rawan,  pendiam,  merasa  tidak  berarti,  merasa  bersalah,  dan  penjengkel menjadi meledak-ledak
Dalam  kondisi  seperti  ini  diperlukan  strategi  coping  stress  dalam menghadapi  masalah  dan  konflik  tersebut.  Lazarus    Folkman  1986
mendefenisikan  coping  sebagai  segala  usaha  untuk  mengurangi  stres,  yang merupakan  proses  pengaturan  atau  tuntutan  eksternal  maupun  internal  yang
dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang.
III. A. 2. Defenisi Coping Stres
Keadaan  yang  diakibatkan  oleh  kondisi  stres  seringkali  menimbulkan perasaan tidak nyaman dan situasi tertekan. Oleh karena itu, manusia termotivasi
untuk  melakukan  sesuatu  untuk  mengurangi  stres  yang  disebut  juga  dengan coping. Menurut Taylor 2009 coping didefenisikan sebagai pikiran dan perilaku
yang  digunakan  untuk  mengatur  tuntutan  internal  maupun  eksternal  dari  situasi yang  menekan.  Menurut  Stone    Neale  dalam  Rice,  1992  coping  meliputi
segala  usaha  yang  disadari  untuk  menghadapi  tuntutan  yang  penuh  dengan tekanan. Coping merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mengatur stres,
kesulitan dan tantangan yang dialaminya Blair, 1998. Coping  stres itu adalah usaha atau strategi dalam mengatasi tuntutan atau
tekanan  yang  menyebabkan  stress.  Coping  adalah  suatu  tindakan  merubah kognitif secara konstan dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi
tuntutan  internal  atau  eksternal  yang  dinilai  membebani  atau  melebihi  sumber daya  yang dimiliki individu.  Coping yang dilakukan ini berbeda dengan perilaku
Universitas Sumatera Utara
adaptif  otomatis,  karena  coping  membutuhkan  suatu  usaha,  yang  mana  hal tersebut  akan  menjadi  perilaku  otomatis  lewat  proses  belajar.  Coping  dipandang
sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari  tekanan  tersebut.  Coping  yang  efektif  untuk  dilakukan  adalah  coping  yang
membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya Lazarus  Folkman, 1986.
Berdasarkan  beberapa  defenisi  Coping  menurut  beberapa  tokoh  tersebut, peneliti menyimpulkan coping sebagai upaya individu mengontrol reaksi  mereka
terhadap  stres.  Berbicara  mengenai  coping  tidak  terlepas  dari  alasan  seseorang
untuk melakukannya, dan ini terkait dengan stress yang dialami individu. III. A. 3 Strategi
Coping Stres
Gowan 1999 mendefinisikan strategi  coping sebagai upaya  yang dilakukan oleh  individu  untuk  mengelola  tuntutan  eksternal  dan  internal  yang  dihasilkan  dari
sumber  stres.  Dodds  1993  mengemukakan  bahwa  pada  esensinya,  strategi  coping adalah  strategi  yang  digunakan  individu  untuk  melakukan  penyesuaian  antara
sumber-sumber  yang  dimilikinya  dengan  tuntutan  yang  dibebankan  lingkungan kepadanya.
Menurut  Lazarus    Folkman  1986,  dalam  melakukan  coping,  ada  dua strategi yang dibedakan menjadi
1 Problem Focused Coping
Universitas Sumatera Utara
Problem  focused  coping,  yaitu  usaha  mengatasi  stres  dengan  cara mengatur  atau  mengubah  masalah  yang  dihadapi  dan  lingkungan
sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan. a
Confrontative  coping,  usaha  untuk  mengubah  keadaan  yang dianggap  menekan  dengan  cara  yang  agresif,  tingkat  kemarahan
yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko. b
Seeking  social  support,  yaitu  usaha  untuk  mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
c Planful  problem  solving,  usaha  untuk  mengubah  keadaan  yang
dianggap  menekan  dengan  cara  yang  hati-hati,  bertahap,  dan analitis.
2 Emotion Focused Coping
Emotion  focused  coping,  yaitu  usaha  mengatasi  stres  dengan  cara mengatur  respon  emosional  dalam  rangka  menyesuaikan  diri  dengan
dampak  yang  akan  ditimbulkan  oleh  suatu  kondisi  atau  situasi  yang dianggap penuh tekanan.
a Self-control,  usaha  untuk  mengatur  perasaan  ketika  menghadapi
situasi yang menekan. b
Distancing, usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar  dari  permasalahan  seakan  tidak  terjadi  apa-apa  atau
Universitas Sumatera Utara
menciptakan pandangan-pandangan
yang positif,
seperti menganggap masalah sebagai candaan.
c Positive  reappraisal,  usaha  mencari  makna  positif  dari
permasalahan  dengan  terfokus  pada  pengembangan  diri,  biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religius.
d Accepting  responsibility,  usaha  untuk  menyadari  tanggung  jawab
diri  sendiri  dalam  permasalahan  yang  dihadapinya,  dan  mencoba menerimanya  untuk  membuat  semuanya  menjadi  lebih  baik.
Strategi  ini  baik,  terlebih  bila  masalah  terjadi  karena  pikiran  dan tindakannya  sendiri.  Namun  strategi  ini  menjadi  tidak  baik  bila
individu  tidak  seharusnya  bertanggung  jawab  atas  masalah tersebut.
e Escapeavoidance, usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan
lari  dari situasi  tersebut  atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-
obatan. Individu  cenderung  untuk  menggunakan  problem  focused  coping  dalam
menghadapi masalah-masalah yang menurut individu tersebut dapat dikontrolnya. Sebaliknya,  individu  cenderung  menggunakan  emotion  focused  coping  dalam
menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol Lazarus Folkman,  1986.  Terkadang  individu  dapat  menggunakan  kedua  strategi  tersebut
Universitas Sumatera Utara
secara  bersamaan,  namun  tidak  semua  strategi  coping  pasti  digunakan  oleh individu Taylor, 2009.
II. A. 3 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping