Mutu Organoleptik Bakso HASIL DAN PEMBAHASAN

38 dipengaruhi oleh kandungan air pada bahan tersebut. Selain itu, Iskandar 2003 menyebutkan bahwa elastisitas produk dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya pemanasan yang berlebihan dan terlalu cepat selama proses pengolahan dapat mengurangi kemampuan emulsi. Faktor yang mempengaruhi kemampuan emulsi antara lain : suhu pengkuttera, pH, ukuran partikel lemak, jumlah protein miofibrilar yang terekstrak dan viskositas adonan.

B. Mutu Organoleptik Bakso

Nilai sensorik suatu bahan pangan merupakan indikator penting yang dapat menunjukkan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk tersebut. Menurut Soekarto 1990 mutu sensorik pangan adalah sifat produk atau komoditas yang hanya dikenali atau diukur dengan proses penginderaan yaitu penglihatan dengan mata, pembauanpenciuman dengan hidung, pencicipan dengan rongga mulut, perabaan dengan ujung jari tangan atau pendengaran dengan telinga. Mutu organoleptik mempunyai peranan dan makna yang sangat besar dalam penilaian mutu produk pangan, baik sebagai bahan pangan hasil pertanian, bahan mentah industri maupun produk olahan, lebih-lebih sebagai makanan hidangan. Penilaian mutu dengan uji organoleptik dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, tetapi uji ini memiliki kelemahan, yaitu dipengaruhi oleh kondisi fisik, psikologis panelis, dan lingkungan. Pada penelitian ini pengujian nilai sensorik atau organoleptik bakso dilakukan dengan uji hedonik terhadap lima atribut yaitu warna, rasa, tekstur, kekenyalan dan juiceness. . B. 1. Uji Hedonik Pengujian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan perbedaan enam jenis serat terhadap kesukaan panelis dari segi warna, rasa, tekstur, kekenyalan dan juiceness. Skala penilaian yang 39 4.97 4.93 5.07 5.13 4.87 5.03 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 Gandum Bambu Selulosa MCC CMC Gum Arab T in g k a t K esu k aan W a rn a digunakan memiliki rentang 1 – 7, yaitu 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5 agak suka, 6 suka, dan 7 sangat suka. 1.a. Warna Warna merupaKan salah satu parameter mutu yang dapat diukur oleh alat indera manusia. Warna merupakan komponen yang cukup penting dari suatu produk pangan dan dapat mempengaruhi penilaian konsumen terhadap mutu produk. Menurut Winarno 1997, penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur, dan nilai gizinya; disamping itu ada sifat mikrobiologis. Tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menetukan. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dibeli apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya . Gambar 14. Nilai rata-rata uji hedonik terhadap warna bakso sapi Berdasarkan uji hedonik, tingkat kesukaan panelis terhadap warna bakso berkisar antara 4.87 di bawah agak suka hingga 5.13 agak suka dengan nilai kesukaan yang lebih tinggi 40 5.43 5.17 5.03 4.87 4.97 4.57 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 Gandum Bambu Selulosa MCC CMC Gum Arab T in g kat K e s u kaa n Ra sa pada penambahan serat MCC Gambar 14. Hasil analisa sidik ragam warna bakso lampiran 14.a menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata pada semua sampel bakso. 