Tidak Memenuhi Asas Batas Minimum Pembuktian

perbedaan penjelasan waktu si terdakwa diperiksa di luar dengan di dalam persidangan, jadi dengan demikian si terdakwa yang memberikan penjelasan atau keterangan kepada hakim yang berbelit-belit atau tidak sesusai dengan berita acara pemeriksaan hal ini dapat menyulitkan bagi seseorang hakim untuk menentukan putusan khususnya putusan bebas demi hukum. 99

3.2 Tidak Memenuhi Asas Batas Minimum Pembuktian

Asas minimum pembuktian merupakan prinsip yang mengatur batas yang harus dipenuhi membuktikan kesalahan terdakwa. Atau dengan kata lain: asas minimum pembuktian ialah suatu prinsip yang harus dipedomani dalam menilai cukup atau tidaknya alat bukti membuktikan salah atau tidaknya terdakwa. Artinya sampai “batas minimum pembuktian” mana yang dapat dinilai cukup membuktikan kesalahan terdakwa. 100 Secara nyata Hakim menilai, pembuktian kesalahan yang didakwakan tidak memenuhi ketentuan batas minimum pembuktian. Misalnya alat bukti yang Kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa hanya didukung oleh satu alat bukti saja, sedang menurut ketentuan Pasal 183 KUHAP, agar cukup membuktikan kesalahan seorang terdakwa, harus dibuktikan dengan sekurang- kurangnya dua alat bukti yang sah. 99 https:zulfanlaw.wordpress.com20080710dasar-pertimbangan-hakim-dalam- menjatuhkan-putusan-bebas-demi-hukum diakses pada hari Sabtu tanggal 26 Maret 2016 pukul 16.35 100 M. Yahya Harahap Buku II, opcit. Halaman 283 Universitas Sumatera Utara diajukan di persidangan hanya terdiri dari seorang saksi saja. Dalam hal yang seperti ini, di samping tidak memenuhi asas batas minimum pembuktian juga bertentangan dengan Pasal 185 ayat 2 KUHAP, yang menegaskan asas unus testis nullus testis 101 Di atas telah diuraikan lima macam alat bukti yang dikenal dalam praktik peradilan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP. Di luar dari lima alat bukti di atas tidak dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah. Akan tetapi, bukan berarti pula bahwa seorang terdakwa baru dapat dikenakan sanksi pidana bila terpenuhinya kelima unsur alat bukti di atas, terdakwa dapat saja dijatuhi hukuman pidana jika kesalahannya dapat dibuktikan paling sedikit dengan dua jenis alat bukti yang disebutkan dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP. Jadi minimum pembuktian yang dianggap cukup membuktikan kesalahan terdakwa, sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah sesuai dengan pasal 183 KUHAP atau seorang saksi bukan saksi, 102 Jika ketentuan Pasal 183 dihubungkan dengan alat-alat bukti itu terdakwa baru dapat dijatuhi hukuman pidana, apabila kesalahannya dapat dibuktikan paling sedikit dengan dua jenis alat bukti yang disebut dalam Pasal 184 ayat 1. Kalau begitu, minimum pembuktian yang dapat dinilai cukup memadai untuk membuktikan kesalahan terdakwa “sekurang-kurangnya” atau “paling sedikit” . 101 Asas unus testis nullus testis ini merupakan asas pembuktian yang dianut dalam KUHAP, yang terdapat di dalam Pasal 185 ayat 2 yang menyatakan bahwa keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. Asas ini lazim disingkat dengan istilah: satu saksi tidak merupakan saksi. Lihat Ibid. Halaman 284 102 Moh. Taufik Makaro, opcit. Halaman 69 Universitas Sumatera Utara dibuktikan dengan “dua” alat bukti yang sah. Jelasnya untuk membuktikan kesalahan terdakwa harus merupakan 103 1. Penjumlahan sekurang-kurangnya seorang saksi ditambah dengan seorang ahli atau surat maupun petunjuk, dengan ketentuan penjumlahan kedua alat bukti tersebut harus “saling bersesuaian”, “saling menguatkan” dan tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lain; : 2. Atau bisa juga, penjumlahan dua alat bukti itu berupa keterangan dua orang saksi yang saling bersesuaian dan saling menguatkan, maupun penggabungan antara keterangan seorang saksi dengan keterangan terdakwa, asal keterangan saksi dengan terdakwa jelas terdapat saling persesuaian. Dalam hal penjatuhan putusan dalam perkara narkotika, yang notabene merupakan suatu perkara yang dipandang sangat krusial dalam masyarakat Indonesia, apalagi jika dalam perkara narkotika tersebut, sang Hakim menjatuhkan suatu putusan pembebasan kepada pelaku, hal ini pastilah akan menimbulkan kontroversi dalam masyarakat. Seorang Hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut, haruslah mempertimbangkan banyak hal secara hati-hati, baik itu yang bekaitan dengan tingkat perbuatan dan kesalahan yang dilakukan pelaku, keterangan-keterangan yang disampaikan oleh saksi dalam persidangan, maupun keterangan terdakwa sendiri. 103 M. Yahya Harahap Buku II, opcit. Halaman 283 Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, jika menurut Hakim, apabila faktor-faktor yuridis sebagaimana yang telah dijelaskan diatas tidak terpenuhi, maka Hakim harus menjatuhkan putusan bebas kepada terdakwa. Universitas Sumatera Utara BAB IV KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TERDAKWA YANG TELAH DIBEBASKAN MELALUI PENJATUHAN PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA 4.1 Kebijakan Hukum Pidana Dalam Tindak Pidana Narkotika 4.1.1 Kebijakan Penal

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PENJATUHAN PUTUSAN BEBAS TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 15

ANALISIS YURIDIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN BEBAS (Vrijspraak) TERHADAP TERDAKWA TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Putusan Mahkamah Agung No.1614K/PID.SUS/2012)

1 17 94

Analisis Yuridis Putusan Bebas (Vrijspraak) Dalam Tindak Pidana Narkotika (Putusan Nomor 279/PID.B/2011/PN.PLG)

1 10 9

ANALISIS PENJATUHAN PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) TERHADAP TERDAKWA MARTHEN RENOUW DALAM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG BIDANG KEHUTANAN OLEH HAKIM PENGADILAN NEGERI JAYAPURA

0 26 108

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 3 19

Analisis Penjatuhan Putusan Bebas (Vrijspraak) Terhadap Terdakwa Tindak Pidana Narkotika Dalam Kaitannya Dengan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

0 0 10

Analisis Penjatuhan Putusan Bebas (Vrijspraak) Terhadap Terdakwa Tindak Pidana Narkotika Dalam Kaitannya Dengan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

0 0 1

Analisis Penjatuhan Putusan Bebas (Vrijspraak) Terhadap Terdakwa Tindak Pidana Narkotika Dalam Kaitannya Dengan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

0 0 27

Analisis Penjatuhan Putusan Bebas (Vrijspraak) Terhadap Terdakwa Tindak Pidana Narkotika Dalam Kaitannya Dengan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

0 0 22

Analisis Penjatuhan Putusan Bebas (Vrijspraak) Terhadap Terdakwa Tindak Pidana Narkotika Dalam Kaitannya Dengan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

0 0 5