Analisis Value Added sebagai Indikator Intellectual Capital terhadap kinerja perbankan di Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA

OLEH :

HERIAMAN HARIANJA 100501057

PROGRAM STUDI S-1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Value Added sebagai Indikator Intellectual Capital terhadap kinerja perbankan di Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2014 Yang membuat pernyataan,

Heriaman Harianja NIM: 100501057


(3)

ABSTRAK

ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tambah (Value Added) yakni modal manusia (VAHU), modal struktural (STVA) dan modal usaha (VACA) sebagai indikator dari Intellectual Capital. Penelitian ini menguji pengaruh koefisien nilai tambah modal manusia (VAHU), koefisien nilai tambah modal struktural (STVA) dan koefisien nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja keuangan (ROA), kinerja ekonomi (OPM) dan kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari situs

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012 sebanyak 28 perusahaan. Pengujian menggunakan software pengolahan data statistik yaitu Eviews 6.0.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tambah modal manusia (VAHU) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA), kinerja ekonomi (OPM) dan kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan di Indonesia. Nilai tambah modal struktural (STVA) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) dan kinerja ekonomi (OPM) namun berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai tambah modal usaha (VACA) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) tetapi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja kinerja ekonomi (OPM) dan kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan di Indonesia.

Kata kunci: Perbankan, Intellectual Capital, VAICTM, VAHU, STVA, VACA, ROA, OPM dan MBV.


(4)

ABSTRACT

ANALYSING VALUE ADDED AS AN INDICATOR OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKING PERFORMANCE IN INDONESIAN

The purpose of this research is to analyse the role of value added (VA) that human capital (VAHU), structural capital (STVA) and capital employed (VACA) as an indicator of Intellectual Capital. This research was examines the effect of value added human capital coefficient (VAHU), structural capital value added coefficient (STVA) and value added capital employed (VACA) on financial performance (ROA), economic performance (OPM) and stock market performance (MBV) on banking companies.

The data that was used in this research was the secondary data those are taken from the website www.idx.co.id obtained from annual reports of banking companies listen in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is using purposive sampling method. The sample in this research is a conventional commercial bank listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2010-2012 for 28 companies. Tests using the statistical data processing software is Eviews 6.0.

The results of this research indicate that the value added of human capital (VAHU) significant negative effect on financial performance (ROA), economic performance (OPM) and stock market performance (MBV) on Indonesian banking companies. Structural capital value added (STVA) significant positive effect on financial performance (ROA) and economic performance (OPM) but significant negative effect on the performance of the stock market (MBV) on Indonesian banking companies. The results this research also shows that the value added capital employed (VACA) significant negative effect on financial performance (ROA) but significant positive effect on the performance of economic performance (OPM) and stock market performance (MBV) on Indonesian banking companies.

Key words: Banking, Intellectual Capital, VAICTM , VAHU, STVA, VACA, ROA, OPM dan MBV.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis value added sebagai indikator intellectual capital terhadap kinerja perbankan di Indonesia”. Dalam hal ini penulis juga telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsinya. Terutama bagi kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi Jonner Harianja dan Hotmauhur Simarmata yang selalu memberikan motivasi, doa, nasehat dan semangat yang tulus hingga pada saat ini.

Dalam kesempatan ini juga penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec sebagai Ketua Departemen dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, SE, M.Si, sebagai Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D, sebagai Ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, sebagai sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, sebagai Penasehat Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

5. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak, sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan mulai dari awal pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.

6. Ibu Raina Linda Sari, SE, M.Si, sebagai Dosen Pembanding I dan Bapak Sahat Silaen, SE, M.Si, sebagai Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran-saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar serta Staf Pegawai di Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2014 Penulis,

Heriaman Harianja NIM: 100501057


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Perbankan ... 10

2.1.2. Fungsi Perbankan ... 11

2.1.3. Knowledge Based View (KBV) ... 12

2.1.4. Kinerja Perbankan... 13

2.1.5. Modal Intelektual (Intellectual Capital) ... 14

2.1.5.1. Pengukuran Modal Intelektual ... 18

2.1.5.2. Nilai Tambah sebagai indikator Intellectual Capital ... 19

2.1.5.3. Komponen-Komponen VAICTM ... 19

2.1.5.4. Langkah-Langkah Perhitungan Model VAICTM ... 21

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 29

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.3. Batasan Operasional ... 29

3.4. Defenisi Operasional ... 30

3.4.1. Variabel Dependen ... 31

3.4.2. Variabel Independen ... 32


(8)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 35

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 35

3.9. Pengolahan Data Panel (Pooled data) ... 36

3.10. Pengujian Model ... 38

3.10.1. Uji Chow (Chow Test) ... 38

3.10.2. Uji Hausman (Hausman Test) ... 39

3.11. Teknik Analisis Data ... 39

3.11.1. Analisis Deskriptif ... 39

3.11.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 40

3.11.2.1. Uji Multikolinearitas ... 40

3.11.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.11.3. Analisis Regresi Berganda ... 40

3.11.4. Pengujian Hipotesis ... 42

3.11.4.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 42

3.11.4.2. Uji Statistik F ... 42

3.11.4.3. Uji Statistik T ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Objek Penelitian ... 44

4.2. Statistik Deskriptif ... 44

4.3. Pengolahan Data Panel ... 47

4.3.1. Analisis Regresi Data Panel ... 47

4.3.2. Penentuan Model Data Panel ... 48

4.3.3. Hasil Regresi ... 54

4.3.4. Hasil Uji Asumsi Klasik Model Regresi Pertama ... 58

4.3.4.1. Uji Multikolinearitas ... 58

4.3.4.2. Uji Heterokedastisitas ... 58

4.3.4.3. Pengujian Hipotesis Model Regresi Pertama ... 59

4.3.4.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 59

4.3.4.3.2. Uji Statistik F ... 59

4.3.4.3.3. Uji Statistik T ... 60

4.3.5. Hasil Uji Asumsi Klasik Model Regresi Kedua ... 62

4.3.5.1. Uji Multikolinearitas ... 62

4.3.5.2. Uji Heterokedastisitas ... 62

4.3.5.3. Pengujian Hipotesis Model Regresi Kedua ... 63

4.3.5.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 63

4.3.5.3.2. Uji Statistik F ... 63

4.3.5.3.3. Uji Statistik T ... 64

4.3.6. Hasil Uji Asumsi Klasik Model Regresi Ketiga ... 66

4.3.6.1. Uji Multikolinearitas ... 66

4.3.6.2. Uji Heterokedastisitas ... 66

4.3.6.3. Pengujian Hipotesis Model Regresi Ketiga ... 67

4.3.6.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 67

4.3.6.3.2. Uji Statistik F ... 67


(9)

4.4. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 69 4.4.1. Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai

tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja keuangan

perbankan ... 69 4.4.2. Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai

tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja ekonomi

perbankan ... 71 4.4.3. Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai

tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja pasar saham perbankan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 77 5.3. Saran... ... 78

DAFTAR PUSTAKA. ... xi


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauaan Penelitian Terdahulu 23

3.1 Skala Pengukuran Variabel 34

4.1 Penentuan Jumlah Sampel 44

4.2. Statistik Deskriptif 45

4.3. Hasil Uji Hausman - Model 1 51

4.4 Hasil Uji Hausman - Model 2 53

4.5 Hasil Uji Hausman - Model 3 54

4.6 Hasil Regresi Metode Fixed Effect (FEM) - Model 1 55 4.7 Hasil Regresi Metode Fixed Effect (FEM) - Model 2 56 4.8 Hasil Regresi Metode Fixed Effect (FEM) - Model 3 57

4.9 Koefisien Determinasi - Model 1 59

4.10 Uji F-statistik - Model 1 60

4.11 Uji T-statistik - Model 1 60

4.12. Koefisien Determinasi - Model 2 63

4.13 Uji F-statistik - Model 2 64

4.14 Uji T-statistik - Model 2 64

4.15 Koefisien Determinasi - Model 3 67

4.16 Uji F-statistik - Model 3 68


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(12)

ABSTRAK

ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tambah (Value Added) yakni modal manusia (VAHU), modal struktural (STVA) dan modal usaha (VACA) sebagai indikator dari Intellectual Capital. Penelitian ini menguji pengaruh koefisien nilai tambah modal manusia (VAHU), koefisien nilai tambah modal struktural (STVA) dan koefisien nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja keuangan (ROA), kinerja ekonomi (OPM) dan kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari situs

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012 sebanyak 28 perusahaan. Pengujian menggunakan software pengolahan data statistik yaitu Eviews 6.0.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tambah modal manusia (VAHU) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA), kinerja ekonomi (OPM) dan kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan di Indonesia. Nilai tambah modal struktural (STVA) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) dan kinerja ekonomi (OPM) namun berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai tambah modal usaha (VACA) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) tetapi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja kinerja ekonomi (OPM) dan kinerja pasar saham (MBV) perusahaan perbankan di Indonesia.

