Waktu Pelayanan, Denah, dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Radya Pustaka

commit to user l Sumber: Museum Radya Pustaka Gambar 2.2. Struktur Organisasi Museum Radya Pustaka

D. Waktu Pelayanan, Denah, dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Radya Pustaka

Berikut adalah mengenai waktu pelayanan dan denah Museum Radya Pustaka Surakarta sebagai informasi kepada wisatawan yang hendak mengunjungi Museum: Pelayanan Museum Radya Pustaka bagi wisatawan, yaitu: · Hari Selasa-Kamis : 08.00-14.00 WIB · Hari Jum’at-Sabtu : 08.00-13.00 WIB · Hari Minggu : 08.00-14.00 WIB · Hari Senin dan Hari Besar : Libur Koleksi yang ada di museum ini diletakkan kepada tata ruang yang telah diatur sedemikian rupa. Koleksi tersebut antara lain: 1. Halaman Depan Perpustakaan Kurnia Heni Wati Keuangan dan Administrasi Widyastuti Fajarini Pemandu Soemarni Wijayanti Penjaga Museum Fajar Suryanto Penjaga Tiket Portir Ruli Retina Ketua Museum Radya Pustaka Winarso Kalingga commit to user li Di halaman depan, di depan gedung museum, para pengunjung akan menjumpai sebuah patung dada R. Ng. Rangga Warsita. Beliau adalah seseorang pujangga keraton Surakarta yang sangat termasyur dan hidup pada abad ke-19. Patung ini diresmikan oleh presiden Soekarno pada tahun 1953. di depan dan di belakang patung ini terdapat prasasti yang menggunakan aksara Jawa. 2. Ruang Pertama Terdapat tempat pembelian tiket masuk dan ada beberapa meriam baroda dari masa VOC yang berasal dari abad ke-17 dan ke-18. Sementara itu ada pula beberapa meriam-meriam kecil milik Keraton Kartasura. 3. Ruang Kedua Terdapat kolesi peralatan kesenian yang berupa koleksi wayang. Koleksi wayang yang dimiliki, antara lain Wayang Golek Menak, Wayang KrucilKlitik, Wayang Suket, Wayang Kaper, Wayang Purwa, Wayang Madya, Wayang Gedhog, Wayang Beber. 4. Ruang Ketiga Ruangan pada sisi sebelah kiri ini disebut sebagai ruang keramik karena memuat koleksi keramik, porselen dan gelas-gelas. Ada ruang penghubung yang berisikan meja-meja marmer, kursi-kursi dan meriam Lela. Adapun almari panjang yang ditata berbagai koleksi keris, pedang, dan tombak. Sedangkan sisi kanan disebut sebagai ruang senjata tradisional. 5. Ruang Keempat Merupakan ruang penghubung. Ruang ini untuk menghubungkan ruang satu ke ruang yang lainnya. 6. Ruang Kelima commit to user lii Ruang ini digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka atau biasa disebut Tosan Aji yang berupa keris, belati, mata tombak dan bermacam- macam pedang diantara milik Sunan Amangkurat IIIKartosuro dan gada besi milik Keraton Surakarta. 7. Ruang Keenam Ruang ini adalah ruang perpustakaan. Ruang tersebut merupakan inti dari Museum Radya Pustaka. Karena bila ditilik dari artinya, Radya berarti negara atau keraton, Pustaka berarti perpustakaan. Perpustakaan ini sebagian besar koleksinya terdiri atas buku-buku dalam tulisan Jawa. Buku-buku tersebut berisi tentang pengetahuan dan kebudayaan terutama tentang sejarah, adat istiadat, kesenian, pranata mangsa dan lain-lain. Perpustakaan Radya Pustaka melayani masyarakat umumbaik mahasiswa, pelajar maupun perorangan. 8. Ruang Ketujuh Merupakan ruang koleksi benda perunggu ruang yang berhadapan dengan ruang perpustakaan. Ruangan ini menyimpan arca-arca maupun bentuk benda-benda lain seperti genta, padupan, cermin, dan sebagainya. 9. Ruang Kedelapan Ruang ini merupakan ruangan memorial, merupakan ruang bekas kantor Gusti Panembahan Hadiwidjojo. 10. Ruang Kesembilan Ruang ini disebut ruang etnografika, karena terdapat berbagai macam koleksi gamelan peninggalan Keraton Surakarta. Ruang etnografi menyajikan dua perangkat gamelan dengan laras slendro dan pelog, terdapat juga koleksi kremun dan tandu sesaji, jodang yaitu alat angkut yang dipikul manusia, commit to user liii mesin jam panggung taman Kartosuro, bermacam-macam kuluk, blangkon dan berbagai peralatan rumah tangga. 