PENDAHULUAN A. Penyusunan Draf Manual Pre-Requisite Haccp dan Draf Manual Halal Untuk PKIS Sekar Tanjung

I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Industri pangan, sebagaimana industri lainnya, merupakan industri yang sarat dengan persaingan. Masing-masing perusahaan berusaha menonjolkan keunggulan produkjasanya baik dari segi mutu, harga, kemudahan didapatdisajikan, bahkan pelayanan bagi konsumennya. Pada akhirnya, perusahaan yang memiliki peluang untuk keluar sebagai pemenang adalah perusahaan yang mampu mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan tersebut kepada konsumen. Sebuah sertifikat dinilai cukup ampuh untuk memberikan bukti tertulis yang valid berkaitan dengan keunggulan sistem yang digunakan ataupun produkjasa yang dihasilkan perusahaan. Pada perkembangan selanjutnya, komunikasi melalui sertifikat ini semakin jamak dilakukan oleh produsen, tak terkecuali produsen pangan. Sertifikat yang dianggap valid adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh badan sertifikasi yang valid juga, misalnya LPPOM MUI untuk sertifikasi halal ataupun PT. Sucofindo untuk sertifikasi mutu. Lembaga sertifikasi tersebut akan melakukan audit terlebih dahulu sebelum memberikan sertifikat kepada pihak yang mengajukan permintaan sertifikasi. Salahsatu bentuk audit adalah audit mutu. Pokok bahasan audit mutu tidak hanya sebatas mutu produk, tetapi juga meliputi seluruh spektrum fungsi mutu. Namun secara garis besar audit mutu dapat dikelompokkan menjadi 1 audit terhadap kebijakan dan sasaran-sasaran, 2 audit terhadap rencana, dan 3 audit terhadap pelaksanaan. Tunggal 1992 menjelaskan bahwa ada tiga pihak utama dalam setiap audit, yaitu auditee, klien, dan auditor. Auditee adalah orang yang diaudit, klien adalah orang dan kelompok yang meminta diadakannya audit, dan auditor adalah orang yang melakukan audit. Auditor inilah yang akan memeriksa kesesuaian antara kebijakan, rencana, dan prosedur-prosedur tersebut dengan kenyataannya di lapangan. Olehkarena itu penting untuk menuangkan dalam bentuk tertulis semua kebijakan, rencana, dan prosedur- prosedur tersebut kedalam suatu pedoman mutu quality manual. Pentingnya penyusunan pedoman seperti halnya dalam proses sertifikasi mutu ini juga berlaku untuk proses sertifikasi lainnya, misalnya sertifikasi halal yang dilakukan oleh LPPOM MUI. Berdasarkan latar belakang inilah maka perusahaan harus dan perlu memiliki suatu acuan tertulis dalam bentuk pedoman yang terdokumentasi sebagai acuan bagi auditor pada saat melakukan audit, selain tentu saja sebagai acuan bagi perusahaan dalam menjalankan kebijakannya.

B. Tujuan dan Sasaran Magang

Tujuan Pelaksanaan magang ini bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dan memperoleh pengalaman bekerja pada industri pangan. Sasaran Pelaksanaan magang memiliki sasaran : menyusun manual pre- requisite HACCP dan menyusun manual halal untuk PKIS Sekar Tanjung.

C. Manfaat Magang

1. Mahasiswa memperoleh pengalaman bekerja di industri pangan khususnya berkaitan dengan persyaratan dasar pre-requisite HACCP. 2. Industri memperoleh draf manual pre-requisite HACCP dan draf manual halal yang dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan dalam sertifikasi HACCP dan sertifikasi halal.

II. KEGIATAN MAGANG