Kata kunci: Perbankan, Intellectual Capital, VAICTM, VAHU, STVA, VACA, ROA, OPM dan MBV.


(13)

ABSTRACT

ANALYSING VALUE ADDED AS AN INDICATOR OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKING PERFORMANCE IN INDONESIAN

The purpose of this research is to analyse the role of value added (VA) that human capital (VAHU), structural capital (STVA) and capital employed (VACA) as an indicator of Intellectual Capital. This research was examines the effect of value added human capital coefficient (VAHU), structural capital value added coefficient (STVA) and value added capital employed (VACA) on financial performance (ROA), economic performance (OPM) and stock market performance (MBV) on banking companies.

The data that was used in this research was the secondary data those are taken from the website www.idx.co.id obtained from annual reports of banking companies listen in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is using purposive sampling method. The sample in this research is a conventional commercial bank listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2010-2012 for 28 companies. Tests using the statistical data processing software is Eviews 6.0.

The results of this research indicate that the value added of human capital (VAHU) significant negative effect on financial performance (ROA), economic performance (OPM) and stock market performance (MBV) on Indonesian banking companies. Structural capital value added (STVA) significant positive effect on financial performance (ROA) and economic performance (OPM) but significant negative effect on the performance of the stock market (MBV) on Indonesian banking companies. The results this research also shows that the value added capital employed (VACA) significant negative effect on financial performance (ROA) but significant positive effect on the performance of economic performance (OPM) and stock market performance (MBV) on Indonesian banking companies.

Key words: Banking, Intellectual Capital, VAICTM , VAHU, STVA, VACA, ROA, OPM dan MBV.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa perubahan yang cukup signifikan dalam pengelolaan sektor bisnis untuk mampu mempertahankan industrinya serta bersaing dalam pasar. Kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aset tidak berwujud (intangible asset), tetapi juga lebih kepada inovasi, pengetahuan, pengelolaan organisasi, sistem informasi serta pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya dan aset terpenting bagi perusahaan telah diganti dari aset berwujud menjadi intellectual capital (modal intelektual) yang menjadi elemen penting dalam peningkatan daya saing perusahaan saat ini. Hal inilah yang menjadi dasar penyebab pergeseran paradigma dalam dimensi kehidupan manusia dimana paradigma lama yang menitikberatkan pada kekayaan fisik (phisical capital) menjadi paradigma baru yang memfokuskan pada nilai kekayaan intelektual (intellectual capital).

Bank adalah lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta merupakan institusi keuangan penting dalam ekonomi (Irmayanto dkk, 2009: 11). Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya


(15)

kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Falsafah yang mendasari usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu faktor manusia didalamnya tersirat modal intelektual (intellectual capital) menjadi elemen penting pada bisnis perbankan. Hal ini disebabkan bank dikategorikan sebagai industri yang berbasis pada intelektualitas yang berinovasi dalam pengembangan produk dan jasa serta pengetahuan dan fleksibilitas merupakan aspek kritis yang menentukan kesuksesan bisnis perbankan.

Organization for Economic and Development (OECD)(2008) menyatakan bahwa saat ini telah banyak perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan (Research and Development / R&D), hubungan konsumen, sistem komputerisasi dan administrasi, dan lain-lain. Investasi yang dimaksud adalah intellectual capital (IC) yang berkembang dan bersaing dengan investasi modal keuangan dan fisik di beberapa negara. Oleh karena itu modal intelektual perlu untuk diungkapkan dalam suatu perusahaan. Beberapa penulis seperti Stewart (1997) dan Zeghal (2000) menganggap perubahan struktur investasi sebagai munculnya pengetahuan baru berbasis ekonomi yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan adanya permintaan transparansi yang meningkat di pasar modal, informasi modal intelektual membantu investor menilai kemampuan perusahaan dengan lebih baik. Oleh karena itu beberapa pihak tertarik untuk meneliti praktek pengungkapan modal intelektual. Beberapa penulis seperti Edvinson (1997) dan William (2001) menekankan pentingnya intellectual capital sebagai sumber utama penciptaan


(16)

nilai baru dalam perekonomian. Namun keberadaan intellectual capital dalam laporan keuangan belum dapat terpecahkan dengan jelas. Pengukuran yang tepat terhadap modal intelektual perusahaan belum dapat ditetapkan.

Menurut Pulic (1998) intellectual capital berbasis pasar tidak dapat diukur pada perusahaan yang tidak terdaftar di bursa saham. Perusahaan-perusahaan tersebut perlu cara alternatif lain untuk menentukan intellectual capital berbasis pasar. Pulic (1998) juga mengemukakan belum ada sistem yang memadai untuk pemantauan efisiensi kegiatan bisnis saat ini yang dilakukan oleh karyawan, apakah potensi mereka diarahkan untuk penciptaan atau pengurangan nilai. International Accounting Standards/ Internasional Financial Reporting Standards (IAS/ IFRS) serta International Accounting Standards Boards (IASB), juga belum berkontribusi dalam mendefenisikan konsep, prinsip-prinsip serta metode penilaian intellectual capital.

Dengan adanya kesulitan dalam pengukuran intellectul capital maka Pulic (1998) dalam Tan et al. (2007) mengembangkan sebuah metode yang dikenal dengan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) untuk mengukur intellectual capital perusahaan. Pulic (1998) mengatakan bahwa VAIC menunjukkan bagaimana sumber daya tersebut telah dimanfaatkan secara efisien dalam perusahaan. Metode VAICdirancang untuk menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki sebuah perusahaan. Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber utama perusahaan, yaitu phisical capital (Value Added Capital Employed VACA), human capital (Value Added Human Capital – VAHU), dan structural


(17)

capital (Structural Capital Value Added – STVA). Value Added Human Capital (VAHU) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal manusia yang mengindikasikan kemampuan modal manusia membuat nilai pada sebuah perusahaan. Structural Capital Value Added (STVA) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal struktural yang mengindikasikan keberhasilan modal struktural dalam membuat nilai pada sebuah perusahaan. Value Added Capital Employed (VACA) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal usaha yang menggambarkan berapa banyak nilai tambah modal perusahaan yang dihasilakan dari modal usaha yang digunakan.

Penelitian yang dilakukan Bontis (2000) pada pengujian intellectual capital yang terdiri dari human capital, structural capital dan customer capital terhadap kinerja perusahaan menunjukkan bahwa human capital dan structural capital menjadi faktor yang signifikan dalam menjalankan usaha perusahaan dan structural capital memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Pramudita (2012) melakukan pengujian empiris pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan perbankan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa intellectual capital menjadi faktor yang sangat kuat untuk memprediksi kinerja perusahaan perbankan. Penelitian lainnya lebih fokus pada praktek-praktek pelaporan intellectual capital dalam laporan tahunan perusahaan (Abdolmohammadi, 2005; Bontis, 2000; Cahyaning, 2010). Sebagian dari peneliti memfokuskan penelitiannya pada masalah pengukuran intellectual capital yang tidak dicatat dalam laporan keuangan perusahaan (Stewart, 1997; Pulic, 1998; Chen et al, 2005). Selanjutnya sejumlah studi yang terkait dengan validasi


(18)

intellectual capital dalam konteks pengambilan keputusan, terutama kegunaannya kepada investor pada pasar modal (Lev dan Sougiannis, 1996).

