Kriteria Keberhasilan Penyesuaian Diri

berfungsi secara efisien dalam lingkungan masyarakat yang ada. Penyesuaian diri juga menuntut kemampuan seseorang untuk dapat hidup bergaul secara wajar dengan lingkungannya walaupun terdapat perbedaan diantara mereka. Perbedaan ini sudah dimiliki oleh setiap orang sejak ia dilahirkan di dunia ini, khususnya seseorang yang dilahirkan di Indonesia karena Indonesia memiliki keanekaragaman tradisi, budaya, dan bahasa, baik itu dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimatan, Sulawesi, ataupun pulau Papua. Perbedaan ini adalah keunikan tersendiri yang dimiliki oleh setiap orang. Saat ia tinggal di daerah yang memiliki budaya, tradisi, dan bahasa yang ia rasakan sama maka tidak akan terjadi kesulitan untuk melakukan penyesuaian diri, apalagi jika ia sudah tinggal di daerah tersebut sejak ia lahir. Tetapi hal ini akan terasa berbeda jika seseorang harus pindah ke daerah atau bahkan Propinsi orang lain, seperti seseorang yang harus pindah dari Propinsi Jawa Barat ke Propinsi Lampung, dimana ia harus merasakan lingkungan tradisi, budaya, dan bahasa yang berbeda bahkan belum pernah ia rasakan atau ia kenal sebelumnya. Dan tentunya ini akan membuat ia akan mengalami hambatan, kesulitan, maupun tekanan dalam melakukan penyesuaian diri. Menurut Agustiani 2009:146 penyesuaian diri adalah cara pandang tertentu yang dilakukan oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya. Jadi, penyesuaian diri berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial tertentu yang menjadi kebutuhan, harapan, dan tuntutan dirinya sebagai mahluk sosial. Proses penyesuaian diri akan selalu berhubungan dengan interaksi yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya. Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka akan terjadinya mekanisme penyesuaian diri Rakhmat, 1989:11. Interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari lingkungan tempat tinggal seseorang, baik itu dengan orang tua, masyarakat, teman sebaya, maupun lingkungan di perguruan tinggi. Interaksi akan terasa mudah jika seseorang memiliki tujuan yang sama dan beberapa kesamaan dengan orang-orang disekililingnya, seperti: minat, jenis kelamin, usia homogen, status sosial ekonomi, budaya, program studi yang sama, dan lain sebagainya. Dan sebaliknya, perbedaan yang ada akan membuat proses interaksi menjadi terasa lebih sulit dan memiliki tantangan tersendiri. Proses interaksi ini akan mengajarkan seseorang bagaimana cara berusaha memahami dan membentuk perilaku yang akan ditampilkan secara tepat. Berusaha memahami dan menentukan bagaimana cara bersikap, akan selalu berhubungan dengan kognitif dan afektif yang dimiliki seseorang. Dimana perkembangan kognitif dan afektif seseorang itu merupakan komponen konsep diri Rakhmat, 1989:113. Konsep diri merupakan sebuah pandangan, gambaran, evaluasi, atau pun persepsi individu mengenai dirinya sendiri yang terbentuk dari pengalaman- pengalaman yang dilakukan secara sadar dan terus menerus saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jadi, konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan ciri khas yang diperoleh seseorang dari pengalaman-pengalaman yang mengajarkan bagaimana ia dapat berpikir dan merasakan mengenai dirinya sendiri. Konsep diri yang dimiliki seseorang terbagi menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Dan setiap orang pasti diharapkan memiliki konsep diri positif, seseorang yang memiliki konsep diri positif dapat melakukan penerimaan diri dan identitas diri. Ia