Rerata pengalaman ECC lebih tinggi pada anak dengan indeks kebersihan rongga mulut buruk yaitu 6,81 ± 4,107, anak dengan indeks kebersihan rongga mulut
sedang memiliki rerata pengalaman ECC 4,08 ± 3,670 dan anak dengan indeks kebersihan rongga mulut baik memiliki rerata pengalaman ECC 1,71 ± 3,437. Secara
statistik ada hubungan yang bermakna antara indeks kebersihan rongga mulut dengan rerata pengalaman ECC p=0,001 Tabel 20.
Tabel 20. Hubungan indeks kebersihan rongga mulut dengan rerata pengalaman ECC
Indeks kebersihan rongga mulut
N ∑ d
∑ e ∑f
Pengalaman ECC P
Mean SD
Buruk Sedang
Baik 52
87 21
6,6 3,95
1,42 0,40
0,13 0,29
- -
- 6,81
4,08 1,71
4,107 3,670
3,437 0,001
Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan dilakukan analisis Mann Whitney alternatif uji post hoc. Kelompok antara anak dengan indeks
kebersihan rongga mulut buruk dan sedang diperoleh nilai p= 0,001, kelompok antara anak dengan indeks kebersihan rongga mulut buruk dan baik diperoleh nilai p= 0,001,
kelompok antara anak dengan indeks kebersihan rongga mulut sedang dan baik diperoleh nilai p= 0,001. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara
indeks kebersihan rongga mulut buruk, sedang dan baik dengan pengalaman ECC.
4.5 Hubungan Item Perilaku Diet dengan Prevalensi ECC dan S-ECC
Berdasarkan perincian item perilaku diet frekuensi dan durasi minum susu yaitu jenis susu, lama mengonsumsi susu, frekuensi mengonsumsi susu sehari, dan
durasi rata-rata menghabiskan susu botol sekali minum, secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna dengan prevalensi ECC. Begitu juga terhadap prevalensi S-
ECC secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna Tabel 21.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 21. Hubungan frekuensi dan durasi minum susu dengan prevalensi ECC dan S-
ECC
Kategori N
ECC p
S-ECC p
Ya n
Tidak n
Ya n
Tidak n
Jenis susu Susu botol dan ASI
6 bulan atau susu botol saja
Susu botol + ASI
≥ 6 bulan
ASI saja 57
63 40
41 71,9
53 84,1 31 77,5
16 28,1
10 15,9 9 22,5
0,270 18 31,6
32 50,8 14 35,0
39 68,4
31 49,2 26 65,0
0,076
Lama mengonsumsi susu
≥ 3 tahun 1 – 2 tahun
1 tahun 2
156 2
2 100 121 77,6
2 100 0 0
35 22,4 0 0
1,000 1 50,0
63 40,4 0 0
1 50,0 93 59,6
2 100 1,000
Frekuensi mengonsumsi susu sehari
≥ 7 kali 3 – 6 kali
0-2 kali 14
110 36
10 71,4 85 77,3
30 83,3 4 28,6
25 22,7 6 16,7
1,000 4 28,6
44 40,0 16 44,4
10 71,4 66 60,0
20 55,6 0,589
Durasi rata-rata menghabiskan susu
botol sekali minum 20 menit
10–20 menit 10 menit
3 7
150 3 100
7 100 115 76,7
0 0 0 0
35 23,3 0,995
0 0 3 42,9
61 40,7 3 100
4 57,1 89 59,3
1,000
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perincian item perilaku diet cara mengonsumsi susu, yang memiliki hubungan bermakna yaitu mengonsumsi susu sebagai pengantar tidur
terhadap terjadinya S-ECC p=0,038 Tabel 22. Prevalensi S-ECC pada anak yang selalu menggunakan susu sebagai pengantar tidur adalah 36,4, anak yang kadang-
kadang menggunakan susu sebagai pengantar tidur 42,9 dan anak yang tidak pernah menggunakan susu sebagai pengantar tidur 71,4.
Tabel 22. Hubungan cara mengonsumsi susu dengan prevalensi ECC dan S-ECC
Kategori N
ECC p
S-ECC p
Ya n
Tidak n
Ya n
Tidak n
Penggunaan susu sebagai pengantar tidur
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah 132
14 14
99 75,0 13 92,9
13 92,9 33 25,0
1 7,1 1 7,1
0,562 48 36,4
6 42,9 10 71,4
84 63,6 8 57,1
4 28,6 0,038
Melepaskan botol susu dari mulut anak setelah
tertidur Tidak pernah
Kadang-kadang Selalu
13 78
69 13 100
61 78,2 51 73,9
0 0 17 21,8
18 26,1 0,917
7 53,8 30 38,5
27 39,1 6 46,2
48 61,5 42 60,9
0,566
Mengonsumi susu pada malam hari
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah 74
32 54
54 73,0 26 81,2
45 83,3 20 27,0
6 18,8 9 16,7
0,335 26 35,1
15 46,9 23 42,6
48 64,9 17 53,1
31 57,4 0,470
Penambahan bahan pemanis
Salalu Kadang-kadang
Tidak pernah 8
4 148
8 100 3 75,0
114 77,0 0 0
1 25,0 34 23,0
1,000 5 62,5
2 50,0 57 38,5
3 37,5 2 50,0
91 61,5 1,000
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perincian item perilaku diet konsumsi kariogenik lain yang memiliki hubungan bermakna yaitu frekuensi mengonsumsi makanan manis
terhadap terjadinya ECC p=0,001 dan S-ECC p=0,047 Tabel 23. Anak yang mengonsumsi makanan manis lebih dari 6-7 kali menderita ECC 96,3 dan S-ECC
59,3, anak yang mengonsumsi makanan manis 4-5 kali menderita ECC 82,7 dan S-ECC 40,0 dan anak yang mengonsumsi makanan manis 1-3 kali tidak setiap
haritidak pernah menderita ECC 63,8 dan S-ECC 31,0.
Tabel 23. Hubungan konsumsi kariogenik lain dengan prevalensi ECC dan S-ECC
Membersihkan gigi anak setelah minum
susu Tidak pernah
Kadang-kadang Selalu
36 45
79 29 80,6
37 82,2 59 74,7
7 19,4 8 17,8
20 25,3 0,573
16 44,4 19 42,2
29 36,7 20 55,6
26 57,8 50 63,3
0,689
Kategori N
ECC p
S-ECC p
Ya n
Tidak n
Ya n
Tidak n
Frekuensi mengonsumsi minuman manis
≥ 4 kali 1-3 kali
Kadang-kadang tidak setiap
haritidak pernah 3
92 65
2 66,7 78 84,8
45 69,2 1 33,3
14 15,2 20 30,8
0,173 0 0
45 48,9 19 29,2
3 100 47 51,1
46 70,8 0,156
Frekuensi mengonsumsi makanan manis
≥ 6-7 kali 4-5 kali
1-3 kalikadang- kadangtidak setiap
haritidak pernah 27
75 58
26 96,3 62 82,7
37 63,8 1 3,7
13 17,3 21 36,2
0,001 16 59,3
30 40,0 18 31,0
11 40,7 45 60,0
40 69,0 0,047
Universitas Sumatera Utara
4.6 Hubungan item perilaku membersihkan gigi dengan prevalensi ECC dan S-ECC