Didalalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seorang pemimpin perawat dalam mempengaruhi perawat lain
yang berada di bawah pengawasan untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan
tercapai, menurut Muninjaya 2012 seorang pemimpin yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu:
1. Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja lebih tekun dan membaca lebih
banyak. 2.
Memiiliki kepekaan tinggi terhadap permasalahan organisasi, termasuk komitmennya untuk segera memecahkannya, ia harus selalu merasa tertantang
untuk mengatasi hambatan yang menjadi penghalang proses pencapain tujuan organisasi yang di pimpinnya.
3. Mengerakkan atau memotivasi staf agar mereka mau dan sadar melaksanakan
tugas - tugas pokoknya, pada setiap tugas tersebut sudah melekat kewenangan dan tanggung jawab.
2.3.2 Teori Kepemimpinan
1. Teori orang besar atau teori bakat Teori orang besar the great men theory atau teori bakat Trait
theory ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Disini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat - bakat tertentu yang diperlukan
seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir. 2. Teori situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi situasi theory.teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekali
Universitas Sumatera Utara
pun bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik, Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi
pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
3. Teori Ekologi Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah
kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari - hari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi
pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang sperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa
seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat -bakat tertentu yang terdapat
pada diri seseorang dari alam.
2.3.3 Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan yang Ideal
Menurut Nasir, dkk 2009 Ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal adalah sebagai berikut:
1 Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang
dalam hierarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2 Kemampuan bertumbuh dan berkembang.
3 Sikap yang inquistive atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang
mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; Kedua, kemauan dan keinginan untuk
mencari dan menemukan hal-hal baru. Seorang pemimpin yang
Universitas Sumatera Utara
inquistive selalu belajar dan belajar. Pengalaman yang dia alami saat menjalanankan tugas merupakan pijakan untuk perbaikan diri,
dianalisa, dan dijadikan standart minimal untuk tindakan selanjutnya. 4
Kemampuan Analitik, Efektivitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuaan dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis
operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategi,
dan berorientasi pada pemecahan masalah, Seorang pemimpin tidak lagi berpikir worker melainkan managerial.
5 Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan
intelektual yang berbeda di atas kemampuan rata- rata orang –orang yang di pimpinnya, Salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah
daya ingat yang kuat. 6
Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai organisasi.
Seorang pemimpinan harus bisa dipercaya dan sebagai panutan bawahannya
dalam memimpin organisasi dan ini merupakan karakter yang paling kuat dalam organisasi.
7 Keterampilan komunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam
organisasi antara lain fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampain informasi, dan fungsi pengawasan.
8 Keterampilan mendidik, memiliki kemampuan menggunakan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya, serta meningkatkan dedikasi kepada organisasi.
Universitas Sumatera Utara
9 Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin
besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya
dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak - pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10 Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan
sebagai Bapak serta penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi
terletak pada kemampuan bertindak secara objektif. 11
Pragmatisme, Dalam kehidupan organisasi, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut: pertama, kemampuan
menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan
sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil
yang di harapkan. 12
Kemampuan menentukan prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak strategik organisasional adalah SWOT.
13 Kemapuan membedakan hal yang darurat dan kurang penting.
14 Naluri yang tepat, kemampuannya ntuk memilih waktu yang tepat
untuk melakukaan sesuatu atau tidak melakukaan sesuatu. 15
Rasa kohesi yang tinggi, senasib sepenanggungan keterikatan satu sama lain.
16 Kemapuan membedakan hal yang darurat dan kurang penting.
Universitas Sumatera Utara
17 Naluri yang tepat, kemampuannya ntuk memilih waktu yang tepat
untuk melakukaan sesuatu atau tidak melakukaan sesuatu. 18
Rasa relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevensi
tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
19 Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan
dan teladan dalam sikap, tingkah laku dan perilaku. 20
Menjadi pendengar yang baik 21
Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi serta
kondisi tertentu yang dihadapinya tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
22 Ketegasan.
23 Adaptasi, kepemimpinan selalu bersifat situasioanal, kondisional,
temporal, dan spasial. 24
Keberanian. 25
Orientasi masa depan. 26
Sikap yang antisipatif dan proaktif.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Gaya Kepemimpinan