6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus
2.1.1 Defenisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus DM didefiniskan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, protein sebagai akibat insufiensi fungsi insulin. Insufiensi fungsi insulin dapat disebabkan
oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap
insulin Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005. Defenisi DM lainnya menurut American Diabetes Association ADA
2014 adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut American Diabetes Association
ADA2015diabetes dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kategori berikut:
a. Diabetes melitus tipe 1 Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
diperkirakan kurang dari 5-10 dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Gangguan produksi insulin pada DM tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan
sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi autoimun. Namun ada pula yang disebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya virus Cocksakie,
Universitas Sumatera Utara
7 Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya. Ada beberapa tipe auto antibodi
yang dihubungkan dengan DM tipe 1, antara lain ICCA Islet Cell Cytoplasmic Antibodies, ICSA Islet cell surface antibodies, dan antibodi terhadap GAD
glutamic acid decarboxylase Depkes, RI., 2005. Diabetes mellitus tipe 1 paling sering mengenai individu dalam masa
pubertas atau dewasa muda. Penyakit ini ditandai dengan defisiensi absolut insulin akibat nekrosis sel β yang parah. Umumnya, kehilangan fungsi sel β
berasal dari proses yang diperantarai otoimun terhadap sel β, dan hal ini dapat dipicu oleh invasi virus atau kerja toksin kimiawi. Akibat penghancuran sel-sel
ini, pankreas gagal merespon glukosa dan diabetes tipe 1 menunjukkan gejala- gejala klasik defisiensi insulin polidipsia, polifagia, poliuria dan kehilangan berat
badan. Diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen untuk menghindari status katabolik yang ditandai oleh hiperglikemia dan ketoasidosis yang mengancam
jiwa Finkel, dkk., 2013. b. Diabetes melitus tipe 2
Diabetes Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1. Penderita DM tipe 2 mencapai 90-
95 dari keseluruhan populasi penderita diabetes, umumnya berusia di atas 45 tahun, tetapi akhir-akhir ini penderita DM tipe 2 di kalangan remaja dan anak-
anak populasinya meningkat. Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor utama Depkes, RI., 2005.
Diabetes melitus tipe 2 lebih dipengaruhi faktor-faktor genetik, seperti penuaan, obesitas dan resistensi insulin perifer dan bukan oleh proses otoimun
atau virus. Perubahan metabolik yang teramati lebih ringan dibandingkan DM tipe
Universitas Sumatera Utara
8 1 misalnya, pasien DM tipe 2 tidak ketotik tetapi dampak klinis jangka panjang
dapat sangat merusak misalnya, komplikasi vascular dan infeksi lanjutan dapat menyebabkan amputasi dan ekstremitas bawah Finkel, dkk., 2013.
Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin. Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis dan
produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik dan penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet ADA, 2015.
c. Diabetes mellitus gestasional Diabetes mellitus DM tipe ini terjadi pada masa kehamilan, dimana
intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan biasanya pada trisemester kedua dan ketiga dan bersifat sementara. Penderita DM gestasional
memiliki risiko lebih besar untuk menderita diabetes lagi di masa depan. Kontrol metabolisme yang ketat dapat mengurangi risiko tersebut ADA, 2010.
Diabetes dalam masa kehamilan, walaupun umumnya kelak dapat pulih sendiri beberapa saat setelah melahirkan, namun dapat berakibat buruk terhadap
bayi yang dikandung. Akibat buruk yang dapat terjadi antara lain malformasi kongenital, peningkatan berat badan bayi ketika lahir dan meningkatnya risiko
mortalitas perinatal. Disamping itu, wanita yang pernah menderita GDM akan lebih besar risikonya untuk menderita lagi diabetes di masa depan. Kontrol
metabolisme yang ketat dapat mengurangi risiko-risiko tersebut Depkes, RI., 2005.
d. Diabetes tipe lain Diabetes melitus tipe lain adalah diabetes melitus yang muncul karena
faktor lain seperti defekasi genetik fungsi sel-sel beta, defekasi genetik kerja
Universitas Sumatera Utara
9 insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, diabetes melitus karena obat,
diabetes melitus karena infeksi, diabetes melitus imunologi yang jarang dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus ADA, 2015.
2.1.3 Epidemiologi Diabetes Melitus