Pengukuran antropometrik PENGELOLAAN KASUS

berpengaruh terhadap berat badan, seperti edema, splenomegali, asites, gagal jantung atau kardiomegali. 3 Tebal lipatan kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan persentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa otot, jumlah lemak di jaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnut risi. Berat badan normal, atau obesitas Kamath, 1986. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep, scapula, dan suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengukuran antara lain: − Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran. − Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien. − Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan. − Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akrpmion dan olekranon. − Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks. − Alat yang digunakan adalah kaliper. 4 Lingkar tubuh. Umumnya, area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada, dan otot bagian tengah lengan atas. Lingkar dada dan kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas LLA dan lingkar lengan otot atas LOLA digunakan untuk menilai status nutrisi. Satuan ukuran untuk LLA adalah sentimeter. LLA diukur dengan menggunakan alat ukur yang umum digunakan tukang jahit tape around. Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan. Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang digunakan untuk menilai bentuk atau kerangka tubuh manusia. Untuk mengukurnya, meteran diletakkan sekeliling bagian distal pergelangan tangan dekat prosesus stiloideus. Bila hasil pengukuran lebih dari 10,4 cm, kerangka atau bentuk tubuh dianggap besar. Jika hasilnya 9,6-10,4 cm kerangka atau bentuk tubuh dianggap sedang, dan jika kurang dari 9,6 cm dianggap kecil Potter Perry, 1992.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakuakan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yamg berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap tanda-tanda atau gejala klinis defesiensi nutrisi.

c. Pemeriksaan Biokimia

Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaanini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit Barkaukus, 1995. Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, albumin serum kurang dari 3,5 grdl, dan peningkatan atau penurunan kadar kolestrol Taylor, 1989.

d. Riwayat Diet

Kira-kira remaja putri disekolah menegah pernah mencoba diet sedikitnya satu kali, dan 40 nya berdiet disembarang waktu. Untuk mengetahui riwayat diet seseorang,kita bisa melakukan wawancara mengenai status gizi, kesehatan, sosial-ekonomi, dan budaya orang tersebut, yang berpengaruh terhadap status nutrisinya. Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok makanan harian daily food groups dan tabel komposisi makanan food composition table. Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi pengkajian dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan aspek psikologi. Berikut adalah faktor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi 1. Riwayat diet − Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan − Asupan makanan tidak adekuat − Diet yang salah atau ketat − Kurang persediaan makanan selama 10 hari atau lebih − Pemberian nutrisi melalui intravena total parenteral nutrisi selama10 hari atau lebih − Tidak adekuatnya penyediaan bahan makanan − Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan − Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan − Ketidakmampuan fisik − Lansia yang tinggal dan makan sendiri. 2. Riwayat penyakit medis − Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang − Penurunan berat badan dan tinggi badan − Mengalami penyakit tertentu − Riwayat pembedahan pada system gastrointestinal − Anoreksia − Mual dan muntah − Diare − Alkoholisme − Gangguan yang mengenai organ tertentu kanker, hati, ginjal, tiroid, dan paratiroid, serta penyakit adrenal. − Disabilitas mental − Kehamilan remaja − Terapi radiasi 3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotika, antasida, anti- depresan, agen anti-hipersentivitas, agens anti inflamasi, agens anti- neoplastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin atau preparat nutrient lain. 2. Analisa data Tabel 2.4 Analisa Data Tanda Dan Gejala Klinis Defisiensi Nutrisi Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, Lesu rasa haus, adanya dehidrasi Pertumbuhan terhambat Kalori, cairan, vitamin A Rambut Kusut, kekuningan, kekurangan pigmen Protein

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

0 54 41

Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas

0 34 45

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 56

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 27 64

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 14 58

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 26

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 20