Simpangan Baku Relatif Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

22 Bubur bayi yang telah dihomogenkan ditimbang secara seksama sebanyak 10 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 10 ml larutan baku kalsium konsentrasi 1000 μgml dan 0,3 ml larutan baku besi konsentrasi 1000 μgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan Kembali = C F - C A x 100 C A Keterangan : C A = Kadar mineral dalam sampel sebelum penambahan baku mg100 g C F = Kadar mineral dalam sampel setelah penambahan baku mg100 g C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan mg100 g

3.5.9 Simpangan Baku Relatif

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah: RSD = 100 × X SD Keterangan : _ X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Simpangan Baku Relatif Universitas Sumatera Utara 23

3.5.10 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi Limit of Detection merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi Limit of Quantitation merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Simpangan Baku SB = 2 2 − − ∑ n Yi Y Batas deteksi LOD = slope SB x 3 Batas kuantitasi LOQ = slope SB x 10 Universitas Sumatera Utara 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kalsium dan besi dalam sampel. Data dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium dan Besi pada Sampel No. Mineral yang dianalisis Pereaksi Hasil Reaksi Keterangan 1. Kalsium Reaksi Nyala menggunakan kawat Nikel-Krom Warna nyala Merah Bata + H 2 SO 4 1N Kristal jarum + 2. Besi Kalium heksasianoferat II Larutan berwarna biru tua + Amonium tiosianat Larutan berwarna merah + Keterangan: + : Mengandung mineral Pada Tabel 2 dapat dilihat hasil pengujian kualitatif bahwa sampel positif mengandung kalsium karena menghasilkan kristal jarum dengan penambahan asam sulfat encer serta memberikan warna nyala merah bata saat dibakar menggunakan kawat nikel-krom dan mengandung besi karena menghasilkan larutan berwarna biru tua dengan penambahan larutan kalium heksasianoferat II dan larutan merah dengan penambahan amonium tiosianat Vogel, 1979. Hasil absorbansi dengan spektrofotometer serapan atom menunjukkan adanya absorbansi pada panjang gelombang kalsium yaitu 422,7 nm dan besi Universitas Sumatera Utara