Fenomena intellectual capital di Indonesia berkembang setelah munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (Revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Berdasarkan PSAK No. 19 dinyatakan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi tidak mempunyai wujud fisik serta digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa disewakan kepada pihak lainnya ataupun untuk tujuan administratif. Pernyataan PSAK tersebut menyebutkan beberapa contoh aktiva tidak berwujud antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang termasuk merek produk. Selain itu juga meliputi piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak pengusahaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital, namun hal tersebut telah menggambarkan perhatian terhadap intellectual capital. Penelitian yang berkaitan dengan modal intelektual di Indonesia belum banyak, khususnya yang menggunakan metode dengan model VAIC sebagai instrumen pengukuran intellectual capital. Akan tetapi penelitian tentang intellectual capital sangat penting dilakukan di Indonesia sebab:

Pertama terdapat keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian


(19)

laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik. Dimana salah satu ketentuannya adalah laporan tahunan wajib memenuhi ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan yang telah diaudit. Hal tersebut menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan (corporate governance) telah menjadi perhatian dalam laporan tahunan perusahaan. Selain itu, ketentuan dalam laporan tersebut juga mencakup pengukuran yang diperlukan untuk model Pulic yang menginformasikan metodologi dalam penelitian ini.

Kedua, telah diadakannya studi Most Admired Study Enterprise (MAKE) sejak tahun 2005 di Indonesia. MAKE study pertama kali diadakan pada tahun 1998 oleh Teleos yang bekerjasama dengan KNOW Network. Teleos adalah sebuah badan penelitian mandiri di bidang knowledge management dan intellectual capital. The KNOW Network adalah sebuah komunitas organisasi seluruh dunia berbasis internet yang berdedikasi mencapai kinerja superior melalui benchmarking, networking, dan best practice knowledge sharing. Dengan demikian pengungkapan intellectual capital untuk melihat kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai tambah (value added) sudah menjadi keharusan dalam mengelola kinerja perusahaan khususnya perusahaan perbankan.

Ketiga, masih terdapat beberapa perbedaan oleh para ahli dalam hal pengukuran intellectual capital baik dalam hal penggunaan metode-metode pengukuran yang ada maupun pengungkapan metode-metode yang baru untuk menemukan pengukuran yang tepat berkaitan dengan intellectual capital. Hal


(20)

tersebut memungkinkan para ilmuan untuk berupaya mengembangkan ilmu pengetetahuan khususnya berkaitan dengan pengukuran intellectual capital. Dengan demikian mendorong para peneliti-peneliti yang baru untuk menemukan ukuran yang tepat terhadap intellectual capital. Berdasarkan fenomena tersebut pengungkapan intellectual capital sudah menjadi keharusan bagi setiap perusahaan khususnya perusahaan perbankan dalam menciptakan value added.

Berdasarkanfenomena diatas terdapat kesenjangan dan ketidakkonsistenan dalam pengukuran intellectual capital terhadap perusahaanperbankan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk memperluas usaha menemukan ukuran yang tepat dari intellectual capital. Untuk itu peneliti membuat sebuah penelitian dengan judul penelitian “ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap Return On Asset perusahaan perbankan?

2. Bagaimana pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap


(21)

3. Bagaimana pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap Market to Book Value perusahaan perbankan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirincikan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap Return On Asset perusahaan perbankan.

2. Mengetahui pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap Operating Margin perusahaan perbankan.

3. Mengetahui pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap Market to Book Value perusahaan perbankan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Ditinjau dari manfaat teoritis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan di bidang ekonomi perbankan yang berkaitan value added sebagai indikator intellectual capital dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, kinerja ekonomi dan kinerja pasar saham perbankan.


(22)

2. Manfaat Praktis

Ditinjau dari manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau petunjuk bagi para manajemen perusahaan perbankan dalam mengelola sumberdaya perusahaan secara efektif sehingga dapat memberikan value added bagi perusahaan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perbankan

Defenisi bank berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, dikatakan bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Pada dasarnya perbankan mempunyai fungsi mentransfer dana (loanable funds) dari unit surplus (lender) kepada peminjam (borrowers). Dalam hal ini bank berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) dimana bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Unit surplus akan menerima pendapatan, misalnya pendapatan bunga dari bank tersebut sementara unit defisit akan membayar beban bunga kepada bank tersebut. Dengan demikian bank mempunyai peranan penting bagi aktivitas perkonomian yaitu sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat.

Menurut Firer dan William (2003) perusahaan perbankan adalah salah satu sektor yang memiliki intellectual capital paling intensif. Selain dari aspek intelektual secara keseluruhan karyawan pada perusahaan perbankan lebih homogen dibanding dengan sektor ekonomi lainnya. Penelitian Zeghal dan


(24)

Maaloul (2010), Wibowo dan Sabeni (2012) memberikan bukti empiris bahwa perusahaan perbankan sangat dipengaruhi oleh intellectual capital.

2.1.2. Fungsi Perbankan

Secara umum fungsi utama bank adalah meghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank berfungsi sebagai agent of trust, agent of development dan agent of services. Bank berfungsi sebagai agent of trust, dimana dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, bank tidak akan bangkrut dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.

Sebagai agent of development, bank dapat melancarkan kegiatan perekonomian masyarakat baik di sektor moneter dan sektor riil. Kegiatan bank memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi serta kegiatan konsumsi barang dan jasa mengingat kegiatan tersebut tidak dapat terlepas dari penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak lain merupakan kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. Bank sebagai agent of services, dimana selain menghimpun dan menyalurkan dana perbankan juga memberikan penawaran jasa yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.


(25)

2.1.3. Knowledge Based View (KBV)

Pandangan berbasis pengetahuan perusahaan atau Knowledge Based View (KBV)merupakan ekstensi baru dari pandangan berbasis sumber daya perusahaan (Resource Based View) yang memberikan teoritis yang kuat dalam mendukung modal intelektual (intellectual capital). Asumsi dasar pandangan berbasis pengetahauan perusahaan berasal dari pandangan berbasis sumber daya perusahaan. Namun, pandangan berbasis sumber daya perusahaan belum memberikan pengakuan pengetahuan yang memadai. Karakterisktik pandangan berbasis pengetahuan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan memegang makna yang paling strategis bagi perusahaan.

2. Kegiatan dan proses produksi perusahaan melibatkan penerapan pengetahuan. 3. Individu-individu dalam perusahaan bertanggung jawab untuk membuat,

memegang dan berbagi pengetahauan perusahaan.

Pendekatan KBV membentuk dasar untuk membangun keterlibatan modal manusia dalam membangun perusahaan yang dicapai dengan peningkatan keterlibatan karyawan dalam perumusan tujuan operasional jangka panjang perusahaan. Dalam pandangan berbasis pengetahuan perusahaan mengembangkan pengetahuan baru yang penting untuk kepentingan kompetitif perusahaan. Kapasitas dan keefektifan perusahaan dalam menyampaikan pengetahuan dan informasi menentukan nilai perusahaan sebagai dasar keunggulan kompetitif perusahaan secara berkelanjutan dalam jangka panjang.


(26)

2.1.4. Kinerja Perbankan

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang disusun dalam anggaran. Kinerja perbankan merupakan ukuran kemampuan perbankan dalam menciptakan nilai tambah bagi kelangsungan perusahaan perbankan untuk masa mendatang. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan pengukuran kinerja. Secara umum kinerja perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu kinerja keuangan dan kinerja nonkeuangan, namun yang sering digunakan adalah kinerja keuangan.

Kinerja keuangan mengkaji semua variabel yang berkaitan dengan laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan perbankan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik yang memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa depan serta hal-hal lain yang sangat


(27)

diperlukan manajemen perusahaan perbankan untuk memaksimalkan kinerjanya. Untuk mengukur kinerja keuangan perbankan digunakan rasio-rasio keuangan. Dalam penelitian ini kinerja perbankan diuji kedalam tiga dimensi. Pertama, dimensi profitabilitas (kinerja keuangan) yaitu kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Kedua, dimensi produktivitas (kinerja ekonomi) untuk menilai apakah pengelolaan input menjadi output berjalan efisien dan efektif. Dimensi ketiga premi pasar (kinerja pasar saham) yaitu tingkat dimana nilai pasar perusahaan melebihi nilai bukunya. Pada penelitian ini untuk menilai kinerja keuangan digunakan rasio Return On Asset, kinerja ekonomi menggunakan rasio Operating Margin dan untuk menilai kinerja pasar saham perbankan digunakan rasio Market to Book Value.

