Tabel 2.1 Kebutuhan Energi per Hari Umur
Berat badan kg Tinggi badan cm Energi kkal
0-6 bulan 5,5
60 560
7-12 bulan 8,5
71 800
1-3 tahun 12
89 1220
4-6 tahun 18
108 1720
7-9 tahun 23,5
120 1860
Pria − 10-10tahun
− 13-15 tahun − 16-19 tahun
− 20-59 tahun − 60 tahun
30 40
53 56
56 135
152 160
162 162
1950 2200
2360 2400
1960
Wanita − 10-12 tahun
− 13-15 tahun − 16-19 tahun
− 20-59 tahun − 60 tahun
32 40
53 50
50 139
153 154
154 154
1750 1900
1850 1900
1700
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin pudjiadi, 2001.
A. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi .
a. Pengkajian
Status nutrisi seseorang, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D. A : Pengukuran antropometrik antropometric measurements
B : Data biomedis biomedical data C : Tanda-tanda klinis status nutrisi clinical signs
D : Diet dietary
Tabel 2.2 Jumlah Energi Pangan Yang Dianjurkan Jenis kelamin
Kategori pekerjaan Kj
Kkal
Laki-laki 18-34 tahun
Menetap duduk 10.500
2.510 Agak aktif
12.000 2.900
Sangat aktif 14.000
3.350 Perempuan 18-54
tahun Berbagai pekerjaan
umunya 9.000
2,150
Sangat aktif 10.500
2.500
Tabel 2.3 Pengkajian Umum Status Gizi Individu
Area pemeriksaan Tanda-tanda normal
Tanda-tanda abnormal malnut risi
Penampilan umum dan vitalitas
Gesit, energik, mampu beristirahat dengan baik
Apatis, lesu, tampak lelah Berat badan
Dalam rentang normal, sesuai dengan usia dan
tinggi badan Berat badan kurang atau
berlebih
Rambut Rambut bercahaya
berminyak tidak kering Rambut kering kusam,
pecah-pecah tipis, rapuh Kulit
Lembab,sedikit lembab, turgor kulit baik
Kering, kusam, pecah-pecah pucat atau berpigmen ada
petekia atau memar lemak subkutan sedikit.
Kuku Merah muda, keras
Rapuh, pucat bentuk seperti sendok
Mata Berbinar, jernih, lembab,
konjungtiva merah muda Kering,konjungtiva
pucat atau merah kornea lembut
Lidah Merah muda,lembap
Berwarna merah, bengkak, ukuran lidah bertambah atau
berkurang
Bibir Lembap, merah muda
Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir.
Gusi Merah muda,lembab
Bengkak, meradang, mudah berdarah, bebentuk seperti
spon.
Otot Kenyal,berkembang
dengan baik Tonus otot lembek, dan tidak
berkembang System pencernaan
Nafsu makan baik, eliminasi normal dan
teratur Anoreksia, indigesti, diare,
konstipasi.
System kardiovaskuler
Nadi dan tekanan darah normal, irama jantung
normal Frekuensi nadi meningkat,
tekanan darah meningkat, irama jantung abnormal
tidak teratur.
System persarafan Refleks normal, waspada
perhatian baik, emosi stabil.
Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang
perhatian, bingung dan emosi labil.
Komponen-komponen pengkajian nutrisi meliputi:
a. Pengukuran antropometrik
Metode pengaturan ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi ukuran dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas:
1 Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi
dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus tertentu, seperti pasien yang mengalami cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran dilakukan
dalam posisi berbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inci. 2 Berat badan. Alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur berat badan
adalah timbangan manual, meskipun ada pula alat ukur yang menggunakan system digitalik elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur
berat badan adalah : − Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali
menimbang. − Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
− Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang. − Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan. Dalam menilai berat badan pasien, kita perlu mempertimbangkan tinggi
badan, bentuk rangka, proporsi lemak, otot, dan tulang, serta bentuk dada pasien. Disamping itu, kita juga perlu mengkaji kondisi patologis yang