297
dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila organisasi berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan
pesaing untuk meningkatkan pangsa pasar. Growth Strategy melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas organisasi dengan
meningkatkan pasar dengan bertujuan untuk meningkatkan penjualan jasa dan profit.
5. Analisis Formulasi Strategi
Untuk memberikan gambaran tentang proses manajemen strategis di mana konsep formulasi strategi strategy formulation dan implementasinya strategy
implementation berada, berikut disajikan proses manajemen strategis seperti tampak pada Gambar 5.2 berikut:
Environmental Scanning
Strategy Formulation Strategy Implementation
Evaluation and
Control
External Mission
Reason for existence
Objectives
Societal Environment
What result to accomplish by
when
Strategies Task
Environment
Plan to achieve the mission
objectives
Policies Internal
Broad guideliners
for decision
making
Programs Structure
Activities needed to
accomplish a plan
Budgets
Process to monitor
performance and take corrective
action
Culture
Cost of the programs
Procedures Resources
Performance Actual results
FeedbackLearning
Gambar 5.2 Strategic Management Process
Sumber: Wheelen, Thomas L. dan David J. Hunger, 2000. p.1
298
Dari tahapan proses strategi tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan alat yang berperan sebagai akselerator dan
dinamisator sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut, strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut. Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi membentuk pola pengambilan
keputusan dalam mewujudkan visi organisasi. Dengan tindakan berpola, organisasi dapat mengarahkan seluruh sumber daya organisasi secara efektif ke
perwujudan visi organisasi. Tanpa strategi yang tepat, sumber daya organisasi akan terhambur konsumsinya, sehingga akan berakibat pada kegagalan organisasi
dalam mewujudkan visinya. Dari rangkaian proses perumusan dan implementasi strategi tersebut,
berikut digambarkan secara menyeluruh proses pembuatan keputusan strategis sebagaimana tampak dalam Gambar 5.3 berikut ini:
• •
• •
• •
• •
• •
+ •
• •
, •
• -
+ •
• •
Gambar 5.3 Strategic Decision-Making Process
Sumber: Wheelen, Thomas L. dan David J. Hunger, 2000, p.20-21
299
Menurut model proses manajemen strategis yang dikemukakan Wheelen dan Hunger seperti tampak pada Gambar 5.2 sebelumnya, bahwa strategi
organisasi ditetapkan
melalui perumusan
strategi yang
kemudian diimplementasikan di dalam organisasi. Lebih lanjut dikatakan, bahwa yang
dimaksud perumusan strategi strategy formulation adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman
lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaanorganisasi. Wheelen dan Hunger 2000:10 juga mengutip pendapat Mance 1987 yang mengatakan
bahwa perumusan strategi meliputi penentuan misi, tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.
Formulasi strategi menuntun para eksekutif dalam mendefinisikan tentang bisnis mereka berada, hasil akhir yang ingin diperlihatkan, dan apa yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Pendekatan formulasi strategi merupakan suatu pengembangan dari perencanaan jangka panjang secara
tradisional. Sebagai suatu proses, maka proses formulasi strategi harus dimulai dengan pendefinisian misi perusahaan Pearce II dan Robinson, 2003:21.
Strategi
merupakan
pernyataan yang luas tentang serangkaian tindakan dan arah yang diinginkan organisasi pada waktu yang akan datang. Formulasi strategi
dilakukan untuk memperoleh kombinasi strategi SO, ST, WO, dan WT. Strategi SO memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang. Strategi ST menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WO menanggulangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WT memperkecil kelemahan untuk
menghindari ancaman. Formulasi strategi disajikan pada Tabel 5.6 berikut ini:
277
Tabel 5.6 Formulasi Strategi
Faktor Internal IFE Faktor
Eksternal EFE
KEKUATAN S
Perda No.162002 Badan Diklat telah terakreditasi
Personil Badan
Diklat secara
kuantitatif memadai
Jumlah Widyaiswara dan fasilitator diklat secara kuantitatif memadai
