Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Definisi Hipertensi

tinggal di daerah pantai memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan masyarakat yang berada di daerah pegunungan. Salah satu penelitian yang dilakukan di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang Jawa Tengah yang secara geografis juga daerah pantai dihasilkan faktor-faktor yang terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah usia, riwayat keluarga, merokok, dan obesitas. Sedangkan faktor-faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah jenis kelamin, konsumsi natrium, konsumsi lemak dan aktivitas Kartikasari ,2012. Penulis ingin mengetahui faktor risiko yang berperan penting pada kejadian hipertensi masyarakat daerah pesisir pada daerah Sumatera Utara khususnya. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai profil tekanan darah dan kejadian hipertensi pada masyarakat yang tinggal di daerah laut di mana penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Belawan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Belawan yang secara geografis merupakan salah satu daerah pantai.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh perumusan masalah sebagai berikut:. Bagaimana hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat Kecamatan Belawan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan faktor risiko yang berperan pada kejadian hipertensi pada masyarakat pesisir laut Kecamatan Belawan, Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan usia sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 2. Menganalisis hubungan jenis kelamin sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. Universitas Sumatera Utara 3. Menganalisis hubungan riwayat keluarga sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 4. Menganalisis hubungan kebiasaan mengkonsumsi garam natrium sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 5. Menganalisis hubungan kebiasaan merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 6. Menganalisis hubungan obesitas sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 7. Mengetahui ras sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti 1. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai faktor risiko darah dan kejadian hipertensi pada masyarakat pesisir laut kecamatan Belawan. 2. Sebagai pemenuhan tugas akhir pendidikan di FK USU. 1.4.2 Bagi pembaca dan masyarakat 1. Memberikan informasi pada masyarakat Kecamatan Belawan, Medan tentang faktor risiko hipertensi sebagai masyarakat di daerah pantai, memahami hipertensi dan berupaya melakukan pencegahan. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis. 1.4.3 Bagi Puskesmas Kecamatan Belawan 1. Memberikan informasi mengenai mengenai profil tekanan darah dan kejadian hipertensi pada masyarakat pesisir laut kecamatan Belawan. 2. Puskesmas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan diagnosa dini pada hipertensi. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan compliance, atau daya regang distensibility, dinding pembuluh yang bersangkutan. Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah disemprotkan masuk kedalam arteri selama kontraksi sistol ventrikel disebut tekanan sistolik, rata-rata adalah 120mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah mengalir ke luar pembuluh di hilir selama relaksasi diastol ventrikel, yakni tekanan diastolik, rata-rata adalah 80mmHg. Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang bertanggung jawab mendorong darah ke seluruh jaringan. Tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup, tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak akan menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang dilakukan. Namun tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus. ������� ���� − ���� ������ = ������� ��������� + 1 3 ������� �������� Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen system sirkulasi dan sistem tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata ini. Penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan resistensi perifer total ������� ����ℎ ������ ���� − ���� = ����ℎ ������� × ���������� ������� ����� Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, tahanan perifer pada pembuluh darah, dan volume atau isi darah yang bersirkulasi Sherwood 2009. Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Curah Jantung

Curah jantung cardiac output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventikel per menit. Curah jantung dari kedua ventrikel dalam keadaan normal identik, walaupun apabila diperbandingkan denyut demi denyut, dapat terjadi variasi minor. Curah jantung ditentukan oleh volume sekuncup stroke volume, volume darah yang di dipompa per denyut dan frekuensi jantung heart rate yang ditentukan oleh ritmisitas nodus SA. Stoke volume dideterminasi oleh kontraktilitas jantung cardiac contractility, venous return preload, dan resistensi ventrikel kiri saat ejeksi darah ke aorta afterload Sherwood, 2009 . Tekanan darah juga bergantung pada total volume darah dalam sistem kardiovaskular. Jumlah darah normal pada orang dewasa adalah 5 liter Tortora, 2006. ����ℎ ������� = ������ �������� × ��������� �������

2.1.1.1 Resistensi Vaskular

Resistensi yaitu ukuran tahanan atau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu pembuluh darah akibat gesekan antara cairan yang bergerak dan dinding vaskular yang diam Sherwood, 2009. Resistensi vaskular mempengaruhi tekanan darah. Resistensi vaskuler bergantung pada ukuran lumen pembuluh darah, viskositas darah dan panjang total pembuluh darah Semakin kecil ukuran pembuluh darah semakin besar resistensinya karena resistensi berbanding terbalik dengan jari- jari lumen pangkat empat Tortora, 2006. � ∝ 1 � 4 Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Arteriol hanya sedikit mengandung jaringan ikat elastik namun memiliki lapisan otot polos yang tebal dan berjalan sirkuler sehingga jika berkontraksi diameter pembuluh darah mengecil, jika relaksasi diameter pembuluh darah melebar. Jari-jarinya cukup Universitas Sumatera Utara kecil untuk menimbulkan resitensi terhadap aliran. Arteriol banyak dipersarafi saraf simpatis dan peka terhadap beberapa hormon dalam sirkulasi. Resistensi arteriol yang tinggi menyebabkan penurunan mencolok tekanan rata-rata ketika darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh ini. Penurunan tekanan ini membantu membentuk tekanan yang mendorong aliran darah dari jantung ke berbagai organ. Resistensi arteriol juga berperan mengubah pergeseran tekanan sistolik ke diastolik yang fluktuatif mnenjadi tekanan nonfluktuatif dikapiler Shewood, 2009.

