27
psikologis. Meskipun demikian proses psikologis dari tiap individu pasti mempengaruhi komunikasi antar pribadi yang pada gilirannya juga
mempengaruhi hubungan antarpribadi.
II.4. Konsep Diri
Konsep diri merupakn gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi
dengan lingkungannya. Fitts 1971 membagi konsep diri dalam dua dimensi pokok, yaitu sebagai berikut:
a. Dimensi Internal Dimensi internal atau disebut juga kerangka acuan internal internal frame
of reference adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk:
1. Identitas
diri identity self
Bagian diri ini merupakan aspek yang paling mendasar pada konsep diri dan mengacu pada pertanyaan, ”siapakah saya?” dalam pertanyaan
tersebut tercakup label-label dan simbol-simbol yang diberikan pada diri
self oleh individu-individu yang bersangkutan untuk menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya.
2. Diri pelaku behavioral self
Universitas Sumatera Utara
28
Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya yang berisikan segala kesadaran mengenai ”apa yang dilakukan oleh diri”.
3. Diri penerimaanpenilai judging self Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan
evaluator. Kedudukannya adalah sebagai perantara mediator antara diri dan identitas pelaku.
b. Dimensi Eksternal Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan dan
aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain di luar dirinya. Dimensi eksternal terbagi atas lima bentuk yaitu:
1. Diri fisik physical self Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya
secara fisik cantik, jelek, menarik, tidak menarik, tinggi, pendek, gemuk, kurus, dan sebagainya.
2. Diri etik-moral moral-ethical self Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari
pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungannya dengan Tuhan, kepuasan seseorang
akan kehidupan agamanya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Diri pribadi personal self Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang
keadaan pribadinya. Hali ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain tetapi dipengaruhi oleh sejauhmana ia
merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat. 4. Diri keluarga family self
Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukkan
seberapa jauh seseorang merasa dekat terhadap dirinya dari suatu keluarga.
5. Diri sosial social self Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya
dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya. Seluruh bagian ini baik internal maupun eksternal saling berinteraksi
dan membentuk satu kesatuan yang utuh.
Konsep Diri Sebagai Suatu Perangkat Dari Sikap-Sikap Diri
Pendekatan yang paling berguna untuk memahami hubungan di antara bermacam-macam unsur dari diri sebagai dikenal yang juga mempertalikan teori
konsep diri ke dalam suatu wilayah yang utama dari psikologi sosial adalah untuk memandang susunan unsur-unsur ini sebagai suatu organisasi dari sikap-sikap
diri. Pendekatan ini membawa keuntungan-keuntungan juga di dalamnya yaitu:
Universitas Sumatera Utara
30
a. Prosedur-prosedur pengukuran yang diterima dapat digunakan di
dalam pembuatan indeks konsep diri; bahwa b.
Penghapusan adalah mungkin dari interpretasi yang salah tetapi masuk akal bahwa penggunaan istilah singular ”konsep diri”
menyatakan secara tidak langsung sebuah pembentukan konsep diri. Di dalam menyaring esensi dari definisi-definisi yang paling dapat
diterima tentang konsep ”sikap” empat komponen tampaknya dimasukkan: 1.
Suatu keyakinan, atau pengetahuan atau komponen kognitif 2.
Suatu komponen yang efektif atau emosional 3.
Suatu evaluasi 4.
Suatu kecenderungan untuk memberi respons Keyakinan pengetahuan atau komponen kognitif dari suatu sikap mewakili
sebuah proposisi mengenai, atau sebuah deskripsi dari suatu obyek dengan tidak memandang apakah pengetahuan tersebut benar atau salah, didasarkan atas bukti
obyektif maupun opini yang subyektif. Jadi bila obyek tersebut adalah diri saya sendiri maka saya dapat menyatakan bahwa saya orangnya tinggi. Oleh karena itu
komponen keyakinan-keyakinan dari konsep diri merupakan cara-cara yang praktis tidak ada batasnya dimana masing-masing orang mempersepsikan dirinya
sendiri. Titik acuan kedua melibatkan internalisasi dari penilaian masyarakat. Hal
ini mengandaikan bahwa evaluasi diri ditentukan oleh keyakinan-keyakinan
Universitas Sumatera Utara
31
individu mengenai bagaimana orang lain mengevaluasi dia. Konseptualisasi dari perasaan harga diri ini dikembangkan mula-mula oleh Cooley 1912 dan Mead
1934. Titik acuan ketiga dan terakhir melibatkan individu yang bersangkutan
mengevaluasi dirinya sendiri sebagai seorang yang relatif sukses ataupun relatif gagal di dalam melakukan apa yang diminta oleh identitasnya. Hal itu melibatkan
bukannya penilaian apa yang dilakukan seseorang itu baik di dalam dirinya sendiri tetapi satu yang baik pada apa yang dilakukannya.
Suatu konsep diri yang positif maka dapat disamakan dengan evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif, perasaan harga diri yang positif,
penerimaan diri yang positif; konsep diri yang negatif menjadi sinonim dengan evaluasi diri yang negatif, membenci diri, perasaan rendah diri dan tiadanya
perasaan yang menghargai pribadi dan penerimaan diri. Masing-masing istilah ini membawa konotasi-konotasi dari orang lain dan telah digunakan secara ditukar-
tukarkan oleh bermacam-macam penulis Wylie,1961; Coopersmith, 1967; dll. Orang-orang dengan penilaian diri yang tinggi dan perasaan harga diri yang tinggi
umumnya menerima keadaan diri mereka sendiri; mereka yang mempertalikan diri mereka sendiri dengan nilai-nilai yang negatif mempunyai perasaan harga diri
yang kecil, penghargaan diri yang kecil ataupun penerimaan harga diri yang kecil.
Universitas Sumatera Utara
32
II.5. Geng