Anggaran Badan Diklat cukup besar Sarana dan prasarana bangunan diklat di Provinsi
relatif memadai Peraturan Gub. Jawa Barat No. 52 Tahun 2005
KELEMAHAN W
Proses rekruitmen tidak selektif PendidikWidyaiswara kurang qualified
Materi ajar Diklat Prajab III kurang sesuai Penyusunan materi bersifat top-down
Strategi pembelajaran belum ideal Fasilitas belajar belum lengkap
Sistem evaluasi dan sertifikasi Analisis kebutuhan diklat
Orientasi belajar Sarana prasarana diklat di daerah KabKota
Pola Pengasuhan
PELUANG O
Pertumbuhan penduduk Perkembangan teknologi dan komunikasi
Stabilitas politik dan ekonomi nasional dan daerah UU No. 43 Thn 1999
UU No. 32 Thn 2004 dan UU No. 33 Thn 2004 PP No. 101 Thn 2000
Keragaman jabatan PNS Kewenangan daerah
Bimbingan dan konsultasi LAN Inpres No. 7 Thn 1999
Kepmendagri No. 29 Thn.2002 Perda No.1 2003
Kep. Gubernur Jabar No. 522005
STRATEGI SO:
Meningkatkan manajemen Diklat Prajab III
STRATEGI WO
Meningkatkan kompetensi lulusan diklat
ANCAMAN T :
Krisis ekonomi global Paradigma Diklat PNS sebagai formalitas
Penempatan PNS tidak berdasar kompetensi Restrukturisasi kelembagaan daerah
Diklat teknis substantif bukan persyaratan jabatan
STRATEGI ST :
Optimalisasi sumber daya diklat yang dimiliki
STRATEGI WT :
Penyelenggaraan diklat berbasis bidang kerja task oriented
Sumber : Hasil penelitian, 2009
3
301
Strategi SO, yaitu meningkatkan manajemen Diklat Prajab III dapat dirinci ke dalam beberapa alternatif strategi sebagai berikut:
a. Implementasi visi dan misi Badan DiklatPenyelenggara Diklat
b. Menyusun rencana strategis Badan Diklat
c. Identifikasi kebutuhan PNS
d. Pengembangan kurikulum diklat
e. Penetapan standar kompetensi widyaiswara
f. Peningkatan efektivitas proses belajar mengajar
g. Pengembangan sarana dan prasarana diklat
h. Peningkatan sinergi hubungan dengan LAN dan lembaga terkait lainnya
Strategi WO, yaitu meningkatkan kompetensi lulusan diklat dapat dirinci ke dalam beberapa alternatif sebagai berikut:
a. Menyusun standar kompetensi diklat
b. Melakukan analisis kebutuhan diklat TNA
c. Menyelenggarakan seleksi administratif, akademis, dan psikologis
d. Memilih widyaiswara secara selektif
e. Menyusun kurikulum yang ideal
f. Menyusun strategi pembelajaran yang ideal
g. Melengkapi fasilitas belajar terutama yang ada di KabKota.
h. Meningkatkan orientasi belajar ke arah belajar aktif active learning
i. Mengevaluasi pola “pengasuhan” dalam pengajaran mental.
j. Melaksanakan evaluasi selama dan pasca diklat
302
Strategi ST, yaitu optimalisasi sumber daya diklat yang dimiliki dapat dirinci ke dalam beberapa alternatif sebagai berikut:
a. Meningkatkan komitmen segenap personil terhadap pencapaian tujuan dan
sasaran diklat b.
Berupaya menghapuskan kesan Diklat Prajab sebagai formalitas melalui sosialisasi peraturan-peraturan terkait
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas widyaiswara dan fasilitator diklat
d. Menyelenggarakan latihan manajemen diklat bagi segenap personil diluar
widyaiswara e.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait f.
Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran diklat Strategi WT, yaitu me
nyelenggarakan
diklat berbasis bidang kerja task oriented dapat dirinci ke dalam beberapa alternatif sebagai berikut:
a. Melaksanakan uji kompetensi
b. Penyeragaman sistem penyelenggaraan diklat di daerah
c. Menyelenggarakan diklat teknis substansif
d. Melaksanakan evaluasi kinerja lulusan
Berdasarkan formulasi strategi tersebut diperoleh 28 alternatif yang bisa digunakan untuk meningkatkan efektivitas manajemen sistem Diklat Prajab III
agar kompetensi lulusan berdampak besar terhadap peningkatan kinerja aparatur. Untuk mendapatkan alternatif yang paling baik, dilakukan seleksi alternatif
berdasarkan pemberian skor skor tertinggi 4 dan terendah 1 dan pembobotan sebagaimana disajikan pada Tabel 5.7. Pemberian skor dan pembobotan tersebut
303
telah dikonsultasikan kepada instansi yang berkompeten dalam efektivitas sistem pembelajaran Diklat Prajab III antara lain Badiklat Daerah Provinsi Jawa Barat,
Badan Kepegawaian Daerah dan BadanKantor Diklat di daerah KabupatenKota.
Tabel 5.7 Skor dan Pembobotan Alternatif
No Strategi
Alternatif Skor
Bobot Nilai
1 2
3 4
5 6
1 Meningkatkan
manajemen diklat
prajab III Bobot = 0,25
Implementasi visi dan misi Badiklat
4 0.25
1.00 Menyusun rencana strategis
Badiklat 4
0.25 1.00
Identifikasi kebutuhan PNS 3
0.25 0.75
Pengembangan kurikulum 4
0.25 1.00
Penetapan standar
kompetensi widyaiswara 4
0.25 1.00
Meningkatkan efektivitas
proses belajar mengajar 4
0.25 1.00
Pengembangan sarana dan prasarana diklat
3 0.25
0.75 Peningkatan
sinergi hubungan
LAN dan
lembaga terkait 3
0.25 0.75
2. Meningkatkan
kompetensi lulusan Bobot = 0,30
Menyusun standar
kompetensi diklat 4
0.30 1.20
Melakukan analisis
kebutuhan diklat TNA 4
0.30 1.20
Menyelenggarakan seleksi administratif, akademis dan
psikologis 4
0.30 1.20
Memilih widyaiswara
secara selektif 4
0.30 1.20
Menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
4 0.30
1.20 Menyusun
strategi pembelajaran yang ideal
3 0.30
0.90 Melengkapi fasilitas belajar
3 0.30
0.90 Meningkatkan
orientasi belajar ke arah belajar aktif
active learning 3
0.30 0.90
Mengevaluasi pola
”pengasuhan” 3
0.30 0.90
Melaksanakan evaluasi
selama dan pasca diklat 4
0.30 1.20
304
1 2
3 4
5 6
3. Optimalisasi sumber
daya yang dimiliki Bobot = 0,25
Meningkatkan komitmen
segenap personil terhadap pencapaian
tujuan dan
sasaran diklat 3
0.25 0.75
Berupaya menghapus kesan Diklat sebagai formalitas
4 0.25
1.00 Meningkatkan
kuantitas dan kualitas widyaiswara
4 0.25
1.00 Meningkatkan
kuantitas dan kualitas personil diklat
diluar widyaiswara 4
0.25 1.00
Meningkatkan koordinasi
dan kerjasama
dengan instansi terkait
3 0.25
0.75 Meningkatkan
efisiensi penggunaan anggaran diklat
3 0.25
0.75 4
Menyelenggarakan diklat berbasis bidang
kerja task oriented Bobot = 0,20
Melaksanakan uji
kompetensi 4
0.20 0.80
Penyeragaman sistem
penyelenggaraan diklat di daerah
3 0.20
0.60 Menyelenggarakan
diklat teknis substansif
3 0.20
0.60 Melaksanakan
evaluasi kinerja aparatur
3 0.20
0.60 Sumber : Hasil penelitian, 2009
Dari hasil selektivitas alternatif tersebut diperoleh beberapa alternatif yang paling baik untuk menyempurnakan efektivitas manajemen sistem Diklat Prajab
III agar terbentuk kompetensi yang berdampak besar terhadap peningkatan kinerja aparatur. Alternatif-alternatif tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyusun standar kompetensi diklat
b. Melakukan analisis kebutuhan diklat TNA
c. Menyelenggarakan seleksi administratif, akademis dan psikologis
d. Memilih widyaiswara secara selektif
e. Menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
f. Melaksanakan evaluasi selama dan pasca diklat
305
C. Usulan Model Konseptual
Terdapat beragam alasan atau faktor-faktor penyebab diperlukannya kebutuhan Diklat. Menurut Tjiptono dan Diana 2002:131 adalah berkaitan
dengan kualitas angkatan kerja yang ada, yaitu mencakup kerja mencakup kesiapsediaan dan potensi yang dimilikinya. Kemudian persaingan global, dimana
adanya SDM yang unggul merupakan syarat mendasar untuk dapat memenangkan persaingan di era global. Perubahan yang cepat dan terus menerus yang
berlangsung dalam lingkungan organisasi atau lingkungan birokrasi pada saat ini juga semakin menuntut adanya pembaharuan kemampuan pegawai secara
konstan. Organisasi yang tidak memahami perlunya pendidikan dan pelatihan tidak akan mungkin dapat mengikuti perubahan tersebut. Di samping itu juga
berkaitan dengan masalah-masalah alih teknologi yang semakin menuntut kemampuan SDM, serta adanya perubahan keadaan demografi yang menyebabkan
pendidikan dan pelatihan dibutuhkan untuk melatih karyawan yang berbeda latar belakangnya agar dapat bekerjasama secara harmonis.
Selanjutnya perlu dilihat konteks UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.