26
anastesi  lokal  intra  vena
2,3,8,17
,  calcium  channel  blocker
2,3,7
,  vasodilator hidralazin, nitrogliserin, sodium nitroprusside
5,7,17,18
, dan magnesium sulfat
7,29,35
. Opioid    misalnya  fentanyl  merupakan  obat  yang  sering  diberikan  sebelum
tindakan  induksi  anastesi.  Pemberian  opioid  ini,  selain  bertujuan  untuk mengurangi  respon  peningkatan  tekanan  darah  dan  denyut  jantung  saat  tindakan
laringoskopi dan intubasi, juga berfungsi untuk analgesia preemptif.
19
2.3.6.1. Fentanyl 2.3.6.1.1. Struktur kimia
Fentanyl  merupakan  turunan  dari  agonis  opioid  fenilpiperidin  sintetik  yang strukturnya mirip mepiridin gambar 2.12. Sebagai  analgetik fentanil 75 – 125x
lebih poten daripada morfin.
39
Gambar 2.12 : Struktur kimia fentanyl
39
2.3.6.1.2. Farmakokinetik
Opioid  sintetik  ini  bersifat  larut  dalam  lemak,  mulai  kerjanya  cepat,  durasi kerjanya singkat, dan efek puncak obat terjadi dalam waktu 3 – 5 menit
40
. Setelah pemberian secara intra vena, fentanyl akan cepat berdistribusi ke otak, paru-paru,
jantung  dan  organ  lain  yang  memiliki  perfusi  jaringan  yang  besar
39,40
.  Dalam waktu singkat, fentanyl akan berdistribusi ke seluruh tubuh, sehingga kadarnya di
dalam  plasma  akan  sangat  menurun
40
.  Lebih  dari  80  dari  dosis  yang diinjeksikan  akan  meninggalkan  plasma  dalam  waktu  kurang  dari  5  menit
39
.
Universitas Sumatera Utara
27
Terminasi  efek  dari  fentanyl  terjadi  bila  fentanyl  mengalami  redistribusi  dari susunan saraf pusat
40
. Konsentrasi  plasma  menurun  lebih  lambat  pada  saat  fase  eliminasi.
Biotransformasi fentanyl menjadi metabolit  yang tidak aktif terjadi didalam hati, yang biasanya dalam bentuk norfentanyl dan beberapa produk hidroksilasi. Hanya
sekitar  6-8  yang  diekskresikan  dalam  bentuk  yang  tidak  berubah  melalui  urin. Nilai clearance fentanyl pada hati sangat tinggi, sehingga lebih dari 60 fentanyl
dibersihkan  pada  first  pass.  Oleh  karena  volume  distribusinya  yang  besar,  maka kebanyakan  obat  ini  akan  berada  pada  ekstra  vaskuler  dan  tidak  mengalami
biotransformasi. Waktu paruh fentanyl mendekati 8 jam lamanya
40
. Waktu paruh yang lama tersebut mencerminkan dari volume distribusinya yang besar. Volume
distribusi yang besar tersebut oleh karena sifatnya yang sangat mudah larut dalam lemak, sehingga lebih cepat masuk ke dalam jaringan.
39
Pada  pasien  lansia,  pemanjangan  dari  waktu  paruh  fentanyl  dikarenakan oleh  menurunnya  clearance  di  hati.  Hal  ini  mencerminkan  menurunnya    aliran
darah hati, menurunnya aktifitas enzim mikrosom, ataupun menurunnya produksi albumin  79-87  fentanyl  berikatan  dengan  protein.  Oleh  karena  itu  pemberian
fentanyl  yang  diberikan  akan  efektif  dalam  waktu  yang  lebih  lama  pada  pasien lansia dibandingkan pada pasien yang lebih muda.
39
2.3.6.1.3. Metabolisme