Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya. Persaingan dapat mendorong siswa untuk giat belajar.
Sedangkan menurut Pupuh dan Sobry menambahkan mengenai beberapa hal harus dilakukan guru untuk memotivasi siswanya, antara lain.
32
: Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal
yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi,diploma,gelar, kehormatan dan sebagainya.
33
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan
agar anak didik mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan
motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya yang akan diuraikan pada pembahasan mendatang. Kesalahan penggunaan motivasi ekstrinsik akan
merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu guru harus bisa
dan pandai mempergunakan motivasi ekstrisnsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.
7. Indikator Motivasi
Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar lebih semangat lagi. Indicator atau petunjuk yang dapat dijadikan acuan bagi motivasi belajar
siswa adalah sebagai berikut: 1
Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama
2 Tidak mudah putus asa.
3 Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh
4 Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar
32
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi belajar-mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2007, h.18.
33
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, cet-1, h. 117.
5 Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain
6 Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dapat mempertahankan
pendapatnya 7
Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini 8
Senang mencari dan memecahkan masalah. 9
Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran. 10
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
11 Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.
12 Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.
13 Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.
14 Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar.
15 Adanya alatmedia yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.
34
Dari beberapa uraian tentang motivasi dalam belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang hendak dituju tercapai. Motivasi belajar siswa dapat di ukur berdasarkan indicator :
1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu yang lama. 2.
Tidak mudah putus asa 3.
Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh 4.
Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar. 5.
Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain. 6.
Tidak cepat bosan dengan tuas-tugas rutin dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah.
9. Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran.
34
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996, cet-1, h.30-31 .
10. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran. 11.
Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar. 12.
Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik. 13.
Memiliki harapan dan cita-cita masa depan. 14.
Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar. 15.
Adanya alatmedia yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.
C. Belajar
1. Pengertian belajar
Beberapa teori menjelaskan tentang belajar, baik yang beraliran behaviorisme, kognitivisme,humanism, maupun sibernetika. Aliran- aliran teori belajar tersebut
sekedar mengarahkan dan memilah jenis teori belajar mana yang menjadi pijakan melakukan belajar.
Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus
yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan dan respons yang juga biasa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan. Jelasnya, menurut Thorndike,
perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret dapat diamati, atau yang non konkret tidak bias diamati
35
2. Makna Belajar
usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan di awali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. defenisi tentang belajar, adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
36
35
Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta:Bumi Askara,2007, h.11.
36
Slameto,Belajar dan Factor-faktor Yang Mempengaruhinya,Jakarta:Rineka cipta,2003 ,h.2.