Air Komponen Zat Gizi

3. Pelumas Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh. 4. Fasilitator Pertumbuhan Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun. 5. Pengatur Suhu Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas dalam tubuh. 6. Peredam benturan Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan. Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 mlkkkal, sedangkan untuk bayi 1,5mlkkal Ari Yuniasatuti. 2008. Kekurangan cairan dapat berakibat fatal seperti pada diare dan muntaber.Seseorang dapat mengalami kekurangan cairan jika tidak diimbangi dengan pemasukan cairan yang cukup. Gejala kekurangan cairan dehidrasi berupa rasa haus, mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput, berkurangnya air seni dan berat badan, gelisah, mengantuk, lemah otot, sesak nafas Rahayu Widodo. 2009.

2.3 Standar Kecukupan Gizi

Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda tergantung berberapa faktor yang mempengaruhinya.Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman pada angka kebutuhan gizi AKG.

2.4 Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi seseorang tergantung pada usia, ukuran tubuh dan kegiatan, jenis kelamin, pertumbuhan, iklim, status kesehatan, istirahat dan tidur, serta makanan dan aktivitas. Berat tubuh seseorang bergantung pada jumlah kalori yang tersedia untuk energi yang dikeluarkan. Untuk mempertahankan berat badan ideal, diperlukan keseimbangan antara kalori yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Kebutuhan energi juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan diwaktu senggang. Sebagai contoh,bermain sepak bola atau tenis lebih banyak menguras energi dibandingkan kegiatan membaca atau menonton televisi. Menurut Dudek 1987, ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan nutrisi seseorang. 1. Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan kalori dasar atau basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori basal KKB adalah hasil perkalian antara berat badan ideal BBI dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah BBI x 10. Sedangkan anak-anak dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan 1000 kalori ditambah 100 kalori dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun, kebutuhan kalorinya sebesar 1000 + 100 x 5 = 1500 kalori. 2. Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap berat badan ideal BBI. 3. Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian association USDA untuk menghitung jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.

2.4.1 Penggunaan energy oleh tubuh.

Energi dibutuhkan untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk mempertahankan proses-proses dasar dalam tubuh, dan untuk kegiatan fisik. Metabolisme Basal Basal Metabolisme rate BMR atau laju metabolisme basal adalah rata-rata metabolisme makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu pada saat bangun dan istirahat Guyton, 1986. BMR merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses-proses metabolisme dasar yang membuat tubuh tetap hidup. Laju penggunaan energi untuk mempertahankan metabolisme basal disebut dengan laju metabolisme basal. BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang tersebut saat berbaring dilantai, dalam keadaan tenang serta hangat, dan dikakukan sedikitnya 12 jam setelah makan Sherington Gaman, 1992. Semua reaksi kimia yang berlangsung dalam sel tubuh memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan hidupnya. Reaksi tersebut meliputi reaksi anabolik penyusunan dan reaksi katabolik penguraian. Energi yang dihasilkan dari proses tersebut dibutuhkan untuk berbagai hal Guyton,1986, yakni : 1. Aktivitas otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat. 2. Sekresi kelenjar, seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva. 3. Mempertahankan membran potensial saraf dan serabut otot. 4. Sintesis zat-zat didalam tubuh. 5. Absorbsi makanan didalam usus.

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

0 54 41

Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas

0 34 45

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 56

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 27 64

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 14 58

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 26

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 20