasikan dalam tiga kelompok, sebagai berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi Indeks Kesukaran (P) Nilai P Klasifikasi Irterpretasi

0,00 - 0,30 Soal sukar

0,30 - 0,70 Soal sedang

0,70-1,00 Soal mudah

H. Teknik Analisis Data 1. Rancangan Analisis

Rancangan analisis menggunakan ANAVA - 2 Jalur (Rancangan AB/Anava AB) seperti pada tabel berikut ini.


(59)

commit to user

Tabel 3.4 Analisis Anava – 2 Jalur Metode Pembelajaran (A)

Motivasi (B)

Metode Diskusi (A1)

Metode Ceramah (A2)

Total

Tinggi (B1) A1B1 A2B1 B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2 B2

Total A1 A2

Keterangan :

A : Metode pembelajaran A1 : Metode Diskusi A2 : Metode Ceramah B : Motivasi

B1 : Motivasi tinggi B2 : Motivasi rendah

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berbentuk normal atau tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji kenormalan data menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov test melalui progran SPSS versi 16.

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari Z hitung ataupun Asyimp Sig. Jika nilai Asyimp Sig > 0.05, maka data berdistribusi normal (Riwidikdo, 2008: 20).


(60)

commit to user

b. Uji Homogenitas Varian

Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

F =

terkecil Varian

terbesar Varian

Menurut Sugiyono (2008: 275) apabila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel untuk kesalahan 5% (Fn < Ft) maka data yang akan dianalisis homogen untuk tingkat kesalahan 5%".


(1)

commit to user

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar mempengaruhi kesiapan, mendorong serta mengarahkan kegiatan individu, bahkan menentukan tingkat usaha yang mungkin dilakukan dan hasil yang diperoleh dalam mencapai tujuan, termasuk tujuan belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa Kebidanan.

C. Interaksi Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Dan Motivasi

Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi

Dengan menggunakan teknik statistik Anova Dua Jalur ditemukan

harga F sebesar 4,137 dan signifikansi sebesar 0,047 , maka H1 diterima dan

H0 ditolak, sehingga ada interaksi antara penggunaan metode mengajar dengan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah Kesehatan Reproduksi. Prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelengensi, sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode mengajar dan lingkungan (Ridwan, 2008 : 1-5).

Menurut Djamarah (2002 : 166) penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1995 : 61) bahwa banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka


(2)

commit to user

lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.

Adanya interaksi antara penggunaan metode mengajar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi mahasiswa dikarenakan metode mengajar dipilih secara tepat dan dipergunakan untuk menunjang proses pembelajaran agar mudah diterima dan dipahami oleh mahasiswa, serta motivasi belajar adalah motif yang mendorong seseorang berpacu dengan keunggulan orang lain dan keunggulan diri sendiri serta kecenderungan seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan dalam semua bidang dengan standar kualitas sebagai pedomannya, yang pada akhimya hasil belajar mahasiswa dapat diketahui setelah perlakuan pembelajaran dengan instrumen tes prestasi mata kuliah kesehatan reproduksi.

Motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan kemampuan, sehingga orang mengatakan ada kemampuan yang terkandung di dalam pribadi orang yang penuh motivasi. Motivasi belajar merupakan kecenderungan seseorang untuk mereaksi terhadap situasi untuk mencapai suatu hasil yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku. Motivasi belajar merupakan motif yang mendorong seseorang berpacu dengan keunggulan orang lain dan keunggulan diri sendiri.

Menurut Djamarah (2002 : 116) seseorang yang memiliki motivasi dalam dirinya, maka orang tersebut secara sadar akan melakukan kegiatan yang tidak ememrlukan dorongan dari luar dirinya. Seseorang yang memilki motivasi selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatar belakangi oleh


(3)

commit to user

pemikiran yang positif, bahwa semua mata kuliah yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan untuk masa depan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar dengan penerapan metode pembelajaran apapun mahasiswa tersebut akan rajin belajar dan selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang baik.