2.1.1.2 Viskositas

Viskositas darah atau kekentalan darah bergantung pada perbandingan sel darah merah pada cairan plasma.Viskositas mengacu kepada friksi yang timbul antara molekul suatu cairan sewaktu mereka bergesekan satu sama lain selama cairan mengalir. Karena darah “bergesekan” dengan lapisan dalam pembuluh sewaktu mengalir maka semakin luas pemukaan pembuluh yang berkontak dengan darah, semakin besar resistensiterhadap aliran. Luas permukaan di tentukan oleh panjang dan jari-jari pembuluh. Semakin besar viskositas darah misalkan pada keadaan dehidrasi atau polisitemia, semakin besar resistensinya maka tekanan darah akan meningkat. Sherwood, 2009

2.1.1.3 Panjang Total dan Jari-jari Pembuluh Darah

Panjang pembuluh darah ditubuh tidak berubah maka hal ini bukan merupakan faktor variabel dalam kontrol resistensi vaskular Sherwood,2009. Namun pada orang obese tekanan darah meningkat karena penambahan pembuluh darah pada jaringan adiposa meningkatkan panjang total pembuluh darahnya Tortora, 2006. Panjang total pembuluh darah, semakin panjang pembuluh darah, semakin besar resistensinya. Penentu uama resistensi utama terhadap aliran adalah jari-jari pembuluh.cairan akan lebih mudah mengalir pada pembuluh yang besar daripada yang kecil. Volume darah tertentu berkontak dengan luas permukaan yang jauh Universitas Sumatera Utara lebih besar pada pembuluh berjari-jari kecil daripada yang berjari-jari besar sehingga resistensi menjadi lebih besar Sherwood, 2009.

2.1.2 Refleks Baroreseptor

Baroreseptor, reseptor sensori yang sensitif terhadap tekanan yang berlokasi di aorta, arteri karotis interna , dan arteri besar lain pada leher serta dada Tortora, 2006. Refleks baroreseptor merupakan mekanisme terpenting dalam pengaturan tekanan darah jangka pendek. Setiap perubahan pada tekanan darah rata-rata akan mencetuskan refleks baroreseptor yang diperantarai secara otonom dan mempengaruhi jantung serta pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi perifer total sebagai usaha untuk memulihkan tekanan darah ke normal. Seperti refleks lainnya, refleks baroreseptor mencakup reseptor, jalur aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan organ efektor. Reseptor terpenting yang berperan dalam pengaturan tekanan darah terus menerus yaitu sistem sinus karotikus dan baroreseptor lengkung aorta. Baroreseptor terletak di tempat yang strategis untuk menyediakan informasi penting mengenai tekanan darah arteri di pembuluh-pembuluh yang mengalir ke otak baroreseptor sinus karotikus dan di arteri utama sebelum bercabang-cabang untuk memperdarahi bagian tubuh lain baroreseptor lengkung aorta. Baroreseptor secara terus menerus memberikan informasi mengenai tekanan darah dengan menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap tekanan di dalam arteri. Pusat integrasi yang menerima impuls aferen mengenai status tekanan arteri adalah pusat kontrol kardiovaskular vasomotor yang terletak di medula dalam batang otak. Sebagai jalur aferen adalah sistem otonom. Pusat kontrol kardiovaskular mengubah rasio antara aktivitas simpatis dan parasimpatis ke organ-organ efektor yaitu jantung dan pembuluh darah Sherwood, 2009. Sinyal dari reseptor sinus karotis dibawa oleh N. glosofaringeal saraf cranial IX dan dari resptorarkus aorta oleh N. vagus saraf cranial X Lily, 2011. Universitas Sumatera Utara Pada regulasi neural juga terdapat reflex kemoreseptor yang terletak dekat dengan carotid bodies dan aortic bodies. Refleks ini memantau perubahan level komposisi kimia seperti level O2, CO2,dan H+ dalam darah Tortora, 2006.

2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah dapat secara tidak langsung dapat diukur dengan menggunakan sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dipakai secara eksternal dan dihubungkan dengan pengukur tekanan. Tekanan di dalam manset yang dikembungkan dapat di ubah-ubah untuk mencegah atau membiarkan darah mengalir di arteri brakialis di bawahnya. Aliran darah yang turbulen dapat dideteksi dengan menggunakan sebuah stetoskop sedangkan aliran arus laminar yang mulus dan darah yang tidak mengalir tidak menimbulkan suara. Pola bunyi dalam hubungannya dengan tekanan manset dibandingkan dengan tekanan darah. Angka-angka digambar mengacu kepada titik-titik kunci selama penentuan tekanan darah. Tekanan manset melebihi tekanan darah di seluruh siklus jantung tidak terdengar bunyi. Bunyi pertama terdengar pada tekanan sistolik puncak, bunyi intermiten terdengar sewaktu tekanan darah secara siklus melebihi tekanan manset, dan bunyi terakhir terdengar pada tekanan diastolik minimum Sherwood, 2009.

2.2 Definisi Hipertensi

Penderita dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya naik melebihi batas normal. The Seventh Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC VII mendefinisikan hipertensi dimana tekanan darah sistolik ≥140mmHg atau tekanan darah diastolik ≤ 90mmHg. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII Klasifikasi Tekanan darah sistolik mmHg Tekanan darah diastolik mmHg Normal 120 80 Prehipertensi 120-139 80-89 Hipertensi derajat I 140-159 90-99 Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100 Sumber: The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure Framingham Heart Study, tekanan darah antara 130–13985–89 mmHg dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dua kali lipat dibandingkan dengan tekanan darah dibawah 12080 mmHg JNC 7 th Report, 2004. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung koroner, hipertrofi ventrikel kiri, dan stroke yang merupakan pembawa kematian tetingggi.

2.3 Etiologi Hipertensi