Teori Kepastian Hukum TEORI HUKUM DALAM POLIGAMI

B. Teori Kepastian Hukum

Menurut Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma, norma adalah pernyataan yang menekankan aspek seharusnya atau das sollen, dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma-norma adalah produk dan aksi manusia yang deliberatif. Undang-undang yang berisi aturan-aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam masyarakat, aturan-aturan itu menjadi batasan dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu. Adanya aturan dan pelaksanaan aturan tersebut menimbulkan kepastian hukum. 17 Kepastian hukum yang biasanya di pertentangkan dengan keadilan, sesungguhnya mengandung unsur keadilan itu sendiri. Untuk menghukum suatu perbuatan pihak yang berkuasa menghukum, sebelumnya harus memastikan kepada objek hukumanya terlebih dahulubahwa perbuatan dapat dihukum. Tanpa adanya pemberitahuan atau kepastian semacam itu, akan terbuka ruang bagi timbulnya kesewenang-wenangan pihak yang berkuasa menghukum. Bukankah tidak mungkin dalam hal tersebut terjadi perbedaan nilai antara penegak hukum dan obyek hukumnya, tidak adanya kepastian akan membuat tindakan penegak hukum kehilangan legitimasinya sehingga system hukumtidak akan berjalan. Namun demikian, lingkup kepastian hukum sebenarnya tidak cukup sampai di situ. Ketentuan-ketentuan pidana yang kemudian dianggap berlaku pun pada dasarnya masih bersifat abstrak sedang bagaimana ketentuan tersebut diterapkan akan sangat bergantung pada bagaimana penilaian hakim. 17 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana. 2008. H.158 Aturan yang masih berbentuk abstrak itu, pada prakteknya masih harus di terjemahkan oleh hakimke dalam suatu aturan yang konkkrituntuk menjawab pertanyaanapakah dalam kasus bersangkutan pihak yang akan dihukum benar- benar melakukan perbuatan itu, hal ini terjadi karena dalam menilai suatu perbuatan berdasarkan aturan yang sudah ada sekalipun, terbuka adanya perbedaan tafsir antara penegak hokum dan pihak yang akan dihukum. Dengan demikian, kepastian hokum bukan saja penting karena terkait pengaturan dalam bentuk abstrak sebelumnya harus ada kepastian aturan tertentu, tapi penting juga terkait penerapannya dalam suatu perkara konkrit dalam penerapan aturan itu harus ada kepastian perlakuan yang sama. Sehingga meskipun hakim pada dasarnya bebas untuk memutuskan dan menilai apakah suatu perkara konkrit memenuhi atau tidak unsur-unsur suatu aturan, namun dirinya juga terikat bahwa penilaianya harus berlaku umum. Atau dengan kata lain, untuk suatu kasus serupa yang harus diberlakukan pula ketentuan yang serupa serta untuk suatu kasus yang berbeda maka hakim harus berbeda pula penilaiannya. Kepastian merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman perilaku bagi setiap orang. Kepastian sendiri disebut sebagai salah satu tujuan dari hukum, apabila dilihat secara historis perbincangan mengenai kepastian hukum merupakan perbincangan yang telah muncul semenjak adanya gagasan pemisahan kekuasaan dari Montesquieu. 18 Keteraturan masyarakat berkaitan erat dengan kepastian dalam hukum karena keteraturan merupakan inti dari kepastian itu sendiri. Keteraturan menyebabkan orang dapat hidup secara berkepastian sehingga dapat melakukan kegiatan-kegiatanyang diperlukan dalam kehidupan masyarakat guna memahami secara jelas mengenai kepastian hukum itu sendir. Menurut Gustav Radbruch ada 4 empat hal mendasar yang berhubungan dengan makna kepastian hukum, yaitu: 19 Pertana, bahwa hukum itu positif, artinya hokum positif itu adalah perundang-undangan. Kedua, bahwa hukum itu didasarkan pada fakta artinya didasarkan pada kenyataan. Ketiga, bahwa fakta harus dirumuskan dengan cara yang jelas sehingga menghindari kekeliruan dalam pemaknaan, di samping mudah dilaksanakan. Keempat, hukum positif tidak boleh diubah. Dari uraian-uraian mengenai kepastian hukum di atas, maka kepastian dapat mengandung beberapa arti, yakni adanya kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir dan dapat dilaksanakan. Hukum harus berlaku tegas di dalam masyarakat, mengandung keterbukaan sehingga siapapun dapat memahami makna atau suatu ketentuan hukum dan hukum yang satu dengan yang lain tidak boleh kontradiktif sehingga tidak menjadi sumber keraguan. 18 www. Ngobrolinhukum.com20130205memahami-kepastian-dalam-hukum. Diakses pada tanggal 08-04-2015. Jam. 13.39 19 www.Ngobrolinhukum.com20130205memahami-kepastian-dalam-hukum. Diakses pada tanggal 08-04-2015. Jam. 13.39

C. Teori Maslahat