Dalam penelitian ini digunakan tiga rasio yang mewakili kinerja perusahaan perbankan:

1. Kinerja keuangan

Dalam Penelitian ini untuk menilai kinerja keuangan digunakan rasio Return On Asset (ROA). Return On Asset adalah kemampuan dari modal untuk diinvestasikan kedalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam perhitungan Return On Asset laba menjadi elemen penting menilai efektivitas penggunaan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi laba maka semakin tinggi Return On Asset dengan demikian semakin efektif penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Return On Asset dihitung dengan membandingkan laba sebelum pajak dan rata-rata total


(28)

asset. Return On Asset digunakan sebagai proxy untuk kinerja keuangan perusahaan perbankan (Chen et al. 2005; Wibowo dan Sabeni, 2012).

2. Kinerja Ekonomi

Untuk menilai kinerja ekonomi perbankan penelitian ini menggunakan rasio Operating Margin menyajikan informasi mengenai laba perusahaan dari aktivitas penjualan. Pada penelitian ini penjualan (sales) diartikan pendapatan, karena kegiatan utama perusahaan perbankan adalah memberikan pelayanan jasa keuangan berupa penawaran produk-produk perbankan sebagai sumber pendapatan perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran besarnya margin laba kotor dari aktivitas penjualan serta untuk mengukur tingkat efisiensi operasi perusahaan. Rasio Operating Margin (OPM) digunakan sebagai proxy untuk kinerja ekonomi perusahaan perbankan (Sougiannis, 1996; Wibowo dan Sabeni, 2012).

3. Kinerja Pasar Saham

Untuk menilai kinerja pasar saham perbankan digunakan rasio Market to Book Value (MBV) dihitung dengan membagi total kapitalisasi pasar (harga saham dikali jumlah saham yang beredar) dengan nilai buku equitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memberikan pandangan kepada investor tentang manajemen perusahaan, likuiditas dan prospek masa depan perusahaan. Market to Book Value digunakan sebagi proxy untuk kinerja pasar saham perusahaan perbankan (Firrer dan William, 2003; Pramudita, 2012).


(29)

2.1.5. Modal Intelektual (Intellectual Capital)

Perhatian perusahaan terhadap modal intelektual beberapa tahun terkahir semakin meningkat. Hal ini disebabkan munculnya kesadaran bahwa modal intelektual merupakan landasan bagi perusahaan untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain. Ada banyak defenisi berbeda mengenai modal intelektual. Modal intelektual adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai (William, 2001). Modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam pembentukan kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1997). Modal intelektual juga mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Modal intelektual telah diidentifikasi sebagai seperangkat aset tak berwujud yaitu sumber daya, kemampuan dan kompetensi yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai (Bontis, 1998).

Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan memberi keuntungan terhadap kinerja masa depan perusahaan. Beberapa ahli telah mengemukakan elemen-elemen yang terdapat dalam intellectual capital. Namun, semuanya tidak ada ketetapan pasti mengenai elemen-elemen tersebut. Sehingga secara umum elemen-elemen dari modal intelektual terdiri dari modal manusia (human capital), modal struktural (structural capital) dan modal pelanggan


(30)

(customer capital) (Bontis, 2000). Defenisi dari masing-masing komponen modal intelektual sebagai berikut :

1. Modal manusia (Human Capital/ HC) yaitu keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya dalam berhubungan dengan pelanggan seperti pendidikan, pengalaman, keterampilan dan kreatifitas. Menurut Bontis (2000) human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi serta kemampuan menyelesaikan tugas meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafatnya. Jika perusahaan berhasil dalam mengelola pengetahuan karyawannya maka hal tersebut dapat meningkatkan human capital. Dengan demikian human capital merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang terdapat pada setiap individu yang ada didalamnya. Human capital ini selanjutnya akan mendukung structural capital dan customer capital.

2. Modal struktural (Structural Capital/ SC) yaitu pengetahuan yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar, mencakup proses produksi, teknologi informasi, sistem operasional perusahaan, hubungan dengan pelanggan, reseearch & development dan lain-lain. Structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja karyawan. Sehingga walaupun karyawan memiliki pengetahuan tinggi namun jika tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai maka kemampuan karyawan tersebut tidak akan menghasilkan modal intelektual.


(31)

3. Modal pelanggan (Customer Capital/ CC) yaitu orang-orang yang berhubungan dengan perusahaan yang menerima pelayanan dari perusahaan tersebut. Customer capital membahas mengenai hubungan perusahaan dengan pihak luar perusahaan seperti pemerintah, pasar, pemasok, pelanggan, bagaimana loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Customer capital juga dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keiinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar.

2.1.5.1. Pengukuran Modal Intelektual (Intellectual Capital)

Tan et al . (2005) menyebutkan metode yang dikembangkan untuk pengukuran intellectual capital dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:

1. Metode yang tidak menggunakan penilaian/ ukuran nonmoneter, antara lain : a. The Balance Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton

(1992).

b. Brooking’s Technology Broker Method (1996).

c. The Edvinssion and Malone Skandia Intellectual Capital Report Method (1997).

d. The Intellectual Capital-Index yang dikembangkan oleh Ross, dkk (1997). e. Sveiby’s Intellectual Capital Monitor Approach (1997).

f. The Heuristic Frame yang dikembangkan oleh Joia (2000). g. Vanderkaay’s Vital Sign Scorecard (2000).


(32)

2. Metode dengan menggunakan ukuran moneter, antara lain: a. Model EVA dan MVA (Bontis et al, 1999).

b. Market to Book Value model. c. Tobin’s q method (Luthi, 1998). d. Pulic VAIC™ model (1998, 2000). e. Calculated intangible value (2000).

f. The Knowledge Capital Earnings model (Lev and Feng, 2001).

Dari berbagai macam teknik pengukuran intellectual capital dipilih satu pengukuran. Dalam penelitian ini teknik pengukuran intellectual capital yang digunakan adalah tenknik pengukuran model Pulic. Intellectual capital dalam model Pulic diukur berdasarkan nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh physical capital/ capital employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama VAIC yang dikembangkan oleh Pulic (1998).

2.1.5.2. Nilai Tambah sebagai indikator Intellectual Capital (Value Added Intellectual Coefficient - VAIC™)

Koefisien nilai tambah modal intelektual diusulkan oleh Pulic (1998) menyediakan informasi tentang efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan suatu prosedur analisis yang dirancang untuk memungkinkan manajemen, pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk secara efektif memonitor dan mengevaluasi efisiensi nilai tambah dengan total sumber daya perusahaan dan masing-masing komponen


(33)

sumber daya utama. Metode tersebut sangat penting untuk mengukur kontribusi dari setiap sumber daya manusia, struktural, fisik dan keuangan untuk menciptakan nilai tambah perusahaan.

2.1.5.3. Komponen-Komponen VAICTM

Model VAIC dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value added merupakan indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (Pulic, 2004). Berikut beberapa komponen-komponen VAIC :

1. Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang dikeluarkan oleh tenaga kerja tersebut. Semakin banyak value added yang dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan perbankan.

2. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added (STVA) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal struktural yang menunjukkan kontribusi Structural Capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit rupiah dari value added dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.


(34)

3. Value Added Capital Employed/ Physical & Financial (VACA)

Value Added Capital Employed/ Physical & Financial menggambarkan seberapa banyak value added yang dihasilkan dari modal usaha yang digunakan. Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan Capital Employed (CE) jika satu unit dari Capital Employed (CE) menghasilkan return lebih besar dari perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan tersebut.

2.1.5.4. Langkah-Langkah Perhitungan Model VAICTM

Dalam menghitung intellectual capital perusahaan perbankan maka digunakan model VAICTMdengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut: 1. Pertama, menghitung value added. Sesuai dengan stakeholder theory value

VAIC™ added dihitung sebagai berikut :

VA= OUT – IN

Output (OUT) adalah pendapatan yang terdiri dari semua produk dan jasa yang dijual di pasar. Input (IN) mencakup semua biaya operasional perusahaan dikurangi biaya karyawan yang tidak dianggab sebagai biaya.

