Tanaman belimbing sendiri memiliki khasiat yang tak sedikit untuk kesehatan.Akarnya berkhasiat sebagai anti-inflasi dan diuretik.Daunnya berkhasiat
sebagai anti-inflasi, antipiretik dan diuretik.Bunganya berkhasiat sebagai antipiretik dan ekspektoran.Buahnya berkhasiat anti-inflasi, analgesik dan diuretik Santoso, 2008.
Belimbing termasuk tanaman yang mudah diurus.Banyak tanaman belimbing yang tumbuh dipekarangan penduduk seumur-umur tidak pernah dirawat ataupun
dipupuk, hanya pembungkusan buah saja yang kerap dilakukan manakala berbuah. Berikut ini adalah bagaimana cara bertanam tanaman belimbing :
a. Penanaman Bibit
Sebelum membeli bibit, dianjurkan dua minggu sudah terlebih dahulu membuat lubang tanam. Membuat lubang tanam ini mirip dengan membuat tong
sampah yaitu dengan ukuran 60cm x 60cm x 60cm, dengan jarak antar lubang 5 x 5 meter atau 6 x 6 meter.
Ketika menggali lubang, hendaknya tanah galian jangan dicampur.Antara top soil dengan tanah yang ada pada lapisan bawah.Setelah
lubang digali, biarkan dijemur terlebih dahulu selama beberapa hari.Bagian atas tanah dicampur dengan pupuk kandang dan kompos untuk kembali dimasukkan
sebagai penimbun bibit yang ditanam.Setelah itu, bibit dimasukkan kedalam lubang dan ditutup dengan tanah.
b. Perawatan
Tanaman belimbing pada umumnya relatif mudah dalam masalah perawatannya, namun tetap saja diperlukan keseriusan dalam penanganannya
jika diinginkan hasil yang memuaskan.Salah satu faktor yang diperlukan adalah
Universitas Sumatera Utara
dalam hal pemangkasan, yang berdampak pada produksi buah pertanaman.
Pemangkasan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 1 – 1,5 tahun.
Dalam bercocok tanam, tentu saja tidak akan dapat terlepas dari gangguan berupa hama dan penyakit, yang menghinggapi tanaman. Meski jarang ditemukan dan
dikeluhkan oleh para pemilik tanaman belimbing, namun sekali tanaman diserang dampaknya besar juga, yakni busuk dan lama-lama kering dan mati. Untuk mencegah
dan membasmi hama dan penyakit tersebut dapat menggunakan pestisida dengan batas ambang yang telah ditentukan Sinora dan Deden, 2007.
2.2 Landasan Teori
Suatu rencana usahatani dalam asasnya harus mengandung hal-hal sebagai berikut : jenis dan nilai jumlah masukan input, jumlah dan harga masukan input
yang akan dipergunakan dan dibeli, jumlah uangkredit yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan rencana, jumlah produksi yang akan diperoleh dan pula yang
disediakan untuk dijual guna pengembalian utang dan keuntungan bersih yang diharapkan Tohir, 1991.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui produksi pertanian yang berlebih maka diharapkan memperoleh pendapatan tinggi. Dengan
demikian, harus dimulai dengan merencanakan untuk menentukan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang
secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimal. Dari definisi tersebut juga terlihat ada pertimbangan ekonomis di samping pertimbangan teknis
Soekartawi, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kegiatan usahatani selalu diperlukan faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja dan modal yang dikelola seefektif dan seefisien mungkin sehingga
memberikan manfat sebaik-baiknya. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan
dengan baik Soekartawi, 2011. Dari segi petani, pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan
antara berbagai alternatif penggunaan sumber daya dan faktor-faktor produksi yang terdiri dari : lahan, tenaga kerja, modal dan sarana produksi yang sangat mempengaruhi
keberhasilan usahataninya. Oleh sebab itu petani harus mampu memanfaatkan faktor produksi dan kesempatan yang ada. Petani berusaha semaksimal mungkin agar
mendapatkan keuntungan yang terus bertambah sehingga dapat menunjang bagi peningkatan pendapatan petani Soekartawi, 2006.
Dalam usahatani petani akan mengeluarkan biaya produksi yang besarnya biaya produksi tersebut tergantung kepada komponen biaya yang dikeluarkan petani seperti
harga dari input produksi, upah tenaga kerja dan besarnya harga produksi usahatani Prawirokusumo, 1990.
Usahatani yang produktif atau efisien yaitu usahatani yang produktivitasnya tinggi, umumnya dikatakan bagi usahatani yang bagus. Petani akan selalu mencari cara
mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi yang maksimal karena petani berpikiran bagaimana mendapatkan keuntungan yang
maksimum profit maximization. Dilain pihak, ketika petani dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam melaksanakan usahataninya, upaya memaksimalkan
keuntungan tetap akan dilakukan dengan menekan biaya produksi seminimal mungkin Hanafie, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas merupakan hasil persatuan lahan, tenaga kerja, modal misalnya ternak, uang, waktu atau input lainnya misalnya uang tunai, energi, air dan unsur
hara. Produktivitas merupakan tujuan utama usahatani, juga bagi rumah tangga petani, tetapi mereka mungkin tidak menilainya hanya berdasarkan nila-nilai pasar belaka
Hidayat, 1999. Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsistem dan ada yang bertujuan untuk mencari keuntungan disebut
usahatani komersial.Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan atau pendapatan bukan semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan keluarga Rismayani, 2007. Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk
membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil buah-buahan dan ongkos pasca panen, bahkan sampai buah-buahan tersebut dapat terjual. Disini termasuk pembelian
barang-barang dan pembayaran jasa pihak ketiga, baik itu didalam maupun diluar usahatani.Sedangkan pendapatan adalah hasil yang kita terima dari penjualan buah-
buahan maupun penerimaan dari usaha-usaha sampingan Rahardi dkk, 2007. Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi , terdiri dari pajak tanah, pajak air dan penyusutan alat-alat dan bangunan pertanian serta biaya perawatannya.
Sementara yang dapat digolongkan dalam biaya variabel antara lain biaya untuk bibit tanaman, pupuk, obat-obatan pembasmi hamapenyakit dan upah tenaga kerja Rahardi,
1993.
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran total usahatani total farm expenses didefenisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak
termasuk tenaga kerja keluarga petani Soekartawi,2011. Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumber daya
yang digunakan dalam usahatani. Nisbah seperti pendapatan kotor per hektar atau per unit kerja dapat dihitung untuk menunjukkan intensitas operasi usahatani Soekartawi,
2011. Untuk menghitung seluruh biaya digunakan rumus :
TC = FC + VC
Dimana : TC = Total Cost
FC = Fixed Cost VC = Variable Cost
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Py . Y
Dimana : TR = Total Penerimaan
Py = Harga Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani net farm income. Pendapatan bersih usahatani
mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman
yang diinvestasikan kedalam usahatani Soekartawi, 2011. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
I = R – TC = Py.Y – FC +VC
Dimana : I
= Pendapatan petani R
= Penerimaan Rp TC
= Biaya Total Rp Py
= Harga Produksi Rpkg Y
= Jumlah Produksi Kg FC
= Biaya Tetap fixed cost Rp VC
= Biaya Tidak Tetap variable cost Rp Suratiyah, 2006.
2.3 Penelitian Terdahulu