Syair musim panen tiba Syair yang diucapkan pada setiap awal kegiatan

Corrie Buata, 2013 Tradisi Upacara Mane’e Pada Masyarakat Pesisir Pulau Kakorotan di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.2 Analisis Bahasa dalam Syair Upacara Tradisi Mane’e pada

Masyarakat Kepulauan Talaud 4.4.2.1 Bait Bentuk atau ciri visual puisi tidak tetap atau selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman, Sesuai dengan evolusi selera dan konsep estetiknya. Sekarang ini orang sulit membedakan puisi dan prosa jika hanya melihat bentuk visualnya. Rachmat Djokko Pradopo 2000: 4 memberi contoh sebuah puisi dari Sapardi Djoko Darmono yang berjudul “Air Selokan” Dilihat dari bentuk visualnya orang akan berkata bahwa ini adalah sebuah bentuk cerita atau mungkin cerpen. Tetapi Sapardi Djoko Darmono memaksudkan tulisannya di atas adalah sebuah puisi. Selanjutnya Rachmat Djoko Pradopo 2005:5 mengutip pendapat Wiryosoedarmo 1984: 51 yang mengatakan bahwa puisi itu karangan yang terikat oleh, 1. banyaknya baris dalam tiap bait, 2. banyaknya kata dalam tiap baris,3. Banyaknya suku kata dalam tiap baris, 4. Rima, dan 5. Irama. Pendapat Wirysoedarmo dapat dikenakan pada bentuk puisi lama seperti pantun dan syair yang jumlah baris setiap bait tetap 4 baris. Tidak demikian halnya dengan syair-syair yang diucapkan dalam kegiatan upacara tradisi Mane’e pada masyarakat Kepulauan Talaud.

1. Syair musim panen tiba

Sahada wandu nipade’e, Mangke nia amantannu mawu, Mawu nadaung dorong, Angillu mawu tantillu ruata, Indite singkamanna, \I pabiece ng anambone, Masuwu tutuwo, mahewa wadang, Anuante su arannu mawu, Corrie Buata, 2013 Tradisi Upacara Mane’e Pada Masyarakat Pesisir Pulau Kakorotan di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A-aponte su tarrino n ruata, Sa-amatte managonu, Pariama mengemonna, Mawu manga-ramatta, Amin. Berjuang untuk mencari, kiranya selalu diberkati oleh Tuhan, Tuhan mengabulkan permohonan, Ini semua diterima, guna kehidupan kita, semua bertambah subur, menjadi besar, diterima dalam nama Tuhan, yang memberkati, jerih payahmu, selamat menerima, Tuhan memberkati, Amin. Syair ini hanya terdiri atas satu bait yang dibangun oleh baris-baris yang berjumlah 12 baris dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Interpertasi Mantra di atas merupakan ucapan atau sambutan yang disampaikan oleh tua adat dalam acara penyambutan para tamu yang menghadiri upacara tradisi Mane’e, dalam kalimat-kalimat di atas mempunyai makna kekerabatan, rasa persaudaraan, rasa persahabatan serta rasa hormat dan menghargai. Hal ini mengimplimasikan bahwa warga Talaud adalah warga yang sopan dan ramah serta suka bersahabat dengan siapa pun tanpa kecuali dengan sapaan yang sangat akrab serta kerinduan mengharapkan kedatangan para tamu. Mereka ikhlas dan ridha dalam penyambutan serta yakin semua terjadi karena kehendak Tuhan. Mantra ini mencerminkan keramahtamahan serta kesopanan masayarakat Talaud sebagai suatu masyarakat religius. Corrie Buata, 2013 Tradisi Upacara Mane’e Pada Masyarakat Pesisir Pulau Kakorotan di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Syair yang diucapkan pada setiap awal kegiatan

A-ioman Suba su mawu su pusungan kalla, Dalo su ruata mangarimboi padoma, Ruata manumbele kuasa, Su punudu winawa, Mawu uaranna tarrrino surunia, Mawu maacanna, ruata mata’rantuppa, Madorong su mawu mangunselle su ruata, Mangke mahere lai mauntung, I yasaingkamma lai I ya ana, Ma ado supa-adi masari su wira, Mawu sidutu uasampita, Ruata ere paddu-i. Ete udde pamanua. Amin. Doa Sembah kepada Tuhan, di tahta-Nya yang maha tinggi, Pujian kepada Tuhan penuntun kehidupan, Tuhan yang memegang kuasa, di pusat awan ,di bumi dan di sorga, Tuhan pengasih dan penyayang, Meminta kepada Tuhan memohon kepada Tuhan, kiranya berhasil dan beruntung, Menjadi bagian kami umat-MU, untuk hidup dan kerja setiap insane, Tuhan selalu memelihara, Tuhan juga senantiasa, peduli disepanjang hari kehidupan, Amin Interpretasi Syair di atas merupakan ucapan yang disampaikan sebagai permohonan kepada Tuhan agar memberikan rizki, hasil, dan keberuntungan dalam kehidupan mereka selama hidup di dunia. Mereka sangat mengharapkan kasih sayang Tuhan untuk selalu memelihara mereka karena yakin bahwa mereka berada di dunia karena Tuhan. Corrie Buata, 2013 Tradisi Upacara Mane’e Pada Masyarakat Pesisir Pulau Kakorotan di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Upacara dimulai dengan maranca pundangi atau memotong tali di hutan. Pengambilan tali pundangi atau tali hutan diambil di Pulau Mangupung menggunakan motor laut yang ditempuh selama 90 menit pulang-pergi gambar 14. Sambil menikmati alam laut yang tenang, suasana damai tanpa memikirkan beban yang dipikirkan, hidup apa adanya. Hanya satu bait yang terdiri dari 13 baris dan membentuk satu kesatuan yang utuh.

3. Syair Menjemput Tamu