Beberapa Istilah Kitabah Menulis

12 olehpengetahauan pelajar yang sedang berkembang mengenai sistem bahasa kedua errors.

2.3 Beberapa Istilah Kitabah Menulis

Kata Kitabah berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentukandari kata kataba, yaktubu, katban, kitaban, dan kitabatan.Kitabah berarti tulisan, kata ini juga berarti menyusun, mengumpulkan, dan mendaftarkan. Muradi 61:2015 MenurutHusein 2006:27: ﻲﻓ ﺕﺎﻤﻠﻜﻟﺍ ﻊﺿﻭﻭ ،ﺕﺎﻤﻠﻜﻟﺍﻭ ﻑﻭﺮﺤﻟﺍ ﻢﺳﺮﻟ ﺔﻳﻮﻀﻌﻟﺍ ﺔﻛﺮﺤﻟﺍ ﻮﻫﻭ : ﺔﺑﺎﺘﻜﻟﺍ ﺕﺎﻣﻼﻋ ﻝﺎﻤﻌﺘﺳﺍﻭ ،ﺎﺤﻴﺤﺻ ءﺎﺠﻫ ﺕﺎﻤﻠﻜﻟﺍ ﻲﺠﻬﺗﻭ ،ﺕﺍﺮﻘﻓ ﻲﻓ ﻞﻤﺠﻟﺍﻭ ,ﻞﻤﺟ . ﺎﻣءﻼﻣ ﻻﺎﻤﻌﺘﺳﺍ ﻢﻴﻗﺮﺘﻟﺍ al- kitābatu: wa huwa al-ḥarakatu al-‘adwiyatu lirasmi al-ḥurūfi wa al- kalimāti, wa waḍa’a al-kalimāta fī jumalin, wa al-jumali fi faqrātin, wa tuḥajjī al- kālimātu hijāan ṣaḥīḥan, wa isti’mālu ‘alāmātu at-tarqīm `isti’mālan mulāiman` menulis: suatu kegiatanuntuk merangkai huruf dan kata, dan menempatkankata- katadalam kalimatdan kalimatmenjadi paragraf, danmenyusun kata-katadengan susunanyang benar, dan menggunakan tanda baca dengan penggunaan yang tepat `. Sementara itu, terdapat istilah yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu Insya’ yang berarti mencipta, membuat, membina, susunan dan karangan. Menurut Al-Hindawy dalam Muradi 2015: 63 Insya’adalah fenomena yang benar karena kuatnya ide seseorang dalam dirinya dan dalam segala hal, yaknikuatnya ungkapan tentang idenya dan perasaannya dengan menggunakan bahasa yang benar.Kemudian Keraf 1980:34 Insya’ dalam bahasa inggris disebut dengan compotition yang berarti mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembaca. Universitas Sumatera Utara 13 Dari beberapa defenisi Insya’ di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Insya’adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapakan ide-idenya dan persaannya dengan menggunakan bahasa yang benar baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Munawwar dalam Muradi 2015:67 terdapat terminologi lain yang sering digunakan dalam pengertian menulis dan mengarang, yaitu ta’bir ungkapan. Kata ta’bir merupakan kata bentukan dari ‘abbara, yu’abbiru, ta’biran yang berarti menjelaskan.Sedang ta’birjuga berarti penjelasan.Sementara itu, defenisi ta’birmenurut pendapat para ahli bahasa Arab adalah sebagai berikut: 1. Ahmad mendefinisikan ta’bir sebagai acuan atau hasil gubahan yang dituangkan seseorang yang berasal dari gagasannya dan perasaannya guna memenuhi segala kebutuhannya dalam kehidupan. 2. Ma’ruf. al-Dulaimy dan al-Waily mendefinisikan ta’bir sebagai sesuatu yang harus dilatih secara sistematis yang berjalan sesuai dengan rencana yang matang sehinggadapat mencapai apa yang dikehendaki pada tingkat dimana seseorang dapat mengungkapkan gagasannya, idenya dan perasaannya yang bersumber dari apa saja yang dilihat dan dari pengalaman hidup dengan bahasa yang tepat sesuai dengan jalan pikiran tertentu. 3. Madkur menyatakan bahwa ta’bir sebagai kreativitas bahasa yang halus baik secara lisan maupun tulisan, yang memperhatikan kondisi dan sesuai dengan situasi. Sementara definisi ta’bir secara operasional adalah kemampuan menguasai bahasa sebagai media untuk mengungkapkan ide dan gagasan dan mengomunikasikannya. Beberapa definisi ta’bir di atas, dapat ditarik sebuah simpulan bahwa ta’bir adalah kreativitas yang sistematis yang berjalan sesuai dengan rencana yang matang sehingga seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaannya dengan menggunakan bahasa yang tepat baik secara lisan maupun tulisan. Pendapat al-Sayyid ini diperkuat oleh al-‘Azawy dalam al- Dulaimy dan al-Waily 2003 bahwa termenologi insya berbeda Universitas Sumatera Utara 14 dengan termenologi ta’bir.Kata insya berarti ciptaan dan buatan.Kata ciptaan dan buatan bukanlah sesuatu yang disediakan untuk semua orang. Namun ia merupakan anugerah atau pemberiann sebagai awal yang perlu dikembangkan. Sementara, ta’biradalah ungkapan yang disampaikan oleh seseorang sesuai dengan kehidupan yang ia hadapi dengan ide yang jelas, bahasa yang lugas, performa yang tepat yang dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca. Jadi makna ta’bir lebih luas dari makna insya. Maka dari beberapa uraian di atas dapat difahami bahwa Insya’adalah kegiatan mengarang dalam bahasa Arab sesuia kaidah yang ditentukan dalam bahasa yang baik dan benar. Hasil karangan yang baik tentu berdasarkan pada sempurnanya bahasa dan rangkaian kata yang sesuai dengan peraturan mengarang sesuai dengan yang dijelaskan oleh Indriati dalam Muradi 2015:65 bahwa: tulisan yang efektif harus mengandung unsur- unsur : 1. Singkat Dalam arti tidak perlu menambahkan hal –hal di luar pokok tulisan serta tidak mengulang-ngulang yang sudah dijelaskan. 2. Jelas Kejelasan dalam arti tidak mempunyai arti ganda ambigu. 3. Tepat Dalam arti pemilihan kosa kata harus tepat mengembangkan apa yang dimaksudkan penulis. 4. Aliran logika lancar Dalam arti paparan ide pokok didukung oleh penjelasan dan kesimpulan. 5. Koheren Dalam arti ide-ide pokok harus saling berkaitan mendukung ide utama sehingga seluruh bagian tulisan merupakan kesatuan yang saling berhubungan. 2.4 Nahwu dan Sharaf Sebagai Komponen Insya’ 2.4.1 PengertianNahwu dan Sharaf