11. Ruang Kesepuluh Ruangan ini merupakan ruang yang ditempati Kyai Rajamala. Sebuah patung kepala raksasa yang telah berusia lebih dari dua ratus tahun yang terbuat dari kayu jati yang diambil secara khusus dari hutan Donoloyo Wonogiri ini memiliki riwayat yang sangat panjang dan terkait erat dengan perjalanan sejarah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Nama Rajamala sendiri diambil dari cerita Kerajaan Kicakapura, yakni dari nama telur kura-kura jelmaan Dewi Watari, seorang putri cantik pengawal Resi Indradewa. Patung tersebut jumlah sebenarnya adalah dua, yang satu lainnya disimpan di Keraton Surakarta. Patung ini ialah hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk mengambil permaisuri Pakubuwono IV yang berasal dari madura. Kyai Rajamala bagi Museum Radyapustaka bukanlah sebuah benda koleksi biasa, sampai sekarang patung ini masih dianggap keramat dan sering diberi sesajian. Konon kalau lupa memberian sesajian patung ini akan mengeluarkan bau amis. 12. Ruang Kesebelas Di ruang ini terdapat berbagai macam miniatur. Ada miniatur Keraton Surakarta, Masjid Agung Demak, Makam Imogiri, dan berbagai macam koleksi arca. 13. Ruang Keduabelas Merupakan halaman belakang dan ruang administrasi atau kantor. Di sini dijumpai arca-arca batu dan batu nisan yang bertuliskan huruf Tionghoa. commit to user liv Denah Ruang Museum Radya Pustaka Surakarta ditunjukkan dengan gambar berikut ini: Denah Ruang Museum Radya Pustaka Halaman Depan Ruang I TerasTiket Ruang II Ruang Wayang Ruang II Ruang Wayang Ruang V Ruang Tosan Aji Pusaka Ruang III Ruang Keramik Ruang VII Ruang Perunggu Ruang VI Ruang Perpustakaan Ruang X Ruang Rajamala Ruang VIII Ruang Memorial RUANG PENGHUBUNG RUANG IV Ruang IX EtnografiGamelan Ruang XI Ruang Miniatur commit to user lv Sumber: Museum Radya Pustaka Gambar 2.3 Denah Ruang Museum Radya Pustaka Untuk jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Radya Pustaka.dari tahun terjadinya kasus 2007 hingga tahun pembuatan laporan penelitian ini Mei 2010 dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 2.1. Daftar pengunjung Museum Radya Pustaka tahun 2007 Bulan PENGUNJUNG Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah Januari 25 1424 1449 Februari 55 606 661 Maret 75 678 753 April 22 1322 1344 Mei 49 783 832 Juni 57 1128 1185 Juli 111 812 923 Agustus 108 610 718 September 146 540 686 Oktober 30 504 534 November Museum di segel oleh Poltabes Solo Desember Jumlah 678 8407 9085 Sumber : Museum Radya Pustaka Surakarta commit to user lvi Tabel 2.2. Daftar pengunjung Museum Radya Pustaka tahun 2008 Bulan PENGUNJUNG Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah Januari mulai dibuka kembali tanggal 14 Januari 72 377 449 Februari 94 388 482 Maret 57 412 469 April 93 909 1002 Mei 100 429 529 Juni 74 811 885 Juli 123 589 712 Agustus 129 385 514 September 43 157 200 Oktober 38 389 427 November 48 625 673 Desember 834 165 999 Jumlah 1705 5636 7341 Sumber : Museum Radya Pustaka Surakarta commit to user lvii Tabel 2.3. Daftar pengunjung Museum Radya Pustaka tahun 2009 Bulan PENGUNJUNG Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah Januari 122 968 1090 Februari 85 641 726 Maret 70 593 663 April 177 1123 1300 Mei 118 521 639 Juni 100 1036 1136 Juli 131 1640 1771 Agustus 112 581 693 September 68 311 379 Oktober 73 1529 1602 November 88 1322 1410 Desember 106 1327 1433 Jumlah 1250 11592 12842 Sumber : Museum Radya Pustaka Surakarta Tabel 2.4. Daftar pengunjung Museum Radya Pustaka tahun 2010 Bulan PENGUNJUNG Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah Januari 61 800 861 Februari 72 1253 1325 Maret 83 1335 1418 April 184 1890 2074 Mei 62 1403 1465 Jumlah 462 6681 7143 Sumber : Museum Radya Pustaka Surakarta Dapat dilihat dari Bulan November, Desember 2007, hingga awal Januari 2008 Museum ditutup hal ini adalah untuk keperluan penyidikan oleh pihak Kepolisian. Dan dari tabel kunjungan wisatawan Museum Radya Pustaka tahun 2008 mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan hal ini dimungkinkan karena pandangan masyarakat mengenai koleksi Museum yang diragukan commit to user lviii keasliannya karena adanya kasus pemalsuan dan pencurian arca yang telah terjadi di tahun 2007. Namun setelah tahun 2009 dengan telah dibentuknya perubahan internal Museum serta dilakukannya kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki citra negatif Museum, jumlah kunjungan Museum telah mengalami penigkatan.

E. Kasus Pemalsuan dan Pencurian Arca di Museum Radya Pustaka Surakarta