28
3.5.5 Pemeriksaan flavonoida
Sebanyak 10 g serbuk simplisia ditambahkan 10 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat
ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi warna
merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.
3.5.6 Pemeriksaan tanin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, disari dengan 10 ml air suling selama 15 menit lalu disaring. Filtratnya diencerkan dengan air suling sampai
tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes larutan pereaksi besi III klorida 10 . Apabila terjadi warna biru atau hijau kehitaman
menunjukkan adanya taninFarnsworth, 1966.
3.5.7 Pemeriksaan glikosida antrakinon
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditimbang, ditambahkan 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, didinginkan. Ditambahkan 10 ml benzena, dikocok dan
didiamkan, lapisan benzena dipisahkan dan disaring. Lapisan benzena dikocok dengan 2 ml natrium hidroksida 2 N dan didiamkan. Lapisan air berwarna merah
intensif dan lapisan benzena tidak berwarna menunjukkan adanya glikosida antrakinonDepkes RI, 1995.
3.6 Pembuatan Ekstrak n-heksan
Pembuatan ekstrak daun eceng gondok dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksan. Sebanyak 500 g serbuk simplisia dimasukkan ke
dalam wadah gelas berwarna gelap dan ditambahkan pelarutn-heksan sampai serbuk terendam sempurna, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari terlindung dari
Universitas Sumatera Utara
29 cahaya sambil sering diaduk. Disaring diperoleh maserat I dan ampas. Ampas
dimaserasi kembali dengan n-heksan sampai terendam sempurna dan dibiarkan selama 2 hari. Perlakuan dilakukan sampai diperoleh filtrat yang jernih dan
negatif dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Seluruh maserat digabungkan dan diuapkan menggunakan rotary evaporator pada temperatur ± 40
o
C sampai diperoleh ekstrak kental.
3.7 Analisis Ekstrak n-Heksan Secara KromatografiLapis Tipis KLT
Ekstrak n-heksan dianalisis secara KLT menggunakan plat pra lapis silika gel F
254
dan fase gerak n-heksan-etilasetat dengan perbandingan 90:10, 80:20, 75:25, 70:30, 60:40, sebagai penampak bercak digunakan pereaksi LB.
Cara kerja: Ekstrak n-heksana daun eceng gondok ditotolkan pada plat pra lapis
silikal gel F
254
yang sebelumnya telah diaktifkan, kemudian dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap pengembang dan ditutup rapat. Sesudah
elusi selesai plat dikeluarkan dan dikeringkan di udara, plat disemprot dengan larutan penampak bercak pereaksi Liebermann-Burchard
LB dan dipanaskan dioven pada suhu 110°C selama 10 menit. Warna bercak yang terjadi diamati dan
dihitung harga Rf-nya.
3.8 Isolasi Senyawa Tritepenoid Secara KLT Preparatif
Isolasi senyawa tritepenoid dilakukan secara KLT preparatif, sebagai fase gerak digunakan n-heksan-etilasetat 75:25 perbandingan yang memberikan
pemisahan terbaik dan sebagai penampak bercak digunakan pereaksi Liebermann- Bouchard.
Universitas Sumatera Utara
30 Cara kerja:
Ekstrak n-heksan daun eceng gondok diencerkan dengan pelarut n- heksana dan ditotolkan pada jarak 1 cm dari tepi bawah plat pra lapis silika gel 60
F
254
berukuran 20 x 20 cm yang telah diaktifkan, selanjutnya plat dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang telah jenuh dengan uap fase gerak, pengembang
dibiarkan naik membawa komponen yang ada. Saat setelah mencapai batas pengembang plat dikeluarkan dari bejana lalu dikeringkan. Bagian tengah plat
ditutup dengan kaca yang bersih sedangkan pada sisi kanan dan kiri plat disemprot dengan pereaksi LB. Bercak senyawa steroidtriterpenoid pada sisi kiri
dan kanan dihubungkan, dan yang berada pada bagian tengah plat dikerokdandikumpulkan. Silika yang mengandung senyawa steroidtriterpenoid
dielusidenganpelarutmetanol, diuapkan dan kristal yang terbentuk direkristalisasi dengan metanol dingin.
3.9 Uji Kemurnian Isolat 3.9.1 Uji kemurnian isolat dengan KLT satu arah