Penggunaan Obat Antidiabetik Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Dimensi EQ-5D

30 20. Pasien DM tipe 2 yang terlibat dalam penelitian ini mayoritas jenis kelamin perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Lama menderita penyakit DM dibagi dalam tiga rentang waktu yaitu 0-10 tahun, 11-20 tahun dan 20 tahun. Lama menderita penyakit DM paling banyak dalam rentang waktu 0-10 tahun yaitu sebanyak 35 pasien 70. Resiko terjadinya komplikasi pada penderita DM berhubungan dengan lamanya menderita DM. Faktor utama pencetus komplikasi pada pasien DM adalah lama menderita dan tingkat keparahan diabetes. Kualitas hidup yang baik sangat dimungkinkan dapat mencegah komplikasi jangka panjang Rizkifani, dkk., 2014.Berdasarkan komplikasi yang dialami, subyek penelitian dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok tanpa komplikasi 42 dan kelompok ada komplikasi 58.

4.2 Penggunaan Obat Antidiabetik

Frekuensi penggunaan obat antidiabetik pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Helvetia Kota Medan periode bulan Juni sampai Juli 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Frekuensi penggunaan obat antidiabetik pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Helvetia periode Juni sampai Juli 2015 No Nama Obat Jumlah resep Persentase 1 Glibenkamid 22 44 2 Glibenklamid Metformin 9 18 3 Glimepirid 8 16 4 Metformin 6 12 5 Glimepirid Metformin 3 6 6 Glimepirid Glibenklamid 1 2 7 Prodiabet Metformin 1 2 Total 50 100 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penggunaan obat antidiabetik yang paling banyak adalah glibenklamid yaitu sebanyak 22 resep Universitas Sumatera Utara 31 dengan persentase 44. Glibenklamid merupakan obat golongan Sulfonilurea yang mekanisme kerjanya dengan meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas sehingga mempunyai efek hipoglikemik. Obat golongan ini merupakan pilihan untuk pasien DM dewasa dengan berat badan normal dan tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya Soegondo, dkk., 1995.

4.3 Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Dimensi EQ-5D

Kualitas hidup pasien DM tipe 2 pada penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner EQ-5D yang terdiri dari dimensi mobilitas, perawatan diri, kegiatan rutin, rasa sakit dan keluhandepresi. Kuesioner EQ5D terdiri dari 3 level yaitu level 1 tidak ada masalah, level 2 ada sedikit masalah dan level 3 ada masalah yang cukup serius.Contoh perhitungan kualitas hidup dapat dilihat pada Lampiran 9. Kualitas hidup pasien DM tipe 2 dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel4.3 Kualitas hidup pasien DM tipe 2 berdasarkan dimensi EQ5D No Mobilitas Perawatan Diri Kegiatan Rutin Rasa Sakit Kecemasan Skor Jumlah Pasien Total skor 1 1 1 1 1 1 1 8 8 2 1 1 1 1 2 0,848 5 4,240 3 1 1 1 2 1 0,796 18 14,328 4 1 1 1 2 2 0,725 14 10,150 5 2 1 1 2 2 0,656 1 0.656 6 2 1 2 1 2 0,743 1 0,743 7 2 1 2 2 1 0,691 1 0,691 8 2 1 2 2 2 0,620 1 0,620 9 2 2 2 2 3 0,082 1 0,082 Total 50 38,854 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kualitas hidup pasien di Puskesmas Helvetia Kota Medan termasuk kualitas hidup yang baik dimana jumlah pasien dengan skor 0,5 berjumlah 49 orang dan pasien dengan skor 0,5 Universitas Sumatera Utara 32 berjumlah 1 orang. Kualitas hidup yang paling banyak berada pada dimensi 11121 dengan skor 0,796 yang berjumlah 18 pasien.

4.4 Analisis Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2