Abu Bakar Masuk Islam

97 Bab 8 | Kisah Sahabat Nabi M uhammad SAW

2. Abu Bakar Mendapat Gelar A idiq

Abu Bakar selalu membenarkan Rasulullah SAW, terutama peristiwa Isra M iraj. Pada saat sebagian besar kaum Quraisy tidak percaya dengan peristiwa Isra Miraj, tapi Abu Bakar justru mempercayainya dan membenarkannya. Oleh karena it u, N ab i M u ham m ad Rasul ull ah m em b eri Ab u Bakar g el ar “A idiq” yang berarti amat membenarkan. Abu Bakar tambah A idiq maka menjadi Abu Bakar A idiq.

3. Abu Bakar Menemani N abi Muhammad SAW Ketika H ijrah

Abu Bakar A idiq RA ketika hijrah ke M edinah selama di perjalanan selalu menemani Nabi M uhammad SAW. Terkadang Abu Bakar sebelah kiri Nabi M uhammad SAW, terkadang sebelah kanannya, terkadang di depannya dan terkadang di belakangnya. Kesemuanya itu ia lakukan karena cinta dan taatnya kepada pemimpinnya. Bahkan ketika ingin istirahat di gua ur, Abu Bakar terlebih dulu masuk untuk membersihkan dari segala yang mengganggu kenyamanan. Abu Bakar A idiq selalu mendampingi Nabi SAW baik dalam keadaan suka maupun duka. Beliau setia menemani Nabi SAW.

4. Abu Bakar A idiq Menjadi Imam Salat Berjamaah

Di penghujung bulan Safar, Nabi M uhammad SAW mulai sakit. Selama sakit itu beliau tetap mengikhtiarkan diri untuk melaksanakan imam salat pada masjid Nabawi. Pada saat terakhir sekali, barulah imam salat itu diwakilkannya kepada Abu Bakar A idiq. Nabi M uhammad SAW mewakilkan kepada Abu Bakar A idiq menjadi imam salat. Gambar: Gunung ur Sumber: http:3.bp.blogspot.com 98 Ayo M engaji 5 | Pendidikan Agama Islam SD Kelas V

5. Abu Bakar A idiq Menjadi Khalifah

Ketika Nabi M uhammad SAW wafat, jenazahnya tidak langsung diurus. Para sahabat nabi bahkan mendahulukan pemilihan pemimpin umat sebagai pengganti Nabi SAW. Kaum muslimin baik dari kaum Muhajirin maupun An ar menyadari betul bahwa mengurus jenazah itu wajib. Akan tetapi, memiliki pemimpin itu jauh lebih penting. Untuk itulah mereka mendahulukan memilih pemimpin terlebih dahulu daripada menguburkan jenazah Nabi SAW. Abu Bakar saat itu mengusulkan Umar Ibnu Kha ab dari kalangan muhajirin dan Abu Ubaidah Ibnu Jarrah dari kalangan An ar untuk dipilih menjadi pemimpin umat Islam. Dengan sikap spontan, Basyir Ibnu Saad dan Abu Ubaidah Ibnu Jarrah, berteriak: Mana mungkin hal itu Demi Allah, kami tidak akan menyerahkan pimpinan kecuali kepadamu, engkau adalah tokoh termulia dalam kalangan Al-Muhajirin dan Sani Yusnain di dalam gua bersama Rasul Allah, dan pengganti Rasulullah didalam imam salat. Silakan ulurkan tanganmu dan kami akan mengangkat baiat terhadapmu.” Basyir Ibnu Saad dan Abu Ubaidah Ibnu Jarrah maju ke depan Abu Bakar, menjabat tangannya dan mengucapkan baiat. Lalu disusul oleh Umar Ibnu Kha ab dan kaum muslimin para sahabat Nabi SAW lainnya untuk menjabat at tangan Abu Bakar A idiq dan mengangkat baiat. Sejak itu Abu Bakar A idiq menjadi khalifah, pengganti Nabi M uhammad SAW, sebagai kepala negara dalam pemerintahan Islam. Setelah Abu Bakar A idiq selesai dibai’at menjadi di khalifah, mereka baru mengurus jenazah Nabi M uhammad SAW.

6. Jasa-jasa Khalifah Abu Bakar A idiq

Sep eningg al Rasulullah SAW, Abu Bakar A idiq menjadi khalifah pertama, sebagai kepala negara dalam pemerintahan Islam. Pada awal pemerintahannya, Abu Bakar A idiq menghadapi berbagai macam tantangan, ancaman dan rintangan. M isalnya munculnya orang-orang yang murtad, orang-orang yang membangkang membayar zakat dan munculnya nabi-nabi palsu seperti M usailamah Al-Ka ab dan Tulaihah bin Khuwailid. Berkat ketegasan Abu Bakar A idiq dan kelihaian para panglima yang handal seperti Khalid bin Walid dan Amru bin A semua tantangan, ancaman dan rintangan dapat diatasi. Pengacau-pengacau itu satu per satu dapat ditaklukkan ataupun dimusnahkan. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar A idiq selama 2 tahun 3 bulan kemajuan yang telah didapat ialah: ~ Berhasil menumpas kaum murtad dan nabi palsu. ~ Berhasil menumpas orang yang tidak mau membayar zakat. ~ Tegaknya ajaran Islam. ~ Memperluas wilayah Islam, meliputi Persia, Syiria, M esir, Irak dan Palestina. ~ M engadakan pembukuan Al-Quran bersama Zaid bin abit atas usulan Umar bin Kha ab.