5 Patogenesis 6 Diagnosis VAP TINJAUAN PUSTAKA
Usia 60 tahun Obat
paralitik, sedasi
intravena Musim panas
Acute Respiratory
Distress Syndrome
ARDS Menerima
4 unit
produk darah
PPOK dan atau penyakit paru
Penilaian tekanan
intrakranial Koma atau penurunan
kesadaran Ventilasi mekanis 2
hari Luka bakar dan trauma
Positive end-expiratory
pressure Gagal organ
Reintubasi Keparahan penyakit
Pipa nasogastric Aspirasi volume lambung Posisi terlentang
Kolonisasi lambung dan pH
Transpor keluar dari ICU
Kolonisasi saluran napas atas
Antibiotik sebelumnya
atau tanpa antibiotik Sinusitis
Sumber: Rozaliyani dan Swidharmoko, 2010
2. 2. 5 Patogenesis
Kolonisasi orofaringeal oleh bakteri Gram-negatif enterik terjadi di sebagian besar rumah sakit karena imobilisasi, gangguan kesadaran, selang
nasogastrik, higiene buruk, inhibisi sekresi asam lambung. Kolonisasi tersebut akan berlanjut pada aspirasi sekresi nasofaringeal yang menyebabkan terjadinya
VAP Ward et al., 2006
Universitas Sumatera Utara
Faktor pejamu Pemberian awal antibiotik
Alat invasif Kolonisasi saluran cerna
Obat-obat yang berpengaruh terhadap pengosongan lambung dan pH
Aspirasi
Air yang terkontaminasi, obat-obat cair, Alat terapi pernapasan
Inhalasi
Infeksi transtorak Bakterimia primer Bronkiolitis
Translokasi gastrointestinal Bronkopneumonia fokalmultifokal
Bakterimia sekunder Bronkopneumonia berat
Systemic inflammatory response syndrome
Disfungsi organ nonpulmoner Abses paru
Sistemik penjamu dan mekanisme pertahanan
saluran napas atas Gambar 2. 2 Skema Patogenesis VAP
Sumber: Kollef, 1999
Universitas Sumatera Utara
2. 2. 6 Diagnosis VAP
Uji diagnostik dilakukan untuk dua tujuan yaitu: 1 menegakkan diagnosis pneumonia dari kumpulan tanda dan gejala, 2 menentukan patogen penyebab
pneumonia. Beberapa penelitian menyimpulkan gambaran radiografi berupa infiltrat
dan minimal satu dari gejala demam, leukositosis, atau sekret trakea yang purulen, menjadi kriteria diagnostik yang memiliki sensitivitas tinggi tetapi spesifisitas
rendah. Semua pasien yang dicurigai VAP harus dilakukan kultur darah untuk
mengenal indikasi pneumonia atau infeksi ekstrapulmoner American Thoracic Society dan Infectious Disease Society of America, 2004.
Johansen et al., 1972 dalam Kalanuria et al., 2014 menjelaskan kriteria klinis untuk diagnosis VAP terdapat pada The Clinical Pulmonary Infection Score
CPIS yang dibagi atas gejala klinis, fisiologis, mikrobiologi, dan gambaran radiografi yang memenuhi angka prediksi ada atau tidak VAP. Skor total dapat
berada di antara 0 – 12 dengan skor ≥ 6 menunjukkan korelasi tegaknya VAP.
Tabel 2. 7 The Clinical Pulmonary Infection Score CPIS Parameter
Hasil Skor
Temperatur C
36,5 – 38,4
C 38,5
– 38,9 C
36 atau ≥ 39 C 1
1
Leukosit per mm
3
4000 – 11000mm
3
4000 atau 11000 mm
3
1 Sekret trakea
Tidak ada atau sedikit Ada, tidak purulent
Purulent 1
2
Oksigenasi PaO
2
FiO
2
240 atau ARDS 240 dan non ARDS
2 Foto torak
Tidak ada infiltrat Infiltrat difus
Infiltrat lokal 1
2
Sumber: Kalanuria, 2014
Universitas Sumatera Utara
2. 2. 7 Terapi Antibiotik