METODE PENELITIAN Gambaran Strategi Coping Stres pada Ibu yang Tidak Memiliki Anak Laki-laki di Tanah Gayo

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bagian pendahuluan, telah dijelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran strategi coping stress pada ibu yang tidak memiliki anak laki-laki di Gayo. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendekatan yang akan dipakai, responden penelitian, metode pengumpulan data, alat bantu pengumpulan data, kredibilitas penelitian, dan prosedur penelitian. III.A. PENDEKATAN KUALITATIF Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2005 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang dapat diamati. Salah satu kekuatan dari pendekatan kualitatif adalah dapat memahami gejala sebagaimana responden mengalaminya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang sesuai dengan diri responden dan bukan semata-mata penarikan kesimpulan sebab akibat yang dipaksakan. Peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus jamak collctive or multiple case study sebagai metode dalam meneliti gambaran strategi coping stres pada ibu yang tidak memiliki anak laki-laki di Gayo, agar hasil yang didapat dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman jelas mengenai adanya pengaruh tuntutan budaya yang bisa menimbulkan tekanan atau stress pada ibu suku Gayo yang tidak memiliki anak laki-laki berdasarkan generalisasi data penelitian. Universitas Sumatera Utara III.B. RESPONDEN PENELITIAN III.B.1. Karakteristik Responden Sesuai dengan tujuan penelitian ini, karakteristik responden yang dipilih adalah ibu yang tidak memiliki anak laki-laki di Gayo. III.B.2. Pengambilan Responden Prosedur pengambilan responden atau sampel dalam penelitian ini berdasarkan teori atau berdasarkan konstruk operasional lebih tepatnya menggunakan tehnik snowball, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya. Responden dipilih berdasarkan adanya kriteria khusus dan sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel bersifat representatif yang artinya dapat mewakili fenomena yang dipelajari Poerwandari, 2007. III.B.3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bisa berada dimana saja, tergantung pada kenyamanan dan keinginan responden untuk diambil datanya. Lokasi penelitian ditentukan dengan kesepakatan peneliti dengan responden. Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Aceh. III.C. METODE PENGUMPULAN DATA Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam in-depth interviewing. Wawancara mendalam dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna respondentif yang dipahami individu, berkenaan dengan topik yang diteliti dan Universitas Sumatera Utara bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Bainster dalam Poerwandari 2007. Pada saat proses wawancara disertai juga proses observasi terhadap perilaku responden. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas yang berlangsung, orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian Poerwandari, 2007. III.D. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA Pencatatan selama penelitian ini penting sekali karena data dasar yang akan dianalisi berdasarkan kutipan hasil wawancara dan observasi. Oleh karena itu, pencatatan data harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Untuk memudahkan pengumpulan data, peneliti membutuhkan alat bantu. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perekam, pedoman wawancara dan catatan responden. III.D.1. Alat Perekam Alat perekam digunakan peneliti untuk meudahkan mengulang kembali hasil wawancara yang telah dilakukan. Dengan adanya hasil rekawam wawancara tersebut akan memudahkan peneiti apabila ada kemungkinan data yang kurang jelas sehingga peneliti dapat bertanya kembali kepada responden. Penggunaan alat perekam ini dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari responden. Penggunaan alat perekam juga memungkinkan peneliti lebih berkonsentrasi pada apa yang dikatakan responden. Universitas Sumatera Utara III.D.2. Pedoman Wawancara Selama wawancara dilakukan, peneliti menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tema penelitian dimana urutan pertanyaan akan bersifat fleksibel karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara dipakai untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek aspek relevan tersebut telah dibahas atau dinyatakan Poerwandari, 2007. Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori-teori yang dijelaskan dalam Bab II sehingga peneliti mempunyai kerangka berpikir tentang hal yang ingin ditanyakan. Dalam pelaksanaan, pedoman wawancara tidak digunakan secara kaku sehingga tidak menutup kemungkinan bagi peneliti menanyakan hal- hal di luar pedoman wawancara agar data yang dihasilkan lebih akurat dan lengkap. III.E. KREDIBILITAS PENELITIAN Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2007. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan kompleksitas aspek-aspek yang terkait dalam bahasa kuantitatif: variabel dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Menurut Poerwandari 2007, kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi Universitas Sumatera Utara masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Adapun upaya peneliti dalam menjaga kredibilitas dan objektifitas penelitian ini, antara lain dengan: 1. Memilih calon partisipan yang sesuai dengan karakteristik penelitian. 2. Membangun rapport dengan partisipan agar ketika proses wawancara berlangsung partisipan dapat lebih terbuka menjawab setiap pertanyaan dan suasana tidak kaku pada saat wawancara. 