34 zat yang tersari dalam pelarut antara lain yaitu glikosida, antrakinon glikosida,
steroistriterpenoid, flavonoid, klorofil dalam jumlah sedikit lemak dan saponin Depkes RI, 1999.
Tabel 4.1
Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun eceng gondok.
Penetapan kadar abu dilakukan untuk mendestruksi serta menguapkan senyawa organik dan turunannya sehingga yang tersisa senyawa anorganik,
misalnya logam K, Ca, Na, Pb dan silika sedangkan kadar abu tidak larut asam untuk mengetahui kadar senyawa anorganik yang tidak larut dalam asam misalnya
silika Depkes RI, 2000. Tujuan penetapan kadar abu untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal
sampai terbentuknya ekstrak.
4.4 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia terhadap simplisia daun eceng gondok menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, glikosida, saponin, flavonoid,
dan steroidtriterpenoid.Penentuan golongan senyawa kimia terhadap simplisia daun eceng gondok dilakukan untuk mendapatkan informasi golongan senyawa
metabolit sekunder yang terdapat di dalamnya.Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1 Kadar air
6,64 2
Kadar sari yang larut dalam air 12,52
3 Kadar sari yang larut dalam etanol
16,86 4
Kadar abu total 19,62
5 Kadar abu tidal larut asam
0,86
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia dari simplisia daun eceng gondok.
No. Golongan senyawa
Simplisia 1
Alkaloid +
2 Glikosida
+ 3
Antrakinon glikosida -
4 Saponin
+ 5
Flavonoid +
6 Tanin
- 7
Steroidtriterpen +
Keterangan: + = mengandung golongan senyawa,
– = tidak mengandung golongan senyawa
Serbuk simplisia daun eceng gondok ditambah dengan pereaksi Dragendorff memberikan endapan warna jingga kecoklatan, dengan pereaksi
Bouchardat memberikan endapan warna kuning kecoklatan dan dengan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih dan kekeruhan, ini menunjukkan adanya alkaloid
Depkes RI, 1995. Flavonoid dengan penambahan serbuk Mg, HCl 2 N dan amil alkohol memberikan warna jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.
Penambahan Liebermann-Burchard memberikan warna hijau
menunjukkan adanya senyawa steroid Harborne, 1987. Hasil skrining pada tanin dengan penambahan FeCl
3
memberikan warna biru kehitaman yang menunjukan adanya tanin Farnsworth, 1966.
Hasil skrining glikosida positif yaitu ditunjukkan dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat, dimana terbentuk cincin ungu. Pereaksi
Molish merupakan pereaksi umum yang digunakan untuk identifikasi adanya gula Depkes RI, 1995.Skrining saponin positif ditunjukkan adanya busa yang stabil
Universitas Sumatera Utara
36 dengan tinggi 3 cm dan tidak hilang dengan penambahan HCl 2 N Depkes RI,
1995.
4.5 Hasil Analisis Ekstrak n-heksan Secara KLT