1.b. Rasa Rasa merupakan salah satu sifat mutu organoleptik yang penting dari produk pangan dan sangat menentukan tingkat penerimaan panelis terhadap produk tersebut. Meskipun suatu produk pangan dinilai bermutu tinggi dari segi fisik, kimia, dan gizi, apabila memiliki rasa yang kurang enak dan tidak membangkitkan selera maka tidak akan ada artinya bagi konsumen. Gambar 15. Nilai rata-rata uji hedonik terhadap rasa bakso sapi Hasil uji hedonik panelis terhadap rasa bakso rata-rata menghasilkan skor dengan kisaran 4.87 di bawah agak suka hingga 5.43 diatas agak suka dengan nilai kesukaan yang lebih tinggi pada penambahan serat gandum Gambar 15. Hasil analisa sidik ragam lampiran 15.a menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada sampel yang terbagi menjadi 3 subset. Uji lanjut Duncan lampiran 15.b menunjukkan 41 5.20 4.97 4.67 4.90 5.13 4.47 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 Gandum Bambu Selulosa MCC CMC Gum Arab T in g kat Kes u kaa n T eks tu r penambahan serat gandum menghasilkan perbedaan dengan penambahan serat MCC dan gum arab, akan tetapi penambahan serat gandum ini tidak menghasilkan perbedaan rasa jika dibandingkan dengan penambahan serat bambu, selulosa, dan CMC. 1.c. Tekstur Tekstur merupakan segala hal yang berhubungan dengan mekanik, geometris, dan permukaan suatu produk yang dapat diamati secara mekanik, rasa, sentuhan, penglihatan, dan pendengaran Rosenthal, 1999. Hasil uji hedonik panelis terhadap tekstur bakso menghasilkan skor dengan kisaran 4.47 netral hingga 5.20 agak suka dengan nilai kesukaan yang lebih tinggi pada penambahan serat gandum dan yang terendah pada penambahan gum arab Gambar 16. Gambar 16. Nilai rata-rata uji hedonik terhadap tekstur bakso sapi Hasil analisa sidik ragam lampiran 16.a diperoleh data yang menyatakan bahwa tekstur keenam produk bakso tersebut berbeda nyata dari segi kesukaannya. Uji lanjut Duncan lampiran 16.b menunjukkan penambahan serat gum arab dan selulosa menghasilkan perbedaan yang nyata dengan serat MCC, 42 5.60 5.40 5.43 5.20 5.27 5.17 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 Gandum Bambu Selulosa MCC CMC Gum Arab T in g k a t K e su ka an K eke n yal a n Bambu, CMC, dan gandum serta panambahan serat selulosa, MCC, dan bambu berbeda dengan penambahan serat CMC dan gandum. 1.d. Kekenyalan Elastisitas Kenyal adalah sifat produk pangan dalam hal daya tahan untuk pecah akibat gaya tekan Soekarto, 1990. Kekenyalan suatu produk pangan dapat dilihat dengan menggunakan indera perasa dan peraba. Gambar 17. Nilai rata-rata uji hedonik terhadap Kekenyalan bakso sapi Hasil uji hedonik menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap kekenyalan bakso berbeda-beda, yaitu antara 5.17 sampai 5.60 Gambar 17. Hasil analisa sidik ragam lampiran 17.a memperlihatkan perbedaan nilai kesukaan panelis terhadap kekenyalan ternyata tidak berbeda nyata p 0.05 Secara umum panelis menilai agak suka terhadap keenam bakso yang diujikan. Rata-rata nilai kesukaan tertinggi dimiliki oleh bakso dengan penambahan serat gandum dan yang terendah terdapat pada bakso dengan penambahan gum arab. 43 5.10 4.90 4.87 5.17 4.97 4.90 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 Gandum Bambu Selulosa MCC CMC Gum Arab T in g kat K esu k a an Ju ic in es 1.e. Juiceness Tingkat juiciness bakso menunjukkan kesan basah di mulut saat dikunyah. Juiceness erat kaitannya dengan jumlah air yang terdapat dalam bakso. Semakin banyak kandungan air yang terdapat dalam bakso tersebut maka semakin juicy bakso tersebut. Tingkat kesukaan panelis terhadap juiciness bakso bervariasi antara 4.87 dibawah agak suka sampai 5.17 agak suka. Kesukaan tertingggi panelis terhadap juiciness bakso terdapat pada bakso dengan penambahan serat MCC, dan kesukaan terendah adalah bakso dengan penambahan serat selulosa, hal ini dapat dilihat pada gambar 18. Hasil analisa sidik ragam lampiran 18.a menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap juiciness keenam macam bakso tersebut tidak berbeda nyata. Gambar 18. Nilai rata-rata uji hedonik terhadap juiceness bakso. 44 0.6 1 1.4 1.8 2.2 2.6 3 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 S in e resi s Kontrol Gum Arab MCC Selulosa Bambu Gandum CMC

C. Studi Penyimpanan Bakso Sapi terhadap Ketahanan Sineresis