3. Membuat pedoman wawancara berdasarkan teori strategi coping stress. Kemudian melakukan standarisasi pedoman wawancara dengan dosen pembimbing. Professional judgement di dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing penelitian ini. 4. Menggunakan pertanyaan terbuka dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang akurat. 5. Melibatkan dosen pembimbing untuk berdiskusi, memberikan saran dan kritik mulai dari awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan kemampuan peneliti pada kompleksitas fenomena yang diteliti. III.F. PROSEDUR PENELITIAN III.F.1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan penelitian, peneliti menggunakan sejumlah hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian Moleong, 2005, yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Mengumpulkan data Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori-teori yang berhubungan dengan gambaran efektivitas strategi coping stress pada pasangan suami istri suku Gayo yang tidak memiliki anak laki-laki. b. Menyusun pedoman wawancara Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan kerangka teori yang ada untuk menjadi pedoman wawancara. c. Persiapan untuk mengumpulkan data Peneliti mengumpulkan informasi tentang calon responden penelitian dari teman-teman peneliti. Setelah mendapatkannya, lalu peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. d. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara Setelah memperoleh kesediaan dari responden penelitian, peneliti membuat janji bertemu dengan responden dan berusaha membangun rapport yang baik dengan responden. Waktu yang digunakan peneliti untuk membina rapport adalah sekitar 5-15 menit di setiap awal pertemuan. Setelah itu, peneliti dan responden penelitian menentukan dan menyepakati waktu untuk pertemuan selanjutnya untuk melaksanakan wawancara penelitian. Universitas Sumatera Utara III.F.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki beberapa tahap pelaksanaan penelitian, antara lain: a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara Peneliti melakukan proses wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melakukan beberapa kali wawancara untuk mendapatkan hasil dan data yang maksimal. TABEL 1 Jadwal Pelaksanaan Wawancara No Responden Tanggal Waktu tempat 1. I 20 Mei 2012 16.30 – 18.00 WIB Rumah Kerabat Responden 05 Juli 2012 12.00 – 13.30 WIB Kantoe Responden 14 Juli 2012 13.00 – 14.30 WIB Rumah Makan Milik Responden 2. II 09 Juni 2012 16.00 – 17.30 WIB Rumah Responden Universitas Sumatera Utara 21 Juli 2012 15.00 – 16.00 WIB Rumah Responden c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim Setelah proses wawancara selesai dilakukan dan hasil wawancara telah diperoleh, peneliti kemudian memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2007. d. Melakukan analisa data Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai dibuat kemudian dibuatkan salinannya, peneliti kemudian menyusun dan menganalisa data dari hasil transkrip wawancara yang telah dikoding menjadi sebuah narasi yang baik dan menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan saat wawancara. Peneliti membagi penjabaran analisa data responden ke dalam dimensi, tahapan, dan faktor yang mempengaruhi kebahagiaan. e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran Setelah analisa data selesai dilakukan, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi Universitas Sumatera Utara berdasarkan kesimpulan dan data hasil penelitian. Setelah itu, peneliti memberikan saran-saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil penelitian. III.F.3. Tahap Pencatatan Data Untuk memudahkan pencatatan data, peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripkan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara yang dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di atas kertas. III.F.4. Teknik dan Prosedur Analisa Data Beberapa tahapan dalam menganalisis data kualitatif menurut Poerwandari 2007, yaitu: a. Organisasi Data Organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. b. Koding dan Analisis Koding dan analisis dilakukan dengan menyusun transkip verbatim atau catatan lapangan sehingga ada kolom kosong yang cukup besar di sebelah kanan dan kiri transkip untuk tempat kode-kode atau catatan tertentu, Universitas Sumatera Utara kemudian secara urut dan kontinu melakukan penomoran pada baris-baris transkip, lalu memberikan penomoran nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. c. Pengujian Terhadap Dugaan Dugaan adalah kesimpulan sementara. Dengan mempelajari data, peneliti mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan kesimpulan sementara. Peneliti harus mengikutsertakan berbagai perspektif untuk memungkinkan keluasan analitis serta memeriksa bias-bias yang mungkin tidak disadari. d. Strategi Analisis Analisis terhadap data pengamatan sangat dipengaruhi oleh kejelasan mengenai apa yang diungkap peneliti melalui pengamatan yang dilakukan. Proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata responden sendiri maupun konsep-konsep yang dikembangkan atau dipilih peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. e. Tahapan Interpretasi Interpretasi adalah upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Peneliti beranjak melampaui apa yang secara langsung dikatakan partisipan untuk Universitas Sumatera Utara mengembangkan struktur-struktur dan hubungan bermakna yang tidak segera tertampilkan dalam teks data mentah atau trasnkip wawancara. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN INTERPRETASI