2. Kedua, menilai hubungan antara VA dengan HC. Koefisien nilai tambah modal manusia (value added human capital coefficient - VAHU) menunjukkan seberapa besar VA telah dibuat satu unit keuangan untuk diinvestasikan pada karyawan. Pulic (2004) menganggab biaya karyawan sebagai indikator HC. Dengan demikian biaya karyawan tidak lagi menjadi bagian dari input tetapi sebagai investasi. Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan


(35)

VAHU= VA/ HC

3. Ketiga, menilai hubungan VA dengan SC. Koefisien nilai tambah modal struktural (structural capital value added coefficient – STVA) menunjukkan seberapa besar kontribusi SC dalam penciptaan nilai. Menurut Pulic (2004) SC merupakan hasil pengurangan dari HC terhadap VA. Semakin besar HC maka akan semakin kecil saham SC. Dengan demikian hubungan antara VA dengan SC dihitung sebagai berikut:

STVA= SC/ VA

4. Keempat, menilai hubungan antara VA dengan CA. Menurut Pulic (2004) intellectual capital tidak dapat menemukan nilai sendiri. Oleh karena itu, diperlukan modal fisik dan financial kedalam rekening untuk memiliki informasi tentang totalitas VA yang diciptakan sumber daya pwerusahaan. Koefisien nilai tambah modal usaha/ fisik & financial (value added capital employed – VACA) menunjukkan seberapa besar nilai baru nilai baru dicitakan oleh satu unit keuangan untuk diinvestasikan kedalam modal usaha. Dengan demikian hubungan antara VA dan CE menunjukkan kemampuan modal yang digunakan untuk menciptakan nilai dalam suatu perusahaan.


(36)

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan intelletual capital:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian Bontis et al,

2000 Intellectual Capital & Business Performance in Malaysian Industries Kuesioner, Partial Least Square HC berhubungaan dengan SC, CC berhubungan dengan SC, SCberhubungan dengan kinerja industri. Chen et al, 2005 An Emperical

Investigation of the Relationship between

Intellectual Capital and Firms market value and Financial

Performance

VAIC, Korelasi Linear

Intellectual Capital berpengaruh

terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan, R&D berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Cahyaning, 2010 Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Intellectual Capital, Kinerja, Partial Least Square (PLS)

Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan, PLS mencerminkan kontribusi IC untuk kinerja masa depan perusahaan berbeda sesuai dengan jenis


(37)

industrinya.

Wibowo dan Sabeni, 2012

Analisis value added sebagai indikator intellectual capital dan konsekuensinya terhadap kinerja perbankan Value added, intellectual capital, VAIC™, VAIN,

VACA, OI/ S, ROA, MB dan Perbankan

VAIN berpengaruh signifikan terhadap ROA dan OI/ S, VACA tidak berpengaruh terhadap ROA namun berpengaruh signifikan terhadap OI/ S dan MB. Pramudita, 2012 Pengaruh

intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

Intellectual Capital, Market to Book Value (M/B), ROA, ROE, GR Intellectual capital berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai pasar (M/ B), signifikan positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE, tetapi tidak berpengaruh terhadap GR. Zeghal, Daniel dan Anis Maaloul, 2010 Analysing value added as indicator of intellectual capital and its consequences on company performance VAIN, VACA, Regresi Linear Berganda VAIN berpengaruh terhadap kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan. VACA berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar modal namun berdampak negatif pada kinerja ekonomi


(38)

2.3. Kerangka Konseptual

Mengacu pada model penelitian Pulic (2004) analisis value added (nilai tambah) sebagai indikator intellectual capital diukur dengan menggunakan model VAICdengan komponen nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha/ fisik dan keuangan (VACA) sebagai variabel independen. Sementara kinerja perbankan menjadi variabel dependen yang meliputi kinerja keuangan (Return On Asset), kinerja ekonomi (Operating Margin) dan kinerja pasar saham (Market to Book Value).

Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis Penelitian


(39)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran nilai tambah sebagai indikator intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC untuk menilai dampak intellectual capital terhadap kinerja perbankan. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Model 1: Pengaruh nilai tambah modal manusia, modal struktural dan modal usaha terhadap kinerja keuangan perbankan.

Kinerja keuangan memberikan informasi untuk mengetahui kemampuan investasi modal perusahaan mendapatkan keuntungan. Dalam teori resource based theory, (Chen et al, 2005) mengemukakan jika intellectual capital sumber daya berharga perusahaan maka akan memberikan kontribusi positif terhadap Return On Asset perbankan.

H1a: adanya pengaruh nilai tambah modal manusia (Value Added Human Capital - VAHU) terhadap Return On Asset perbankan.

H1b: adanya pengaruh nilai tambah modal struktural (Structural Capital Value Added - STVA) terhadap Return On Asset perbankan.

H1c: adanya pengaruh nilai tambah modal usaha/ fisik & keuangan (Value Added Capital Employed/ Physical & Financial - VACA) terhadap Return On Asset perbankan.

2. Model 2: Pengaruh nilai tambah modal manusia, modal struktural dan modal usaha terhadap kinerja ekonomi perbankan.

Kinerja ekonomi merupakan profitabilitas operasi yang merupakan surplus ekonomi atau margin ekonomi yang diperoleh oleh perbedaan antara pendapatan


(40)

dan biaya produksi (Wibowo dan Sabeni, 2012). Semakin baik perusahaan dalam mengolah dan memanfaatkan intellectual capital yang dimiliki akan memberikan nilai lebih serta keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga pendapatan perusahaan meningkat.

H2a: adanya pengaruh nilai tambah modal manusia (Value Added Human Capital – VAHU) terhadap Operating Margin perbankan.

H2b: adanya pengaruh nilai tambah modal struktural (Structural Capital Value Added - STVA) terhadap Operating Margin perbankan.

H2c: adanya pengaruh nilai tambah modal usaha/ fisik & keuangan (Value Added Capital Employed/ Physical & Financial – VACA) terhadap Operating Margin perbankan.

3. Model 3: Pengaruh nilai tambah modal manusia, modal struktural dan modal usaha terhadap kinerja pasar saham perbankan.

Lev dan Sougiannis (1996) menganggap kesenjangan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku menjadi konsekuensi karena tidak memperhitungkan intellectual capital kedalam laporan keuangan perusahaan. Kesenjangan tersebut juga ditunjukkan oleh Market to Book Value yang menunjukkan pandangan investor terhadap intellectual capital sebagai sumber nilai perusahaan meskipun tidak ada dalam nilai buku perusahaan. Intellectual capital akan membantu perusahaan menjadi lebih efisien dan produktif. Dengan demikian kinerja perusahaan semakin meningkat sehingga kepercayaan pihak luar (stakeholder) terhadap perusahaan juga meningkat yang berpengaruh terhadap return saham perusahaan.


(41)

H3a: adanya pengaruh nilai tambah modal manusia (Value Added Human Capital - VAHU) terhadap Market to Book Value perbankan.

H3b: adanya pengaruh nilai tambah modal struktural (Structural Capital Value Added - STVA) terhadap Market to Book Value perbankan.

H3c: adanya pengaruh nilai tambah modal usaha/ fisik & keuangan (Value Added Capital Employed/ Physical & Financial - VACA) terhadap Market to Book Value perbankan.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian desain kasual. Jenis penelitian ini sering disebut dengan hubungan sebab akibat. Penelitian desain kasual bertujuan untuk menganalisis antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi variabel lainnya (Sugiono, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis value added sebagai indikator intellectual capital terhadap kinerja perusahaan perbankan, dimana intellectual capital yakni human capital, structural capital dan capital employed/ physical & financial merupakan variabel yang mempengaruhi, sementara kinerja perusahaan perbankan yakni Return On Asset (ROA), Operating Margin (OPM) dan Market to Book Value (MBV)merupakan variabel yang dipengaruhi.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan media internet pada situsdengan melihat data publikasi laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini dimulai sejak pengesahan judul pada bulan


(43)

Oktober 2013 sampai dengan bulan April 2014 untuk pengesahan dan penyelesaian skripsi.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional merupakan rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan. Batasan operasional mempunyai tujuan untuk menghindari timbulnya salah penafsiran terhadap istilah-istilah dalam judul, sehingga dapat menciptakan persepsi dan pemahaman yang jelas. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas sehingga dapat dilakukan penegasan yang lebih mendalam yaitu:

1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) , Operating Margin (OPM) dan Market to Book Value (MBV). 2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah nilai tambah modal manusia

(Value Added Human Capital - VAHU), nilai tambah modal struktural (Structural Capital Value Added - STVA) dan nilai tambah modal usaha/ fisik & keuangan (Value Added Capital Employed/ Physical & Financial - VACA). 3. Model yang digunakan untuk menganalisis value added sebagai indikator

intellectual capital adalah Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) juga disebut Value Creation Efficiency Analysis.