berani mengambil resiko untuk meningkatkan harga dirinya. Selain itu, ia juga dapat melakukan penerimaan sosial. Dikarenakan jika seseorang memiliki penerimaan sosial yang tinggi menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi yang berpengaruh pada peningkatan konsep diri positif Farozin, 2004:20. Konsep diri positif yang dimiliki seseorang karena penerimaan diri dan penerimaan sosial, tentu juga akan mempengaruhi penyesuaian diri yang dimiliki seseorang. Dan seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang positif menurut Sunarto dalam Rumini, 2004:68 adalah “ jika ia mampu untuk tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional atau mekanisme psikologis, tidak adanya frustasi pribadi, memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman, dan bersikap realistis dan obyektif.” Sehingga, diharapkan ia dapat mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat mungkin untuk dapat mengatasi konflik mental, frustasi, dan kesulitan pribadi, serta menentukan perilaku yang sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan juga tidak mengganggu keadaan sosial yang ada. Dan jika seseorang tidak dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik maka dapat membuat ia menjadi rendah diri, kurang percaya diri, tertutup, suka menyendiri, mudah merasa malu terhadap situasi yang terasa asing baginya dan lain sebagainya. Hal ini juga diperjelas dari artikel hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi 2013 dengan judul hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri pada remaja di Islamic Boarding School SMPIT Daarul Hikmah Bontang. Menyimpulkan jika terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian diri pada remaja. Konsep diri dapat mempengaruhi penyesuaian diri, jika konsep diri remaja positif maka penyesuaian diri akan baik dan jika konsep diri negatif maka penyesuaian diri akan buruk. Dengan demikian, jika seseorang dapat belajar dari setiap kejadian yang ia alami atau pengalaman mereka ketika berinteraksi dengan orang lain maka akan membantu seseorang dalam melakukan penerimaan diri dan penerimaan sosial. Sehingga, hal ini juga akan membantu membentuk konsep diri pada diri seseorang yang akhirnya akan mempengaruhi penyesuaian diri seseorang juga. Khususnya untuk seseorang yang berasal dari Luar Propinsi Lampung karena latar belakang budaya yang ada di Propinsi Lampung tentu sangat berbeda dengan budaya yang ada di daerah Jawa ataupun Papua. Selain itu, walaupun sama-sama dari pulau Sumatera akan terasa berbeda pada suasana lingkungan yang dirasakan antara di Propinsi Sumatera Selatan dengan Propinsi Lampung, dimana di Sumatera Selatan, seperti di Palembang, OKU, atau OKU Timur terasa lebih panas dibandingkan di Bandar Lampung. Kemudian, ada juga perbedaan gaya hidup antara daerah tempat tinggal dari desa ke kota. Selanjutnya, mereka harus belajar mandiri, hidup berjauhan dan tidak ketergantungan dimana karena ada jarak yang jauh antara daerah tempat tinggal mereka dengan orang terdekat mereka yang sudah mereka kenal sejak lahir, seperti orangtua, saudara kandung, teman-teman, lingkungan masyarakat, orang-orang tersebut kemungkinan tentunya mau membantu mereka kapan saja mereka butuhkan sedangkan jika mereka berpindah tempat belum tentu mereka dapatkan di daerah yang mereka tinggali sekarang. Dan ditambah lagi, mereka tidak bisa sesering mungkin melepas rindu untuk bertemu mengunjungi keluarga mereka, dan kemungkinan mereka hanya dapat mengunjungi keluarga mereka jika jangka waktu libur agak lama.

III. METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang dapat membantu kearah pemecahan masalah. Berdasarkan judul penelitian yang diambil oleh peneliti maka pada bab ini akan dibahas metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian, selain itu juga akan dibahas tentang metode penelitian, tempat penelitian, variabel dan definisi operasional, populasi dan cara pengambilan sampel, teknik pengumpulan data yang disertai juga dengan tabel blue print skala konsep diri positif dan tabel blue print skala penyesuaian diri, pengujian instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Metode Penelitian

Saat melakukan penelitian, seorang peneliti diharuskan untuk menggunakan metode penelitian. Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis Sugiyono, 2013:3. Jadi metode penelitian merupakan cara untuk mengungkapkan atau menjawab sesuatu masalah yang berkaitan dengan masalah sehari-hari sehingga yang dapat diamati secara sistematis dan memiliki bukti ilmiah yang kuat. Jenis data penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis survei survey research. Penelitian deskriptif merupakan metode dengan cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan bentuknya survei dan studi perkembangan Siregar, 2013:16. Jadi penelitian deskriptif adalah suatu metode yang lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu, sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel dan metode ini juga digunakan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dengan melihat hubungan antar variabel yang ada. Dan jenis metode dalam penelitian ini adalah survei survey research yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun daerah Nazir, 2013:44. Selanjutnya, peneliti akan menjelaskan dalam bentuk penelitian asosiatifhubungan korelasi. Dengan menggunakan korelasi, bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, apabila ada, seberapa erat hubungan dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut Sudjana, 2005:367. Metode ini untuk mengetahui hubungan antara variabel konsep diri positif X dan variabel penyesuaian diri Y pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari luar Propinsi Lampung.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat kampus yang berbeda. Pertama, di kampus utama Universitas Lampung yang berada di Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedungmeneng Badarlampung dan kedua, di kampus 2 Universitas Lampung di Jalan Panglima Polim, Ratulangi No. 5 Bandarlampung. Peneliti akan meneliti di fakultas yang sama dengan peneliti menempuh pendidikan saat ini yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung. FKIP terdiri dari empat jurusan yaitu: Ilmu Pendidikan IP, Pendidikan IPS, Pendidikan Bahasa dan Seni PBS, dan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam P. MIPA. Dan dari keempat jurusan tersebut, masing-masing memiliki empat program studi yang berbeda-beda. Sehingga dapat dikatakan jika FKIP memiliki enam belas program studi yang berbeda-beda. Keenam belas program studi ini dapat dijumpai di kampus utama Universitas Lampung, kecuali program studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik yang berada di kampus 2. Jadi, sesuai dengan judul dan batasan masalah yang diambil maka peneliti akan meneliti mahasiswa baru FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari luar daerah Propinsi Lampung, dikarenakan mereka lebih dituntut untuk belajar melakukan penyesuaian diri dengan cepat dan baik terhadap lingkungan baru, dan hal ini tentu juga akan berhubungan dengan konsep diri positif yang dimiliki oleh mahasiswa baru FKIP sebagai calon guru.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakteristik atau atribut yang bisa diukur dan diteliti serta berbeda diantara masing-masing orang atau organisasi yang dijadikan subjek dalam setiap penelitian Creswell, 2012:358. Jadi variabel merupakan segala sesuatu yang dapat dipelajari dan diteliti sehingga diperoleh informasi tentang sesuatu hal dan dapat ditentukan kesimpulannya. Berdasarkan landasan teori yang ada maka variabel penelitian yang menjadi fokus peneliti untuk diamati adalah a. Variabel Bebas Independent Variabel Variabel bebas sering disebut variabel stimulus. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat Sugiyono, 2013:61. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah konsep diri positif dan dilambangkan dengan X. b. Variabel Terikat Dependen Variabel Variabel terikat atau tidak bebas disebut juga sebagai variabel tergantung, output, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2013:61. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah penyesuaian diri dan dilambangkan dengan Y.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA YANG BERASAL DARI Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Provinsi X.

0 5 20

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Provinsi X.

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Provinsi X.

0 2 10

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau Asal Lampung.

0 4 18

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA PERANTAU ASAL LAMPUNG Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau Asal Lampung.

0 2 18

PEMBENTUKAN KONSEP DIRI MAHASISWA LUAR JAWA (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Luar Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Angkatan 2014 yang Beras

0 3 11

PEMBENTUKAN KONSEP DIRI MAHASISWA LUAR JAWA Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Luar Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Angkatan 2014 yang Berasal Dari Luar Jawa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 12

A. Latar Belakang Masalah Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Luar Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Angkatan 2014 yang Berasal Dari Luar Jawa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 36

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.

0 2 20

Penyesuaian diri mahasiswa (studi diskriptif pada mahasiswa angkatan 2018 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berasal dari Luar Jawa) - USD Repository

0 1 108