Pengertian Perlindungan Hukum Tinjauan Kepustakaan

atau alami sendiri Pasal 189 ayat 1 KUHAP. Sedangkan penyangkalan adalah berada diluar hal tersebut. Jadi menurut KUHAP penyangkalan terdakwa bukanlah isi dari alat bukti keterangan terdakwa. Walaupun terkadang hakim mempertimbangkan penyangkalan, terutama apabila dari alat bukti yang ada tidak cukup kuat untuk membuktikan kesalahan terdakwa melakukan tindak pidana yang didakwakan.

3. Pengertian Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif pencegahan maupun dalam bentuk yang bersifat represif pemaksaan, baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum. 57 Hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat banyak macam perlindungan hukum. Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, terdapat beberapa diantaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga kita, seperti perlindungan hukum terhadap saksi dan korban. Ruang lingkup perlindungan hukum yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah melalui perangkat 57 Perlindungan Hukum, http:statushukum.comperlindungan-hukum.html. Diakses tanggal 7 Mei 2013. hukumnya seperti Peraturan Perundang-undangan terhadap anak yang memberikan kesaksian. Perlindungan hukum terhadap saksi dan korban ini telah diatur dalam Undang-Undang tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang pengaturannya mencakup segala hal yang menjadi hak dan kewajiban saksi dan korban. Kemudian didalam Undang-Undang tahun No.13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dalam ketentuan umumnya pasal 1, perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada Saksi danatau Korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. Perlindungan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah perlindungan anak yang dikatakan sebagai anak saksi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Perlindungan hukum anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak fundamental right and freedoms of children serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. 58 Perlindungan anak merupakan usaha dan kegiatan seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kedudukan dan peranan, yang menyadari pentingnya anak bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Jika mereka telah tumbuh secara pisik ataupun mental dan sosialnya, maka tiba saatnya menggantikan generasi terdahulu. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP hanya ada 3 tiga pasal yang mengatur bila seorang dibawah umur melakukan tindak pidana. Namun apa 58 Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2009, hal.1 yang tertera dalam KUHP hanyalah berupa proses penghukuman bila seorang anak telah melakukan tindak pidana, sedangkan proses penyidikannya tidak diatur sama sekali. Sehingga dengan adanya perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat, dengan demikian perlindungan anak diusahakan dalam berbagai bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. 59 Perlindungan anak adalah segala usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisis agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan anak secara wajar baik fisik, mental dan social. 60 Adapun perlindungan anak merupakan cerminan dari adanya keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum dalam suatu masyarakat. Selanjutnya adalah bagaimana jika terjadi tindak pidana dan tidak ada alat bukti saksi yang melihat, mengalami dan mendengar langsung peristiwa pidana, sehingga saksi yang paling berkompeten adalah anak itu sendiri. Akibatnya, putusan peradilan mengenai tindak pidana tersebut sangat bergantung pada kredibilitas dan kemampuan anak sebagai saksi utama untuk memberikan keterangan yang selengkap dan seakurat mungkin mengenai tindak pidana tersebut. Praktek pemeriksaan perkara pidana yang melibatkan anak, memperlihatkan kenyataan adanya keadaan saksi anak yang kurang kompeten dan distabil, karena traumatis akan pemeriksaan yang penuh tekanan serta intimidatif, sehingga akhirnya mengakibatkan saksi anak mengundurkan diri ketika pemeriksaan sampai di tahap persidangan. Jelas bahwa perlu perlindungan saksi anak, demi meningkatkan kompetensi serta kekuatan pembuktian saksi anak. 59 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana anak di Indonesia Bandung: Penerbit Refika Aditama, 2008, hal.33. 60 Ibid. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak menjamin hak dan kewajiban anak. Sehingga perlindungan terhadap anak sebagai saksi harus merupakan pemberian seperangkat hak yang dapat dimanfaatkan mereka dalam proses persidangan. Upaya perlindungan terhadap anak sebagai saksi merupakan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada anak sebagai saksi agar terhindar traumatis akan pemeriksaan yang penuh tekanan serta intimidatif. Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak memberikan jamin perlindungan anak sebagai saksi khususnya dalam Pasal 91. Ayat 4 Pasal 91 ini menyebutkan Anak Korban danatau Anak Saksi yang memerlukan pelindungan dapat memperoleh pelindungan dari lembaga yang menangani pelindungan saksi dan korban atau rumah perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum Dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Dalam Pemberian Bantuan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Dan Korban Tindak Pidana

4 103 127

Analisis Penyidikan Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak Ditinjau Dari Undang-Undang No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (Studi di Wilayah Polres Batu)

0 4 28

PERSPEKTIF PENERAPAN DIVERSI PADA TAHAP PENYIDIKAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

0 13 65

ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

0 8 49

PENDAHULUAN TINJAUAN DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 2 10

PENUTUP TINJAUAN DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 2 4

FUNGSI DAN PERANAN PENDAMPING PSIKOLOG DALAM TINDAK PERADILAN ANAK DIBAWAH UMUR DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG - UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 0 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

0 0 75

ANALISIS YURIDIS UNDANG-UNDANG NO. 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DALAM PEMBERIAN BANTUAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA

0 0 10

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG MENJADI SAKSI DALAM PERKARA PIDANA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK (STUDI DI POLRESTABES SEMARANG) - Unika Repository

0 0 12