4. Menggunakan data laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2012.


(44)

Berdasarkan perumusan masalah dan metode analisis, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

1. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Menurut Sarwono (2006: 38) menyatakan bahwa variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain.

2. Variabel terikat (dependen) merupakan faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan. Menurut Sarwono (2006: 38) menyatakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang memberikan reaksi/ respons jika dihubungkan dengan variabel bebas serta menjadi variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

3.4.1. Variabel Dependen

Dalam menganalisis penelitian ini terdapat tiga variabel dependen tergantung yaitu Return On Asset, perbandingan laba operasional dengan pendapatan (Operating Margin) dan Market to Book Value yang digunakan sebagai proxy untuk kinerja keuangan, ekonomi dan pasar saham perbankan. Variabel-variabel tersebut antara lain sebagai berikut:


(45)

Return On Asset merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.

Laba sebelum pajak Total asset

2. Operating Margin (OPM)

Operating margin menyajikan informasi mengenai laba perusahaan dari aktivitas penjualan. Pada penelitian ini penjualan (sales) diartikan pendapatan, karena kegiatan utama perusahaan perbankan adalah memberikan pelayanan jasa keuangan berupa penawaran produk-produk perbankan sebagai sumber pendapatan perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran besarnya margin laba kotor dari aktivitas penjualan serta untuk mengukur tingkat efisiensi operasi perusahaan.

Laba operasional

Pendapatan

3. Market to Book Value (MBV)

Market to Book Value digunakan untuk menilai kinerja pasar saham perbankan dihitung dengan membagi total kapitalisasi pasar (harga saham dikali

ROA=


(46)

jumlah saham yang beredar) dengan nilai buku equitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memberikan pandangan kepada investor tentang manajemen perusahaan, likuiditas dan prospek masa depan perusahaan.

Harga saham x jumlah harga saham yang beredar Total ekuitas

3.4.2. Variabel Independen

Dengan menggunakan model VAICTM maka dipilih tiga koefisien untuk mengukur variabel independen dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Nilai tambah modal manusia (Value Added Human Capital - VAHU). Value Added Human Capital mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang dikeluarkan oleh tenaga kerja tersebut. Semakin banyak value added yang dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan perbankan.

VAHU= VA/ HC

2. Nilai tambah modal struktural (Structural Capital Value Added - STVA).

Structural Capital Value Added menunjukkan kontribusi Structural Capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah

MBV=


(47)

SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit rupiah dari value added dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

STVA= SC/ VA

3. Nilai tambah modal usaha/ fisik & keuangan (Value Added Capital Employed/ Physical & Financial - VACA).

Value Added Capital Employed/ Physical & Financial menggambarkan seberapa banyak value added yang dihasilkan dari modal usaha yang digunakan. Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan Capital Employed (CE) jika jika satu unit dari Capital Employed (CE) menghasilkan return lebih besar dari perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan tersebut.

VACA= VA/ CE

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Variabel Variabel

Dimensi Indikator Skala

Y1 ROA Laba sebelum pajak Total

asset


(48)

Y2 OPM Laba operasional Pendapatan

Rasio

Y3 MBV Harga saham x jumlah h saham beredar

Total equitas

Rasio

X1 VAHU VAHU= VA/HC Rasio

X2 STVA STVA= SC/VA Rasio

X3 VACA VACA= VA/CE Rasio

Sumber: data diolah oleh peneliti.

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu. Dalam hubungan populasi dan sampel (Prof. Sutrisno Hadi, MA) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representatif artinya menggambarkan keadaan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 1997: 107).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 188) purposive sampling merupakan penetapan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010-2012.


(49)

2. Perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan periode tahun 2010-2012.

3.7. Jenis dan Sumber Data

Penelitian mengunakan jenis data sekunder yang merupakan data kuantitatif gabungan antara data time series dan cross section yang sering disebut data panel. Sumber data berupa laporan keuangan tahunan yang dapat diakses di Bursa Efek Indonesia melalui situ

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mengumpulkan data dari jurnal, buku, artikel, internet, penelitian terdahulu serta studi dokumentasi dengan mengumpulkan, mencatat dan mengkaji langsung data laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.9. Pengolahan Data Panel (Pooled Data)

Pada dasarnya data panel (pooled data) digunakan untuk mengatasi persoalan mengenai ketersediaan data (data availability) yang digunakan untuk mewakili variabel yang digunakan dalam penelitian. Penggunaan data panel dimaksudkan agar dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih baik (efisien) dengan terjadinya peningkatan jumlah observasi yang berimplikasi terhadap peningkatan derajat kebebasan (degree of freedom). Selain itu, keunggulan dari data panel adalah mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik-individu. Kemampuan mengontrol heterogenitas individu ini pada gilirannya membuat data panel dapat digunakan untuk menguji


(50)

dan membangun model perilaku yang lebih kompleks.

Dalam analisa model data panel dikenal tiga macam pendekatan yang terdiri dari pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square), pendekatan efek tetap (fixed effect) dan pendekatan efek acak (random effect).

1. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square Method)

Pendekatan yang paling sederhana dalam pengolahan data panel adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa yang diterapkan dalam data yang berbentuk pool. Misalkan terdapat persamaan berikut ini:

untuk i = 1, 2, . . . , N dan t = 1, 2, . . ., T

Dimana N adalah jumlah unit cross section (individu) dan T adalah jumlah periode waktunya. Dengan mengasumsikan komponen error dalam pengolahan kuadrat terkecil biasa, kita dapat melakukan proses estimasi secara terpisah untuk setiap unit cross section .

Untuk periode t = 1, akan diperoleh persamaan regresi cross section sebagai berikut:

untuk i = 1, 2, . . . , N yang akan berimplikasi diperolehnya persamaan sebanyak T persamaan yang sama. Begitu juga sebaliknya, kita juga akan dapat memperoleh persamaan deret waktu (time series) sebanyak N persamaan untuk setiap T observasi.

2. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Method)

Kesulitan terbesar dalam pendekatan metode kuadrat terkecil biasa tersebut adalah asumsi intercept dan slope dari persamaan regresi yang dianggap konstan baik antar daerah maupun antar waktu yang mungkin tidak


(51)

beralasan. Generalisasi secara umum sering dilakukan adalah dengan memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit cross section maupun antar waktu. Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variable atau disebut juga Covariance Model.

3. Pendekatan Efek Acak (Random Effect Method)

Keputusan untuk memasukkan variabel boneka dalam model efek tetap tak dapat dipungkiri akan dapat menimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Berkaitan dengan hal ini, dalam model data panel dikenal pendekatan ketiga yaitu model efek acak (random effect). Dalam model efek acak, parameter-parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan kedalam error . Karena hal inilah, model efek acak sering juga disebut model komponen error (error component model). Dengan menggunakan model efek acak ini, maka dapat menghemat pemakaian derajat kebebasan dan tidak mengurangi jumlahnya seperti yang dilakukan pada model efek tetap. Hal ini berimplikasi parameter yang merupakan hasil estimasi akan menjadi semakin efisien.

