20 Pemeriksaan fungsi ginjal dilakukan dengan melihat perkiraan laju filtrasi
glomerulus LFG. LFG tidak dapat dihitung secara langsung, namun dengan menggunakan urinary clearance dari suatu zat penanda. Klirens dari suatu zat
penanda dapat didefenisikan sebagai banyaknya jumlah zat penanda yang dikeluarkan per unit satuan waktu.
Zat penanda yang biasa digunakan adalah kreatinin serum. Perhitungan LFG dari kreatinin serum dapat diperkirakan persamaan yang menggunakan umur,
jenis kelamin, ras dan berat badan. a. Formula Cockroft-Gault
140 - umur x bb kg kreatinin serum x 72
Nilai kreatinin klirens untuk wanita dikalikan dengan 0,85 dengan mengasumsikan bahwa massa otot wanita 15 lebih rendah.
b. Persamaan Modification of Diet in Renal Disease MDRD Equation GFR mlmenit1.73 m
2
= 175 × sCrmgdl
−1.154
× umur
−0.203
× 0.742 jika wanita × 1.21 jika berkulit gelap.
Urea serum yang memiliki keterbatasan nilai sebagai penentu LFG karena banyak dipengaruhi oleh faktor non-LFG. Cystatin C merupakan 122-asam amino.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan serum Cystatin C lebih akurat dalam perhitungan LFG dibandingkan dengan kreatinin karena tidak
dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, ras dan berat badan Johnson, dkk., 2009.
2.6.1 Ureum
Urea merupakan metabolit utama dari pemecahan protein makanan dan perombakan jaringan protein. Lebih dari 99 sintesis urea terjadi di hati. Protein
Kreatinin klirens =
Universitas Sumatera Utara
21 diubah menjadi peptida dan asam amino di dalam saluran cerna, lebih dari 90
diabsorpsi dan dibawa ke hati. Asam amino kemudian mengalami deaminasi dan transaminase di dalam hati lalu masuk kedalam siklus urea dan diubah menjadi
urea Hosten, 1990. Urea diekskresikan melalui saluran cerna, paru-paru dan kulit, serta
kemungkinan diekskresikan melalui keringat di saat berolahraga hanyalah sebagian kecil kurang dari 0,5 ghari. Sebagian besar dari urea, sekitar 10 gram
tiap hari diekskresikan melalui ginjal, ketika laju alir urin yang tinggi sekitar 40 di reabsorpsi namun ketika laju urin yang rendah reabsorsi dapat meningkat
hingga 60. Reabsorpsi ini juga dipengaruhi antidiuretik hormon, penurunan aliran plasma, gagal jantung kongestif dan penurunan filtrasi glomerulus Hosten,
1990. Konsentrasi urea plasma menunjukkan keseimbangan antara produksi dan
eliminasi urea. Plasma urea merupakan parameter kasar dalam menilai fungsi ginjal. Sebagai uji skrining untuk melihat kerusakan ginjal sebaiknya dilakukan
bersama pemeriksaan konsentrasi kreatinin. Faktor-faktor yang meningkatkan kadar urea antara lain: kerusakan LFG, pemasukan protein yang tinggi,
pendarahan pada saluran cerna, penurunan laju urin, dehidrasi dan obat-obatan steroid Sweny, 1988.
2.6.2 Kreatinin
Sama seperti
urea, konsentrasi
kreatinin plasma
menunjukkan keseimbangan antara ekskresi dan produksi. Produksi dari kreatinin sebagian
besar dipengaruhi oleh massa otot. Produksi kreatinin pada umumnya lebih konstan daripada urea namun dapat berkurang jika terjadi gagal ginjal. Kreatinin
Universitas Sumatera Utara
22 kurang dipengaruhi oleh asupan makanan namun dengan banyaknya asupan
daging, kreatinin plasma mungkin meningkat. Faktor-faktor yang meningkatkan kadar kreatinin antara lain: kerusakan LFG, peningkatan massa otot, kerusakan
otot akut Sweny, 1988. Kadar kreatinin dapat digunakan untuk menghitung kreatinin klirens yang
dapat digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus LFG. Formula Cockcroft- Gault merupakan salah satu cara yang direkomendasikan untuk
menghitung besarnya kreatinin klirens. Formula Cockcroft- Gault yaitu: 140 - umur x BB kg
kreatinin serum x 72 Nilai kreatinin klirens untuk wanita dikalikan dengan 0,85 Hosten, 1990.
Kadar normal klirens kreatinin untuk laki-laki sebesar 95 - 135 mlmenit 0,9 - 1,3 mldetik SI unit dan wanita sebesar 85 - 125 mlmenit 0,8 - 1,2
mldetik SI unit. Wanita hamil akan mengalami kenaikan kadar klirens kreatinin sedangkan pada usia lanjut atau anak-anak kadar klirens kreatinin ini lebih rendah
Wilson, 2008. Kreatinin klirens =
Universitas Sumatera Utara
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan uji klinis terbuka open trial dengan desain the one group pretest-postest. Tahapan penelitian meliputi identifikasi sampel,
pengumpulan dan pengolahan sampel, pembuatan simplisia, pemeriksaan karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak, penguapan ekstrak, pembuatan
sediaan kapsul ekstrak, uji klinis pendahuluan efek kapsul kombinasi terhadap perubahan kadar ureum, kreatinin dan kreatinin klirens serta analisis data hasil
penelitian dengan program SPSS 17.
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 3.1.1 Alat-alat yang digunakan