G. Kelemahan Dan Keterbatasan Penelitian

dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan dan keterbatasan penelitian yaitu :

1. Mengguanakan dua kelas dari akademi kebidanan, meskipun melalui uji

homogenitas dan dinyatakan bahwa mahasiswa bersifat homogen, akan tetapi tetap saja didalam perkembangan selanjutnya mungkin saja ada perbedaan, karena setiap kelas memiliki perbedaan bukan hanya berdasarkan nilai akademis tetapi juga secara psikologis.

2. Proses belajar mengajar dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga dapat


(4)

commit to user

76 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Diskripsi data untuk rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan metode

ceramah sebesar 60. Untuk rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan metode diskusi sebesar 73. Untuk data motivasi siswa dengan pembelajaran dengan metode ceramah dapat dikatakan bahwa 30 mahasiswa memiliki hasil motivasi tinggi. Sedangkan dengan pembelajaran dengan metode diskusi dapat dikatakan bahwa 47 mahasiswa memiliki hasil motivasi tinggi .

2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi metode

ceramah dengan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto. Dimana prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa dengan penerapan metode diskusi lebih baik jika dibandingkan dengan penerapan metode ceramah.

3. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki

motivasi rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto. Dimana mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.


(5)

commit to user

4. Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.

B. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka implikasi teoritisnya adalah untuk memperluas wawasan mengenai pengaruh metode pembejalajaran terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa, sehingga dapat menentukan penggunaan metode belajar yang tepat untuk mencapai tujuan belajar dan memperhatikan motivasi belajar mahasiswa.

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis yang dapat dikemukakan berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas adalah :

a. Penggunaan metode diskusi sangat baik digunakan untuk meningkatkan

pemahaman mahasiswa mengenai materi kuliah Kesehatan Reproduksi karena dapat menunjang kemandirian mahasiswa dalam berfikir dan berpendapat sesuai dengan teori yang sudah ada.

b. Penggunaan metode diskusi memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk berfikir kreatif, logis dan inofatif di dalam menghadapi permasalahan, khususnya dalam materi Kesehatan Reproduksi.


(6)

commit to user

C. Saran

1. Bagi Dosen

a. Diharapkan dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan mengupayakan menumbuhkan motivasi mahasiswa, agar prestasi yang diperoleh mahasiswa dapat optimal dan tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Dosen harus berperan sebagai fasilitator dan membeangkitkan motivasi

belajar mahasiswa melalui metode pembelajaran yang menarik.

2. Bagi Mahasiswa

a. Hendaknya mahasiswa dapt lebih serius memperhatikan materi pelajaran

yang disampaikan oleh dosen dan aktif bertanya jika ada hal-hal yang tidak dipahami.

b. Sebagai mahasiswa sebaiknya dapat menumbuhkan motivasi intrinsik yaitu

motivasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri sehingga lebih giat didalam mengikuti pelajaran dan mngerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.

3. Bagi Pihak Institusi

a. Hendaknya melengkapi saran prasarana yang memadai untuk menunjang

proses belajar mengajar.

b. Memberikan kesempatan kepada dosen untuk mengembangkan kemampuan


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE E LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH DOKUMENTASI KEBIDANAN (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)

0 13 74

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II PERSALINAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

0 1 91

PENGARUH KETERAMPILAN DOSEN MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PADA MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DIII KEBIDANAN FK UNS.

0 0 4

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN METAKOGNISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN PADA MATA KULIAH ASKEB IVA DI STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO.

0 0 13

Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mata kuliah kesehatan reproduksi ditinjau dari motivasi belajar Cover Lengkap

0 0 14

Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mata kuliah kesehatan reproduksi ditinjau dari motivasi belajar Jurnal Tesis

0 0 14

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING DALAM KEBIDANAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR.

0 0 8

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN HAMIL PADA MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

0 0 10

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA Hutari Puji Astuti1

0 0 7