3.10. Pengujian Model

3.10.1. Uji Chow (Chow Test)

Untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Method (FEM) yang akan digunakan dalam estimasi dapat dilakukan dengan uji


(52)

Chow. PLS merupakan restricted nodel dimana pada model ini menerapkan intercept yang sama untuk seluruh individu. Terkadang bahwa asumsi setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan saja setiap unit cross section memiliki perilaku yang berbeda. Untuk mengetahuinya digunakan restricted F test untuk menguji hipotesis. Adapun kriteria pengambilan keputusannya:

a. Jika nilai Chow statistik hasil pengujian > F tabel, maka Ho ditolak sehingga model yang digunakan adalah FEM.

b. Jika nilai Chow statistik hasil pengujian < F tabel, maka Ho diterima sehingga model yang digunakan PLS.

3.10.2. Uji Hausman (Hausman Test)

Uji Hausman dilakukan untuk menentukan penggunaan FEM atau REM. Ide dasar Hausman test adalah adanya hubungan yang berbanding terbalik antara model yang bias dan model yang efisien. Pada FEM hasil estimasi tidak bias dan tidak efisien, sebaliknya pada REM hasil estimasi bias dan efisien. Nachrowi (2005) menyatakan bahwa karena metode efek tetap diduga dengan menggunakan OLS, maka untuk melihat kelayakan penggunaan model data panel digunakan uji Hausman. Adapun kriteria pengambilan keputusan uji Hausman sebagai berikut:

a. Apabila nilai Chi Square statistik pada uji Hausman signifikan maka model dapat diestimasi dengan Fixed Effect Model (FEM).

b. Apabila nilai Chi Square statistik pada uji Hausman tidak signifikan maka model dapat diestimasi dengan menggunakan Random Effect Model (REM) atau Fixed Effect Model (FEM) karena tidak berbeda secara


(53)

substansi (Wahyu A. Pratomo dan Paidi H, 2007: 175).

3.11. Teknik Analisis Data 3.11.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis dimana data dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti.

3.11.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik mempunyai tujuan untuk mendapatkan ketepatan model yang dianalisis sehingga perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi.

3.11.2.1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari toleransi value dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/ tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.


(54)

3.11.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap disebut homoskedastisitas, tetapi jika varian residualnya berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.11.3. Analisis Regresi Berganda

Dalam mencapai tujuan penelitian maka perlu menguji tiga persamaan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan perbankan antara lain, kinerja keuangan (Model 1), kinerja ekonomi (Model 2) dan kinerja pasar saham (Model 3 ) sebagai berikut:

ROA = β0 + β1VAHU + β2STVA + β3 VACA + e ... (Model 1)

OPM = β0 + β1 VAHU + β2STVA + β3 VACA + e ... (Model 2)

MBV= β0 + β1VAHU + β2STVA + β3 VACA + e ... (Model 3)

Keterangan:

Model 1 : Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja keuangan perbankan.

Model 2 : Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja ekonomi perbankan.


(55)

modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja pasar saham perbankan.

β0 : Konstanta ROA : Return On Asset OPM : Operating Margin MBV : Market to Book Value

VAHU : Value Added Human Capital/ nilai tambah modal manusia STVA : Structural Capital Value Added/ nilai tambah modal struktural VACA : Value Added Capital Employed/ nilai tambah modal usaha

β1, β2, β3 : Koefisien regresi

e : Kesalahan penggangu (standard error)

3.11.4. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik T.

3.11.4.1. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2005: 83) dalam Sitanggang (2010) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 yang dapat dilihat pada R Square. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel- variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan


(56)

untuk memprediksi variasi variabel dependen. R Square dikatakan baik jika nilainya diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.

3.11.4.2. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah seluruh variabel independen dalam suatu model penelitian berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.

Bentuk pengujiannya sebagai berikut:

a. Jika F hitung > F tabel maka variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika F hitung< F tabelmaka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.11.4.3. Uji Statistik T

Uji statistik T digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen dalam model regresi berpengaruh secara individu terhadap variabel dependen. Setelah diperoleh nilai Thitung maka selanjutnya nilai Thitung

dibandingkan dengan nilai Ttabel. Bentuk pengujiannya sebagai berikut:

a. Jika T hitung < T tabel maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika T hitung > T tabel maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.


(57)

masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan Eviews 6.0. Jika angka signifikansi T lebih kecil dari α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Objek Penelitian

Jumlah perusahaan perbankan bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2010, 2011 dan 2012 yang telah dipublikasikan yaitu sebanyak 28 perusahaan. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012. Dengan menggunakan metode penggabungan data maka diperoleh samapel sebanyak 28 x 3 = 84 data pengamatan.

Tabel 4.1

Penentuan Jumlah Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan perbankan (bank umum konvensional) yang tercatat di

BEI:

tahun 2010 31

tahun 2011 31

tahun 2012 39

Perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria 28

Total sampel selama periode penelitian (28 x 3 tahun) 84

Sumber: Pojok BEI, data diolah peneliti.


(58)

Statistik deskritif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam program Eviews 6 analisis ini menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai Mean, Median, Maximum, Minimum, Standar deviasi dan Observation. Selanjutnya deskripsi dari masing-masing variabel dijelaskan berikut ini:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Variabel VAHU STVA VACA ROA OPM MBV Mean 2.56597 0.52224 0.37196 0.01714 0.24539 0.41786 Median 2.2518 0.5619 0.36462 0.01750 0.21099 0.35486 Maximum 5.60037 0.82144 0.88655 0.04327 1.04941 1.23277 Minimum 0.32751 -2.05330 0.09736 -0.14682 -0.16035 0.01449 Std. Dev. 1.07843 0.34662 0.16378 0.02089 0.187047 0.29626

Observations 84 84 84 84 84 84

Sumber: Hasil olahan data Eviews, Lampiran III.

Tabel 4.2 menunjukkan deskritif masing-masing variabel penelitian. Salah satu ukuran modal intelektual yang diukur dengan menggunakan metode VAICTM yaitu Value Added Human Capital (VAHU). Berdasarkan tabel tersebut nilai rata-rata VAHU dari 84 perusahaan perbankan selama periode pengamatan dari tahun 2011 hingga 2012 diperoleh sebesar 2,565 dengan median sebesar 2,251. Nilai VAHU tertinggi terdapat pada Bank Sinarmas (BSIM) tahun 2011 dengan nilai sebesar 5,6. Sementara nilai VAHU terendah sebesar 0,327 terjadi Bank ICB Bumi Putera (BABP) pada tahun 2011.

Ukuran modal intelektual lainnya adalah Structural Capital Value Added (STVA). Nilai rata-rata STVA dari 84 perusahaan perbankan selama periode pengamatan dari tahun 2011 hingga 2012 diperoleh sebesar 0,5222 dengan


(1)

C 0.384212 0.060375 6.363714 0.0000 VAHU? -0.055670 0.021607 -2.576461 0.0128 STVA? -0.102438 0.023691 -4.323982 0.0001 VACA? 0.618327 0.073560 8.405785 0.0000 Fixed Effects

(Cross)

_AGRO—C 0.624433 _INPC—C 0.197545 _BBKP—C -0.231027 _BNBA—C 0.102344 _BABP—C 0.286454 _BACA—C 0.464066 _BBCA—C -0.345228 _BDMN—C -0.218311 _BAEK—C -0.401169 _SDRA—C 0.000999 _BNII—C -0.070144 _BKSW—C 0.521167 _BMRI—C 0.077924 _MAYA—C -0.103604 _MEGA—C -0.127226 _BBNI—C -0.147708 _BNGA—C -0.322592 _NISP—C -0.310622 _BBNP—C -0.103915 _PNBN—C -0.042687 _BNLI—C -0.261650 _BSIM—C 0.281781 _BBRI—C -0.399100 _BSWD—C 0.237933 _BBTN—C 0.165269 _BTPN—C -0.362552 _BVIC—C 0.222064 _MCOR—C 0.265558

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.893707 Mean dependent var 0.417865 Adjusted R-squared 0.833542 S.D. dependent var 0.296269 S.E. of regression 0.120876 Akaike info criterion -1.110536 Sum squared resid 0.774381 Schwarz criterion -0.213449 Log likelihood 77.64251 Hannan-Quinn criter. -0.749915 F-statistic 14.85413 Durbin-Watson stat 2.088776 Prob(F-statistic) 0.000000


(2)

Estimation Command:

=====================

LS(CX=F) MBV? C VAHU? STVA? VACA? Estimation Equations:

=====================

MBV_AGRO = C(5) + C(1) + C(2)*VAHU_AGRO + C(3)*STVA_AGRO + C(4)*VACA_AGRO

MBV_INPC = C(6) + C(1) + C(2)*VAHU_INPC + C(3)*STVA_INPC + C(4)*VACA_INPC

MBV_BBKP = C(7) + C(1) + C(2)*VAHU_BBKP + C(3)*STVA_BBKP + C(4)*VACA_BBKP

MBV_BNBA = C(8) + C(1) + C(2)*VAHU_BNBA + C(3)*STVA_BNBA + C(4)*VACA_BNBA

MBV_BABP = C(9) + C(1) + C(2)*VAHU_BABP + C(3)*STVA_BABP + C(4)*VACA_BABP

MBV_BACA = C(10) + C(1) + C(2)*VAHU_BACA + C(3)*STVA_BACA + C(4)*VACA_BACA

MBV_BBCA = C(11) + C(1) + C(2)*VAHU_BBCA + C(3)*STVA_BBCA + C(4)*VACA_BBCA

MBV_BDMN = C(12) + C(1) + C(2)*VAHU_BDMN + C(3)*STVA_BDMN + C(4)*VACA_BDMN

MBV_BAEK = C(13) + C(1) + C(2)*VAHU_BAEK + C(3)*STVA_BAEK + C(4)*VACA_BAEK

MBV_SDRA = C(14) + C(1) + C(2)*VAHU_SDRA + C(3)*STVA_SDRA + C(4)*VACA_SDRA

MBV_BNII = C(15) + C(1) + C(2)*VAHU_BNII + C(3)*STVA_BNII + C(4)*VACA_BNII

MBV_BKSW = C(16) + C(1) + C(2)*VAHU_BKSW + C(3)*STVA_BKSW + C(4)*VACA_BKSW


(3)

MBV_MAYA = C(18) + C(1) + C(2)*VAHU_MAYA + C(3)*STVA_MAYA + C(4)*VACA_MAYA

MBV_MEGA = C(19) + C(1) + C(2)*VAHU_MEGA + C(3)*STVA_MEGA + C(4)*VACA_MEGA

MBV_BBNI = C(20) + C(1) + C(2)*VAHU_BBNI + C(3)*STVA_BBNI + C(4)*VACA_BBNI

MBV_BNGA = C(21) + C(1) + C(2)*VAHU_BNGA + C(3)*STVA_BNGA + C(4)*VACA_BNGA

MBV_NISP = C(22) + C(1) + C(2)*VAHU_NISP + C(3)*STVA_NISP + C(4)*VACA_NISP

MBV_BBNP = C(23) + C(1) + C(2)*VAHU_BBNP + C(3)*STVA_BBNP + C(4)*VACA_BBNP

MBV_PNBN = C(24) + C(1) + C(2)*VAHU_PNBN + C(3)*STVA_PNBN + C(4)*VACA_PNBN

MBV_BNLI = C(25) + C(1) + C(2)*VAHU_BNLI + C(3)*STVA_BNLI + C(4)*VACA_BNLI

MBV_BSIM = C(26) + C(1) + C(2)*VAHU_BSIM + C(3)*STVA_BSIM + C(4)*VACA_BSIM

MBV_BBRI = C(27) + C(1) + C(2)*VAHU_BBRI + C(3)*STVA_BBRI + C(4)*VACA_BBRI

MBV_BSWD = C(28) + C(1) + C(2)*VAHU_BSWD + C(3)*STVA_BSWD + C(4)*VACA_BSWD

MBV_BBTN = C(29) + C(1) + C(2)*VAHU_BBTN + C(3)*STVA_BBTN + C(4)*VACA_BBTN

MBV_BTPN = C(30) + C(1) + C(2)*VAHU_BTPN + C(3)*STVA_BTPN + C(4)*VACA_BTPN

MBV_BVIC = C(31) + C(1) + C(2)*VAHU_BVIC + C(3)*STVA_BVIC + C(4)*VACA_BVIC

MBV_MCOR = C(32) + C(1) + C(2)*VAHU_MCOR + C(3)*STVA_MCOR + C(4)*VACA_MCOR


(4)

Substituted Coefficients: =====================

MBV_AGRO = 0.624432893102 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_AGRO - 0.102438031614*STVA_AGRO + 0.618327023235*VACA_AGRO

MBV_INPC = 0.19754472224 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_INPC - 0.102438031614*STVA_INPC + 0.618327023235*VACA_INPC

MBV_BBKP = -0.231026539082 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BBKP - 0.102438031614*STVA_BBKP + 0.618327023235*VACA_BBKP

MBV_BNBA = 0.102343600228 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BNBA - 0.102438031614*STVA_BNBA + 0.618327023235*VACA_BNBA

MBV_BABP = 0.286454426953 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BABP - 0.102438031614*STVA_BABP + 0.618327023235*VACA_BABP

MBV_BACA = 0.464066222729 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BACA - 0.102438031614*STVA_BACA + 0.618327023235*VACA_BACA

MBV_BBCA = -0.345228350694 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BBCA - 0.102438031614*STVA_BBCA + 0.618327023235*VACA_BBCA

MBV_BDMN = -0.218311230498 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BDMN - 0.102438031614*STVA_BDMN + 0.618327023235*VACA_BDMN

MBV_BAEK = -0.401169326994 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BAEK - 0.102438031614*STVA_BAEK + 0.618327023235*VACA_BAEK

MBV_SDRA = 0.000998763035202 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_SDRA - 0.102438031614*STVA_SDRA + 0.618327023235*VACA_SDRA

MBV_BNII = -0.0701435576012 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BNII - 0.102438031614*STVA_BNII + 0.618327023235*VACA_BNII

MBV_BKSW = 0.521166730257 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BKSW - 0.102438031614*STVA_BKSW + 0.618327023235*VACA_BKSW

MBV_BMRI = 0.0779240830864 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BMRI - 0.102438031614*STVA_BMRI + 0.618327023235*VACA_BMRI

MBV_MAYA = -0.103603922279 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_MAYA - 0.102438031614*STVA_MAYA + 0.618327023235*VACA_MAYA


(5)

MBV_MEGA = -0.127225519815 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_MEGA - 0.102438031614*STVA_MEGA + 0.618327023235*VACA_MEGA

MBV_BBNI = -0.147708227562 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BBNI - 0.102438031614*STVA_BBNI + 0.618327023235*VACA_BBNI

MBV_BNGA = -0.322591646507 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BNGA - 0.102438031614*STVA_BNGA + 0.618327023235*VACA_BNGA

MBV_NISP = -0.310622349973 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_NISP - 0.102438031614*STVA_NISP + 0.618327023235*VACA_NISP

MBV_BBNP = -0.103915298649 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BBNP - 0.102438031614*STVA_BBNP + 0.618327023235*VACA_BBNP

MBV_PNBN = -0.0426872452583 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_PNBN - 0.102438031614*STVA_PNBN + 0.618327023235*VACA_PNBN

MBV_BNLI = -0.261649900756 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BNLI - 0.102438031614*STVA_BNLI + 0.618327023235*VACA_BNLI

MBV_BSIM = 0.281781292378 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BSIM - 0.102438031614*STVA_BSIM + 0.618327023235*VACA_BSIM

MBV_BBRI = -0.39910030934 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BBRI - 0.102438031614*STVA_BBRI + 0.618327023235*VACA_BBRI

MBV_BSWD = 0.2379325377 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BSWD - 0.102438031614*STVA_BSWD + 0.618327023235*VACA_BSWD

MBV_BBTN = 0.165269121205 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BBTN - 0.102438031614*STVA_BBTN + 0.618327023235*VACA_BBTN

MBV_BTPN = -0.362552346998 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BTPN - 0.102438031614*STVA_BTPN + 0.618327023235*VACA_BTPN

MBV_BVIC = 0.222063816187 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_BVIC - 0.102438031614*STVA_BVIC + 0.618327023235*VACA_BVIC

MBV_MCOR = 0.265557562909 + 0.384211982442 -

0.0556697731693*VAHU_MCOR - 0.102438031614*STVA_MCOR + 0.618327023235*VACA_MCOR


(6)